Berita Nasional Terkini
Minta Diringankan Saat Ajal Menjemput, Umar Patek Menangis Jumpa Keluarga Korban Bom JW Marriott
Pertemuan Umar Patek dengan keluarga korban bom JW Marriott berlangsung haru.
Dia bahkan sempat menjadi petugas pengibar bendera Merah Putih dalam upacara 17 Agustus di Lapas Porong pada tahuan 2017.
Umar Patek kemudian keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Surabaya, Porong, Sidoarjo pada 7 Desember 2022.
Baca juga: Kelompok Teroris JI di Lampung, Pernah Sembunyikan Dalang Bom Bali dan Rencanakan Serangan ke Polisi
Statusnya berubah dari narapidana menjadi klien pemasyarakatan.
Dia wajib mengikuti program bimbingan dari Balai Pemasyarakatan (Bapas) Surabaya sampai 29 April 2030.
Jika dia kembali berulah, statusnya dicabut dan dia kembali dipenjara.
Sementara itu Ketua FKAAI, Suhail mengatakan pihaknya sudah dua kali menggelar kegiatan tragedi JW Marriott.
Pertama, memperingati 10 tahun tragedi bom bunuh diri yang berlangsung di Hotel JW Marriott Jakarta Selatan atau di lokasi kejadian.
"Nah sekarang kita sudah 20 tahun sebagai ulang tahun emasnya, istilahnya tragedi emas itu kita peringati. Semoga teror bom tidak pernah terjadi lagi," tuturnya di Plaza Semanggi, Sabtu (5/8/2023).
Baca juga: Kelompok Teroris JI di Lampung, Pernah Sembunyikan Dalang Bom Bali dan Rencanakan Serangan ke Polisi
Rekam Jejak Umar Patek
Umar Patek dikenal juga dengan sebutan Umar Kecil, Umar, Pa'tek, Pak Taek, Abu Syekh, dan Zacky.
Umar Patek diyakini juga telah melatih kelompok pejuang Abu Sayyaf dalam pembuatan bom di Filipina Selatan.
Patek pernah dilaporkan tewas pada 14 September tahun 2006 ketika terjadi pertempuran dengan pasukan pemerintah Pemerintah dan pasukan militan di Provinsi Sulu, Filipina.
Namun laporan ini tidak pernah dikonfirmasi dan Patek masih sedang dicari.
Australia mengatakan Abu Sayyaf menyembunyikan Umar Patek, termasuk ahli perakit bom Indonesia yang telah gugur dalam penyergapan densus 88, Dulmatin.
Baca juga: Berbekal Drone, TNI-Polri Ketahui Tempat Persembunyian KBB Papua, 3 Anggota Teroris Ditembak Mati
Keduanya pergi ke Filipina selatan pada tahun 2003 untuk menghindari penangkapan oleh pihak berwenang Indonesia setelah serangan Bom Bali.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.