Kagama Ecoprint Academy Sukses Aplikasikan Pewarna dari Akar Bajakah

Sejak tahun 2021 lalu KAGAMA Ecoprint Academy (KEA) telah mengenalkan Kayu Ulin

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
KAGAMA Ecoprint Academy, Kuliah Kerja Nyata Pengabdian pada Masyarakat Univeritas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) sukses diadakan pada Senin (17/06/2023) lalu di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.TRIBUNKALTIM.CO/HO 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejak tahun 2021 lalu KAGAMA Ecoprint Academy (KEA) telah mengenalkan Kayu Ulin, sebagai tanaman khas endemik Kalimantan sebagai alternatif pewarna alami untuk tekstil ke seluruh Nusantara.

Berbagai event pelatihan, pameran dan fashion-show produk ecoprint di Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jakarta digelar sebagai wahana mengangkat potensi Kayu Ulin, yang semakin langka karena sebagian besar hanya dimanfaatkan untuk kepentingan konstruksi dan pembuatan kapal yang boros bahan baku.

Awal tahun 2023 ini bersama para entrepreneur yang pernah mengikuti pelatihan workshop KEA, eksplorasi pewarna dikembangkan dengan mengangkat potensi salah satu tanaman khas endemik Kalimantan yang lain yaitu Akar Bajakah.

Tanaman ini sebelumnya cukup masyur sebagai salah satu bahan suplemen herbal untuk kesehatan, hingga diminati dan dikespor ke macanegara.

Baca juga: Bersama Kagama, Ganjar Beri Solusi Kekurangan Air di Ponpes Balikpapan

Baca juga: Ganjar Pranowo Lantik 4 Pengurus Cabang Kagama di Wilayah Sumatera Utara

Dalam berbagai kesempatan seminar, pelatihan dan pameran produk tekstil dan fashion, kain ecoprint produk KEA berperwarna akar bajakah sudah mulai menarik minat para penggemar mode di Indonesia.

Salah satu even kerjasama KAGAMA Kalimantan Timur, KAGAMA Ecoprint Academy, Kuliah Kerja Nyata Pengabdian pada Masyarakat Univeritas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) sukses diadakan pada Senin (17/06/2023) lalu di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Wilayah yang tak jauh dari Kawasan Ibukota Negara (IKN) yang saat ini sedang dalam masa pembangunan ini menjadi salah satu tujuan KKN-PPM UGM selama Juli-Agustus 2023.

Program ini merupakan kelanjutan dari program yang sama tahun sebelumnya di mana KAGAMA Kalimantan Timur juga turut berperan mendukung aktifitas mereka kelasnya.

Peserta pelatihan yang berjumlah 30 orang adalah warga masyarakat sekitar terutama perempuan yang dikoordinasikan oleh Tim Penggerak PKK Kecamatan Sepaku.

Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Sepaku, Aminah S.Pd. mengaku berbahagia dan berterima kasih atas pelatihan ketrampilan untuk kamum perempuan ini.

“Perempuan dipilih dengan maksud pengembangan ecoprint khas ini bertujuan memberdayakan dan memperkuat peran perempuan dalam meningkatkan taraf ekonomi keluarga melalui produk-produk home industry bernilai ekonomi tinggi” tegasnya.

Ketua Pengda KAGAMA Kalimantan Timur, Fauzul Idhi menyatakan KAGAMA di seluruh daerah, khususnya Kalimantan Timur memiliki komitmen kuat untuk mendukung aktivitas perguruan tinggi (UGM) terutama yang langsung menyentuh masyarakat lapisan terbawah di daerah.

Setiap tahun kami berupaya berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat yang juga menjadi program adik-adik mahasiswa KKN-PPM UGM.

Salah satunya saat ini yang diangkat hasit riset yang kami miliki di KEA mengangkat potensi vegetasi endemik Kalimantan supaya dapat dimanfaatkan lebih bijak dan ramah alam.

Bajakah yang bernama latin Spatholobus Littoralis merupakan tanaman cukup besar dan kuat, namun tumbuh dengan cara merambat.

Tanaman dengan bentuk batang bersulur ini bisa merambat hingga ke puncak pohon yang dirambatinya.

Sebagai penyembuh kanker, bajakah telah lama digunakan oleh suku Dayak secara turun temurun. Pemanfaatan batang akar atau sulur bajakah sebagai pewarna alami tekstil akan menghasilkan warna spesifik paduan kuning, gading dan hijau.

Pada pelatihan kali ini pewaran tersebut diaplikasikan pada berbagai bentuk kain antara lain kain polos, syal, phasmina, sajadah, totebag dan kaos.

Daun pola yang digunakan berasal dari lingkungan tempat tinggal peserta kemudian dilengkapi dengan daun yang memiliki pola kuat yaitu daun Lanang (Oroxylum indicum) dan daun Jati (Tectona grandis).

Secara umum seluruh peserta berhasil membuat produk yang dilatihkan yang dapat dilihat pada saat evaluasi dan penutupan acara sore harinya.

Baca juga: Kagama Jalin Kerja Sama dengan Pemkab Gowa, Ganjar Tanda Tangani MoU Penerapan Program Desa Inklusif

Perwakilan mahasiswa KKN-PPM UGM, Inayah Arif Ardiyanti dan Wahyu Dwi Afriyani menyatakan terima kasih dan apresiasinya kepada KEA yang mendukung penuh program kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Bahkan keduanya akan menidaklanjuti pengalaman baru ini dalam studi lebih lanjut melalui Tugas Akhir atau Skripsi tentang Ecoprinting dan pewarna alami ramah alam berbasis tanaman endemic lokal Indonesia. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved