Pilpres 2024
Ganjar Pranowo Sowan ke Yenny Wahid dan Sinta Nuriyah, Ini Isi Pembicaraan Capres PDIP
Ganjar Pranowo sowan ke rumah Yenny Wahid dan Sinta Nuriyah, ini isi pembicaraan bakal capres PDIP.
TRIBUNKALTIM.CO - Ganjar Pranowo sowan ke rumah Yenny Wahid dan Sinta Nuriyah, ini isi pembicaraan bakal capres PDIP.
Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo bertandang ke rumah mendiang Gus Dur.
Kedatangannya pun disambut langsung oleh Sinta Nuriyah.
Dalam pertemuan dengan Sinta Nuriyah, Ganjar mengaku menjadikan sosok Gus Dur dan sang ayah Presiden keempat RI itu Abdul Wahid Hasyim sebagai inspirasi dalam bernegara.
Baca juga: KIB Rontok Gara-gara Endorsment Jokowi? Gerbong Ganjar dan PDIP Mengecil, Prabowo Paling Untung
Turut menyambut putri Gus Dur, Yenny Wahid.
Ganjar Pranowo bersilahturahmi ke kediaman istri almarhum Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah pada Minggu (13/8/2023) malam.
Berdasarkan pantauan Tribunnews, sekira pukul 19.30 WIB, Ganjar yang tampak mengenakan batik berwarna coklat telah tiba di kediaman Abdurrahman Wahid di Ciganjur, Jakarta Selatan.
Ganjar tampak didampingi oleh politisi PDIP Aria Bima.
Pertemuan tersebut berlangsung di ruang tamu kediamanan Gus Dur.
Suasana pertemuan berlangsung sangat cair dan diisi canda dan tawa.
Sesekali, pertemuan itu turut bercerita soal kisah almarhum Ulama karismatik Maimun Zubair atau Mbah Moen yang sangat menginspirasi soal nilai-nilai keagamaan.
Pertemuan juga diisi dengan bersantap makan malam bersama. Di mana, hidangan Selat Solo, kue-kue ringan dan teh hangat.
Hingga berita ini diturunkan, silahturahmi dan berbincang antara Ganjar, Sinta Nuriyah dan Yenny Wahid masih berlangsung
Baca juga: Prabowo Terkena Imbas Konflik Cak Imin vs Keluarga Gus Dur, Yenny Wahid Ungkit Kudeta PKB di 2008
Dalam pertemuan dengan Sinta, Ganjar mengaku menjadikan sosok Gus Dur dan sang ayah Presiden keempat RI itu Abdul Wahid Hasyim sebagai inspirasi dalam bernegara.
"Pertama, terkait hukum, seperti diceritakan Gus Dur dalam tulisannya, hukum positif yang berlaku di Indonesia telah mengakomodasi aspek penting dalam hukum Islam atau syariat di dalamnya, yaitu ketahanan (deterrence)," kata Ganjar.
Menurut Gubernur Jawa Tengah itu, hukum positif ke depan perlu adil dan bisa ditegakkan tanpa pandang bulu seperti yang dicita-citakan Gus Dur dan Wahid Hasyim.
"Bukan tumpul ke bawah dan tajam ke atas, kemudian menjadi kunci keberhasilan negara atas rakyatnya. Dalam hal ini, adalah mewujudkan baldatun thoyibatun wa rabun ghofur," ucap Ganjar.

Kepada Sinta, Ganjar juga mengaku belajar dari Gus Dur dan Wahid Hasyim untuk menerima Pancasila sebagai azas tunggal.
"Dengan begitu, kata Gus Dur, perjuangan-perjuangan memakmurkan dan memajukan Indonesia seperti amanat dalam lima sila Pancasila bisa diwujudkan."
"Khususnya terkait mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Yenny Wahid Sindir Cak Imin Kudeta Guru, Awal Mula Konflik Putri Gus Dur dengan Muhaimin Iskandar
Ganjar dalam pembicaraan dengan Sinta juga berbicara mengakui sempat tidak memahami maqashidu syar’iah atau maksud-maksud hukum Islam.
"Dari tulisan dan pemikiran Gus Dur, lah saya mengetahuinya. Bahwa di dalamnya ada unsur hifzul mal (menjaga harta), hifzul nafs (menjaga jiwa), hifzul din (menjaga agama), hifzul aql (menjaga akal), dan hifzul nasl (menjaga keturunan)," ungkap dia.
"Semua unsur itu seperti diungkapkan Gus Dur yang menjadi dasar ulama-ulama NU, termasuk Kiai Wahid Hasyim untuk kemudian memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sebab, semua hal tersebut mustahil terwujud di bawah penjajahan," sambungnya.
Ganjar kepada Sinta juga mengaku bangga jika disebut sebagai santri dari Gus Dur, karena gagasan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu sesuai untuk bangsa.
"Sejak lama, kalau ada orang tanya, saya sering dengan bangga mengaku sebagai santri Gus Dur, karena saya merasa gagasan Gus Dur memang tepat untuk bangsa ini dan saya jadikan landasan dalam mengemban setiap jabatan politik yang diamanahkan kepada saya, bahkan makin kemari seluruh gagasan Gus Dur makin relevan," papar dia.
Ganjar kemudian menyinggung tentang masalah intoleransi yang belakangan terjadi di Indonesia yang bisa selesai dengan menggunakan pendekatan gagasan Gus Dur.
"Hari ini pula, ketika kita sedang menghadapi ancaman ketidakpastian keamanan global, Gus Dur selama menjadi presiden juga telah mengajarkan cara untuk menjadikan Indonesia pemain penting di dunia."
"Kunjungan-kunjungan Gus Dur ke luar negeri, ke berbagai negara, telah membuat kepala Indonesia kembali tegak setelah terpuruk akibat krismon," katanya.
Ganjar kemudian mengatakan kedatangan ke kediaman Sinta Nuriyah sebagai bentuk sowan dari santri kepada istri dari ulama yang dikagumi.
"Oleh karena itu, kedatangan saya hari ini tak lain adalah sebagai santri yang sowan kepada bu nyainya."
"Dengan harapan bisa mendapat doa, dukungan dan ijazah, sehingga perjuangan saya sebagai santri yang alhamdulillah dipercaya menjadi bakal calon presiden, bisa tetap selaras dengan gagasan-gagasan Gus Dur. Bisa ma’tsur atau nyambung sanadnya," ungkap Ganjar.
"Sebab, saya percaya bernegara pun perlu sanad yang baik. Dan, bersanad ke Gus Dur tentu bagian dari jalur terbaik. Bahkan, bukan hanya dalam taraf bernegara, begitupun dalam beragama," lanjutnya.
Dia dalam pembicaraan dengan Sinta juga berbicara tentang pernikahan dengan Atikoh yang diketahui berstatus anak dari Kiai Hisyam Kalijaran.
Ganjar menerima pesan dari sang mertua saat hendak menikahi Atikoh agar bisa membangun rumah tangga meneladani keluarga Kiai Wahid Hasyim.
"Saya tanya alasannya, kenapa harus keluarga Wahid? Jawaban mertua saya singkat saja. Keluarga Wahid itu suksesnya dua. Sukses dunia dan akhirat," kata dia menirukan pembicaraan dengan sang mertua.
Baca juga: Nasdem Pesimis Anies Bisa Menang di Pilpres Jika AHY Jadi Cawapres: Lebih Top dengan Yenny Wahid
"Maka, ketika hari ini saya diberi kesempatan untuk bersilaturahmi, saya sangat senang sekali. Saya ingin tanya apa rahasia kesuksesan keluarga Wahid itu kepada Bu Shinta, Mbak Yenny, Mbak Alisa, dan keluarga," ujarnya.
Ganjar kepada Sinta juga tidak lupa meminta restu agar perjuangan memajukan dan menyejahterakan Indonesia diperlancar.
"Berbekal restu dan dukungan dari Bu Nyai Shinta, saya yakin perjuangan untuk kemajuan Indonesia yang sedang kami ikhtiarkan bersama akan semakin mudah dan berkah," jelasnya. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI SINI
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sowan ke Sinta Nuriyah di Ciganjur, Ganjar: Menyambung Sanad Perjuangan Gus Dur
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.