Pilpres 2024
PAN sama dengan Golkar, tak Akan Dukung Anies Baswedan, Pengamat: Airlangga dari Dulu Milik Presiden
Setelah Golkar, kini PAN juga menyatakan tidak akan mendukung bakal capres, Anies Baswedan. Pengamat menyebut: Airlangga dari dulu milik Presiden
TRIBUNKALTIM.CO - Kini, PAN menyusul Golkar menyatakan menutup untuk bergabung di Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung bakal capres, Anies Baswedan.
Sebelum PAN, Golkar lebih dulu menyebut dua pilihan antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, dan tidak mungkin Anies Baswedan.
Terbaru hari ini, Senin (7/8/2023) PAN menyatakan juga tidak akan mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.
Ketegasan PAN ini disampaikan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga.
Viva Yoga mengatakan sikap PAN sama dengan Partai Golkar soal peluang mendukung bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan.
Senin (7/8/2023) di Kantor DPP PAN, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Viva Yoga mengatakan, "Sama (dengan Golkar), kan dari awal saya mengatakan bahwa PAN akan berkoalisi dengan partai pemerintah."
Politikus partai berlambang matahari putih itu menekankan bahwa PAN bakal berkoalisi dan mendukung bakal capres yang memiliki kemungkinan menang tertinggi.
Pilihan ini dikarenakan PAN sudah dua kali mengalami kekalahan pada Pilpres 2014 dan 2019.
"Prediksi untuk itu adalah pasangan calon yang memiliki tren kenaikan elektabilitas yang cenderung naik dan kita melihat realitas sosial di lapangan," katanya seperti dikutip TribunKaltim.co dari TribunBekasi.com di artikel berjudul Sama dengan Golkar, Sikap PAN Tegas: Tutup Pintu untuk Anies Baswedan pada Pilpres 2024.
Bakal capres Anies Baswedan ini diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang berisi dua parpol oposisi yakni Demokrat dan PKS serta satu parpol koalisi pemerintah yaitu, Nasdem.
Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.tv, Pengamat Politik dan Akademisi Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menduga alasan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tak mendukung bakal capres Anies Baswedan di Pilpres 2024 karena tak mendapatkan restu dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Menurut dia, Airlangga bisa menjadi orang nomor satu di partai politik (parpol) berlambang pohon beringin tersebut dalam Musyawarah Nasional (Munas) 2019 karena mendapatkan dukungan dari Presiden Jokowi.
"Pak Airlangga itu dari dulu milik presiden. Kalau Presiden tidak ke Anies, Airlangga dan Golkar juga tidak.
Baca juga: Tak akan Didukung Golkar di Pilpres 2024, Anies Baswedan Tanggapi Santai: Bukan Hal Baru
Airlangga itu dulu pas munas didukung oleh Jokowi, makanya Airlangga tidak mungkin dukung Anies, karena Presiden tidak mendukung Anies," kata Ujang kepada Kompas TV, Senin (7/8/2023).
Meski begitu, ia mengaku tak mengetahui apakah ada paksaan terhadap Airlangga dan Golkar untuk tak mendukung Anies seperti yang dikatakan oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
"Saya sudah membaca politik belakang layar, sejatinya memang Airlangga dan Golkar tidak ke Anies. Ada paksaan atau tidak, bisa iya atau tidak. Itu Pak Airlangga sendiri yang tahu."
"Konsekuensi kalau mendukung Anies itu persoalan hukum akan terus naik, akan mengintai dirinya, bisa menjerat dirinya. Makanya Golkar tidak akan melakukan bunuh diri politik. Itu sudah sesuai dari awal," katanya.
Ujang menyebut, parpol yang sudah berada di dalam barisan pendukung pemerintahan kemungkinan besar hanya akan menjatuhkan pilihan ke bakal capres Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto.
"Saya dari dulu melihat partai-partai pendukung pemerintah, di luar Nasdem itu tidak akan mendukung Anies, karena pasti takut, karena banyak tersandera oleh persoalan-persoalan hukum.
Koalisi pemerintah juga berkomitmen di antara mereka untuk mendukung Ganjar dan Prabowo," ujarnya.
Sebelumnya, Surya Paloh menduga ada perasaan tak gembira saat Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan tak mendukung bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan di Pilpres 2024.
"Coba saya intip perasaan hatinya, apakah dia gembira menyatakan tidak mendukung Anies?
Kalau dia bergembira barangkali saya salah presepsi, tapi kalau batinnya barangkali entah bagaimana itu kita yang harus maklumi dan pahami," kata Surya Paloh seperti dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (6/8/2023).
Ia mengaku dirinya tak mempermasalahkan pernyataan dari Airlangga tersebut.
Sebab, setiap partai politik (parpol) memiliki otoritasnya masing-masing dalam menentukan pilihan di pesta demokrasi.
Baca juga: Teka-teki Dukungan Partai Golkar untuk Pilpres 2024: Pilih Dukung Prabowo Subianto/Ganjar Pranowo?
"Statemen Ketua Umum Partai Golkar, Bung Airlangga yang saya anggap sebagai adik itu, ya kami hormati. Saya pasti tahu kenapa dia enggak bisa dukung Anies," ujarnya.
Golkar Tak Mungkin Dukung Anies Baswedan
Melansir Tribunnews.com, politisi senior yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK) mengatakan Golkar memiliki pilihan yang sempit di Pilpres 2024.
Golkar kata JK hanya memiliki pilihan mendukung Prabowo atau Ganjar di Pilpres mendatang.
"Golkar, ya, kalau yang punya suara untuk juga menentukan itu kan termasuk DPD.
Karena saya kira sempit, hanya antara Pak Ganjar dengan Pak Prabowo," ujar JK di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (31/7/2023) seperti dikutip TribunKaltim.co dari TribunPalu.com di artikel berjudul Golkar Ogah Dukung Anies Baswedan, Surya Paloh Sindir Soal Batin Airlangga Hartarto: Maklum.
Sementara itu, Ketum Golkar Airlangga Hartarto membenarkan pernyataan Jusuf Kalla tersebut.
Dia mengakui partainya memiliki pilihan yang sempit di Pilpres 2024 yakni hanya mendukung Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo saja.
"Itu sangat benar (Hanya Prabowo atau Ganjar)," kata Airlangga Hartarto usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/8/2023).
Airlangga juga menegaskan bahwa partainya tidak mungkin mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024 nanti.
"Benar (tidak akan dukung Anies)," kata Airlangga Hartarto.
Airlangga mengatakan partainya kini sedang menyusun langkah terakhir dalam menentukan arah politik pada 2024 mendatang.
Namun Airlangga Hartarto tidak menjelaskan lebih jauh mengenai langkah terakhir tersebut.
"Langkah chapter terakhir. Sekarang udah masuk chapter terakhir. Makasih," katanya.
Baca juga: Terjawab Sudah Golkar Dukung Siapa di Pilpres 2024? Lodewijk Ungkap Peluang Dukung Anies Baswedan
Kemungkinan PAN Koalisi dengan PKB
Setelah tidak mendukung Anies Baswedan, akankah PAN berkoalisi dengan PKB?
Komunikasi Partai Amanat Nasional (PAN) dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terjalin baik.
Selama ini Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar cukup akrab.
“Bang Zul dengan Cak Imin itu dekat sebenarnya.
Jadi kalau pernyataan-pernyataan di media biasalah seperti itu,” kata Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi saat ditemui di DPP PAN, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (7/8/2023).
Adapun PKB sempat menunjukkan resistensi pada PAN jika ingin bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk bersama Gerindra.
Sebab, PAN mendorong Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) Prabowo Subianto.
Sementara itu, PKB menjagokan Ketua Umum Muhaimin Iskandar untuk menjadi bakal cawapres.
Dia menuturkan sinyal bahwa PKB dan PAN mesti bekerja sama untuk bisa memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Kalau dilihat, PKB simbol bumi ya kan. PAN simbol matahari. Jadi bumi dan matahari itu harus bersatu,” jelas dia.
Meski begitu, Viva kembali menekankan, pihaknya belum menentukan sikap.
Ia menilai, masih ada banyak waktu sebelum pendaftaran bakal calon presiden (bacapres) dan bacawapres di buka oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 19 Oktober 2023.
“Relatif masih longgar, masih cair, dan tentunya juga akan segera diputuskan nanti,” ucapnya.
Baca juga: 5 Pernyataan Mengejutkan Luhut Binsar di Pusara Gonjang-ganjing Kudeta Airlangga Hartarto dan Golkar
(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti/m27)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.