Pilpres 2024

Inilah 2 Alasan Logis Jokowi Akan Dukung Prabowo dan Bukan Ganjar di Pilpres 2024 Versi Pengamat

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengungkap 2 alasan logis Jokowi akan mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 dan bukan Ganjar Pranowo.

HO/Sekretariat Presiden RI
CAPRES CAWAPRES 2024 - Ilustrasi momen saat Presiden Joko Widodo bersama Ganjar Pranowo (keduanya kader PDIP) dan Prabowo Subianto, Ketum Partai Gerindra. 

TRIBUNKALTIM.CO - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengungkap 2 alasan logis Jokowi akan mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 dan bukan Ganjar Pranowo.

M Qodari menilai, sangat wajar jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan endorsement atau mendukung Prabowo Subianto menjadi calon presiden (capres) 2024.

Menurut Qodari, Prabowo Subianto menjadi sosok yang paling pasti menjadi capres.

Hal itu disampaikannya dalam diskusi Total Politik bertajuk 'Gelar Musra, Jokowi Pilih Siapa?' di Jakarta Selatan, Minggu (7/8/2022).

Baca juga: Terbaru! Terjawab Sudah Siapa Cawapres Anies Baswedan di Pilpres 2024? Begini Pernyataan Yenny Wahid

"Secara rasional sangat masuk akal Pak Jokowi itu dekat dan dukung Pak Prabowo, kenapa? ya di antara calon presiden yang paling pasti itu dia, paling pasti bisa maju, punya peluang menang," kata Qodari.

Qodari memaparkan Prabowo menjadi capres yang pasti karena dua hal.

Pertama karena dia ketua umum partai dan kedua memiliki elektabilitas yang tinggi di setiap hasil survei terkait capres.

Selain kedua faktor itu, Prabowo disebut Qodari sebagai simbol dari rekonsiliasi, karena menjadi bagian dari pemerintahan Presiden Jokowi.

"Yang paling logis buat Pak Jokowi mendukung capres kalau ada istilah mendukung, namanya Prabowo Subianto," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi menilai Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) yang pasti dibanding tokoh-tokoh lainnya.

Hal itu disampaikannya dalam diskusi Perspektif Politik bertajuk 'Dilema Jokowi, Antara Politik Relawan dan Politik Partai' secara virtual, Rabu (3/8/2022).

"Soal pak Prabowo, loh dari semua calon yang ada itu cuma pak Prabowo yang pasti," kata Budi.

Alasan Budi menyebut Prabowo sebagai capres yang pasti lantaran didukung dengan tingginya elektabilitas capres dan sebagai ketum parpol.

Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
CAPRES CAWAPRES 2024 - Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengungkap 2 alasan logis Jokowi akan mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 dan bukan Ganjar Pranowo.(Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)

Berbeda dengan nama potensial lainnya yang menurut Budi masih belum bisa mengalahkan Prabowo.

"Dia (Prabowo) ketua umum partai dan partainya cukup besar sehingga sangat mudah untuk maju sebagai capres, kan itu ukuran, yang lain-lain kan mohon maaf belum cukup. Mas Ganjar soal PDIP-nya bagaimana, Mas Anies mesti tiga partai selain NasDem harus dua partai lainnya, kalau pak Prabowo kan sudah hampir pasti," tandasnya.

Di sisi lain, Budi berbicara mengenai dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kontestasi pilpres 2024.

Budi menyebut, Jokowi memang mendukung jajarannya di kabinet yang memang ingin maju di Pilpres 2024.

"Pak Prabowo, Pak Airlangga, Pak Erick Thohir, Pak Sandi, semuanya (didukung)," tandasnya.

Ganjar Pranowo Disebut Tak Akan Diusung PDIP di Pilpres 2024

Terbaru muncul lagi alasan PDIP tak akan usung Ganjar Pranowo di 2024.

Kali ini analisis datang dari ekonom senior Rizal Ramli, ia menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tak akan mengusung Ganjar Pranowo di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mendatang.

Baca juga: Terang-terangan Akui Dekat dengan Tiga Capres, Yenny Wahid Nyatakan Siap jika Ditunjuk Jadi Cawapres

Hal itu disampaikannya dalam diskusi Perspektif Politik bertajuk 'Dilema Jokowi, Antara Politik Relawan dan Politik Partai' secara virtual, Rabu (3/8/2022) malam.

Awalnya, Rizal menyinggung bahwa dukungan atau endorsement Presiden Jokowi (Jokowi) terhadap para capres tidak akan efektif.

"Poin saya, apapun kita kan mau tanya bisa efektif enggak nih Jokowi sebagai endorse? Menurut saya enggak. Apa sih yang bisa tidak efektif? Karena satu, tidak punya partai, Jokowi, PDIP bukan," ucap Rizal.

Lantas, Rizal menyebut nama Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDIP Ganjar Pranowo.

Dia menilai Ganjar tak akan didukung Megawati untuk maju di Pilpres 2024.

"Bahkan calon yang digadang-gadang sebagian orang. Ganjar itu enggak bakal mungkin PDIP dukung karena Mbak Mega tahu, Ganjar kan bonekanya Luhut (Luhut Pandjaitan). Masak Mbak Mega dukung Luhut, yang benar aja," ujarnya.

Lebih lanjut, Rizal menilai endorsement Jokowi untuk banyak orang terutama para tokoh potensial yang ada di kabinetnya tak akan efektif.

"Yang kedua, yang namanya endorsement yang efektif hanya buat satu orang. Tapi kalau endorsement buat banyak orang, kepada Sandi, kepada Erick, kepada Ganjar, kepada apa... Itu tidak akan efektif karena dukungan seperti itu sangat cair, pasti tidak akan efektif hasilnya," tandasnya.

Musra Untuk Cari Capres

Budi Arie mengatakan, bahwa Presiden Jokowi tak ingin nama capres yang muncul pada Musyawarah Rakyat Indonesia (Musra) di 34 provinsi bocor ke publik.

Budi Arie mengatakan pihaknya akan ikut arahan dan perintah Jokowi. Yakni, para relawan tak akan membocorkan nama-nama capres ke publik.

Baca juga: Hasil Survei Capres 2024: Elektabilitas Anies Teratas Bulan Januari, Disalip Prabowo di Bulan Juli

"Nama-nama itu tidak akan diumumkan langsung setelah Musra di suatu kota, tetapi di kompilasi dan diserahkan secara tertutup kepada Pak Jokowi," kata Budi.

Budi juga mengungkapkan, bahwa perintah Jokowi agar Musra tak digelar secara serentak di 34 provinsi.

Pasalnya, Jokowi tak ingin capres rekomendasi suatu daerah mempengaruhi pilihan daerah lain.

Budi pun memastikan, semua barisan relawan satu suara menjalankan perintah Jokowi.

"Dipastikan tidak akan bocor, hanya ke Pak Jokowi," ujarnya.

Diketahui, sejumlah organ relawan garis keras Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkolaborasi mengadakan Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia.

Musra Indonesia itu digelar untuk menjaring Calon presiden-Calon wakil presiden periode 2024-2029.

Musra Indonesia rencananya diadakan di 34 kota di 34 provinsi sampai awal Maret 2023.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pengarah Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia Andi Gani Nena Wea menegaskan, Musra adalah upaya melibatkatkan partisipasi publik seluas mungkin dalam mencari
pemimpin nasional.

"Musra Indonesia ini alat partisipasi publik, bukan sekedar alat dukung-mendukung tokoh yang ingin nyapres di 2024," kata Andi Gani.

Andi Gani menjelaskan esensi demokrasi adalah partisipasi rakyat melalui mekanisme yang terbuka.

Rakyat melalui Musra akan dipersilakan bicara menyampaikan pemikiran dan keinginannya mengenai pemimpin nasional ke depan.

Maka dia mempertanyakan jika ada pihak yang mempersoalkan partisipasi publik tersebut.

"Musra Indonesia tidak akan mengumumkan dukungan terhadap tokoh tertentu. Tapi nama-nama capres- cawapres yang muncul akan kami umumkan pada waktu dan momentum yang tepat," jelas Andi Gani, seperti dilansir TribunPalu.com dengan judul JOKOWI Balik Kanan Dukung Prabowo Subianto Jadi Capres 2024, Nasib Ganjar Pranowo Dicampakan?.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved