Pilpres 2024
Yenny Wahid Sindir Cak Imin Kudeta Guru, Awal Mula Konflik Putri Gus Dur dengan Muhaimin Iskandar
Yenny Wahid sindir Cak Imin kudeta gurunya sendiri. Berikut awal mula konflik putri Gus Dur dengan Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB
Penulis: Aro | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO - Ketegangan antara putri Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa kembali mengemuka.
Baru-baru ini, Yenny Wahid menyindir Cak Imin yang ngotot menjadi bakal cawapres, Prabowo Subianto.
Bahkan, Yenny Wahid menyebut keluarga Gus Dur tidak akan mendukung Prabowo jika cawapresnya adalah Cak Imin.
Di acara Rosi yang tayang di Kompas TV, terang-terangan Yenny Wahid membuka kisah lama dengan Cak Imin.
Kepada Rosi, Yenny Wahid mengatakan, " Gus Dur yang pendiri partai disebut oleh Cak Imin guru politiknya malah dikudeta, apalagi rakyat, susah kan mau milih pemimpin seperti itu nanti."
Konflik antara Yenny Wahid dengan Cak Imin bukan baru dimulai.
Namun, ketegangan antara keduanya ini sudah bermula dari tahun 2008.
Yenny Wahid, mengaku telah memaafkan sepupunya yang kini menduduki Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Dia memaafkan Cak Imin sebagai saudara karena masih mengingat ada pertalian keluarga Cak Imin sebagai keponakan Gus Dur.
"Cak Imin ini tetap keponakannya Gus Dur. Kalau sebagai saudara, saya sudah memaafkan beliau, enggak ada masalah," kata Yenny dalam acara Rosi di Kompas TV, dikutip pada Jumat (11/8/2023).
Namun, kata memaafkan itu tak bisa dikeluarkan keluarga Gus Dur kepada Cak Imin untuk soal pandangan politik.
Masih ada luka kudeta yang dilakukan Cak Imin saat merebut PKB dari tangan Gus Dur.
Yenny Wahid mengatakan, jika dalam hal politik, permintaan maaf Cak Imin harus dijelaskan dengan terang benderang, bahkan dengan platform perdamaian.
Baca juga: Respon Cak Imin soal Sentilan PBNU dan Yenny Wahid, PKB Bukan Representasi NU hingga Ngotot Cawapres
"Tapi kalau dalam hal politik, tidak bisa kemudian hanya sekadar islah, berdamai.
Konteksnya seperti apa? Lalu kemudian platform perdamaiannya seperti apa?" katanya.
Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, perseteruan politik antara Yenny Wahid dan Cak Imin bermula dari konflik PKB.
Konflik PKB 2008
Ketegangan antara Yenny Wahid dan Cak Imin berakar dari konflik internal PKB pada 2008.
Semula, Muhaimin Iskandar yang menjadi Ketua Umum PKB diminta mundur oleh Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz dalam sebuah rapat pleno.
Harian Kompas, 28 Maret 2008, memberitakan, keputusan ini disebut sebagai puncak dari keretakan antara hubungan Cak Imin dan Gus Dur.
Beberapa pihak menyebutkan bahwa Cak Imin terlalu ambisius untuk menjadi wakil presiden pada Pemilu 2009.
Padahal, PKB telah menetapkan Gus Dur sebagai calon presiden.
Cak Imin juga dinilai lebih loyal kepada Istana daripada Gus Dur.
Ini terlihat dalam pemilihan pengurus PMII yang mengusung calon dari orang dekat istana.
Tak hanya itu, Cak Imin juga disebut telah berkeliling ke berbagai daerah untuk merencanakan muktamar luar biasa guna mengkudeta Gus Dur.
Baca juga: Yenny Wahid Sebut Keluarga Gus Dur tak Akan Dukung Prabowo Jika Cak Imin Cawapres, Jawaban Gerindra
Ketegangan berlanjut ketika PKB versi Muhaimin dan PKB versi Gus Dur menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB).
PKB versi Muhaimin Iskandar menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa pada 2-4 Mei 2008 di Pondok Pesantren Az Ziyadah, Klender, Jakarta Timur.
Dalam MLB ini, Cak Imin memecat Yenny Wahid sebagai Sekjen PKB dan mengangkat kembali M Lukman Edy.
Pemecatan itu didasari atas laporan tim investigasi DPP PKB yang menyebutkan bahwa Yenny Wahid terbukti melakukan tindakan indisipliner serta perbuatan yang mengancam keutuhan partai.
Lukman adalah Sekjen Dewan Tanfidz PKB sebelum digantikan Yenny Wahid saat Lukman menjadi Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal era Susilo Bambang Yudhoyono.
Sementara itu, MLB PKB versi Gus Dur berlangsung di Pondok Pesantren Al- Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, Jawa Barat, pada 30 April-1 Mei 2008.
MLB PKB versi Gus Dur ini mengangkat Ali Masykur sebagai ketua umum dan Yenny Wahid sebagai sekjen, dikutip dari Harian Kompas, 2 Mei 2008.
Berujung saling gugat
Tak lama setelah pelaksanaan dua MLB itu, kubu Cak Imin kemudian mengajukan gugatan terhadap Gus Dur dan panitia MLB Parung ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada 2 Mei 2008.
Mereka juga mempersoalkan pemberhentian Muhaimin Iskandar dari jabatannya sebagai Ketua Umum PKB yang dinilai bertentangan dengan AD/ART.
Beberapa hari kemudian, PKB versi Gus Dur juga menggugat PKB Cak Imin yang dianggap ilegal.
"Mereka itu ilegal. Saya tidak mau berunding dengan mereka.
Baca juga: PBNU Tegaskan Ketua Umum PKB Bukanlah Panglima Santri Asli: Dipakai Cak Imin Hanya Jelang Pemilu
Ketegasan dibutuhkan untuk kondisi sekarang, apalagi sekarang kita tengah menghadapi pergeseran makna demokrasi," kata Gus Dur, dikutip dari Harian Kompas, 5 Mei 2008.
Pemerintah akui PKB Cak Imin Pada 18 Juli 2008, Mahkamah Agung (MA) dalam putusan kasasi Nomor 441/kasus kasasi/Pdt/2008 memutuskan bahwa struktur kepengurusan PKB kembali ke hasil Muktamar Semarang 2005.
Ini berarti posisi Muhaimin sebagai Ketua Umum PKB diperkuat, sedangkan Gus Dur dikukuhkan sebagai Ketua Umum Dewan Syura.
Pada 24 Juli 2008, pemerintah melalui surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia akhirnya menetapkan kepengurusan yang sah dengan Ketua Umum Muhaimin Iskandar dan Sekjen Lukman Edy.
Surat Keputusan Nomor M. HH-67.AH.11.01 Tahun 2008 tentang Pengesahan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat PKB.
Upaya Islah yang Gagal
Pada akhir 2010, Yenny Wahid sempat mengajak Cak Imin untuk islah atau berdamai dalam muktamar di Surabaya.
"Kami mengajak Muhaimin bersama membesarkan partai. Kita islah dalam muktamar.
Silakan Muhaimin maju menjadi ketua umum. Saya tak akan maju," kata Yenny Wahid yang menjabat sebagai Sekjen PKB Gus Dur, dikutip dari Harian Kompas, 22 Desember 2010.
Namun, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB Marwan Jafar menegaskan, PKB yang sah hanya satu, yakni yang menjadi peserta Pemilu 2009 dan diketuai Muhaimin Iskandar.
Upaya islah itu pun gagal. Yenny Wahid kemudian mendirikan partai baru bernama Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) pada 2012.
Sayangnya, partai itu gagal menjadi peserta Pemilu 2014.
Baca juga: Memanas! PKB Sebut Prabowo Berpotensi Kalah di Pilpres 2024 Bila Tak Gandeng Cak Imin jadi Cawapres
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.