Pilpres 2024
Ogah jadi Cawapres Ganjar, Begini Alasan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
Inilah alasan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ogah jadi Cawapres Ganjar Prabowo, diprediksi jadi kuda hitam di Pilpres 2024.
Penulis: Doan Pardede | Editor: Heriani AM
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah alasan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ogah jadi Cawapres Ganjar Prabowo, diprediksi jadi kuda hitam di Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa nama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono masuk dalam radar kandidat calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.
Hal ini disampaikannya saat menjawab soal nama-nama bakal cawapres yang disebutkan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani masuk dalam radar PDI-P.
"Nama-nama yang disampaikan Mbak Puan kemarin betul. Bahkan, muncul juga nama Pak Basuki Menteri PUPR," kata Hasto dalam jumpa pers sebelum memulai Rakernas PDI-P hari kedua, Rabu (7/6/2023).
Baca juga: Keisengan Menteri Basuki saat HUT Ke-78 RI, Singkap Jas Erick Thohir karena Penasaran Akan Hal Ini
Hasto menuturkan, nama Basuki memang diusulkan masuk sebagai kandidat cawapres.
Hal ini lantaran kerja-kerja Basuki selama menjabat sebagai Menteri PUPR dianggap positif.
Utamanya, banyak daerah yang disebut mengalami kemajuan dalam infrastruktur.
"Karena Beliau, ada dari daerah-daerah Aceh mengalami kemajuan, Papua mengalami kemajuan, Sumatera, Palembang mengalami kemajuan karena pembangunan infrastruktur. Kemudian NTT mengalami kemajuan," ujar dia.
"Kemudian ada yang mengusulkan Pak Basuki, yang oleh Pak Jokowi dikatakan sebagai bapak infrastruktur," kata dia.
Hasto menyampaikan, nama-nama bakal cawapres nantinya bakal dikerucutkan menjadi satu nama.
Namun, pengerucutan itu baru akan dilakukan setelah PDI-P melakukan berbagai rangkaian dialog.
"Setelah ditelaah seluruh aspek, kemudian dialog dengan para ketua umum partai yang lain, terutama Bapak Presiden, sehingga nanti akan muncul," kata dia.
Ia juga menegaskan bahwa pemilihan sosok bakal cawapres Ganjar bukan untuk kepentingan setiap partai politik.
"Sama dengan 2019 ketika diputuskan Bapak Presiden Jokowi dan KH Maruf Amin, untuk bangsa dan negara," kata dia.

Menteri PUPR Basuki Tegaskan Ogah Jadi Cawapres Ganjar
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa dirinya tidak tertarik untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Ganjar Pranowo.
Hal itu ia ungkapkan setelah namanya masuk ke dalam bursa cawapres untuk mendampingi Ganjar Pranowo.
Basuki mengaku tak tahu menahu terkait namanya yang masuk bursa cawapres Ganjar.
Ia sontak bicara bahwa usianya sudah hampir 70 tahun.
"Saya ini birokrat. Saya sudah mau 70 umur saya tahun depan, saya enggak ngerti itu," kata Basuki di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 7 Juni 2023, dikutip Kompas.com.
Basuki pun mengaku akan tetap fokus sebagai Menteri PUPR.
Basuki menegaskan bahwa dirinya tidak tahu jika masuk dalam bursa calon wakil presiden tersebut.
Baca juga: Menteri PUPR Basuki Benarkan Perkataan Ahok, Pertamina Bangun Kantor Pusat di IKN Nusantara
Dikatakan Basuki, petinggi di PDI-P juga tidak berkomunikasi dengannya terkait hal itu.
"Blas, enggak ada (komunikasi dari PDI Perjuangan). Kalau pun itu merupakan apresiasi wacana saja saya kira, tapi enggak ada komunikasi sama sekali," kata dia.
Walaupun jika nantinya ada tawaran, Basuki mengaku enggan menerima usungan tersebut.
"Saya lebih baik memilih yang lain," kata Basuki.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkap nama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di jumpa pers Rakernas PDIP.
"Nama-nama yang disampaikan Mbak Puan kemarin betul. Bahkan, muncul juga nama Pak Basuki Menteri PUPR," kata Hasto, Rabu (7/6/2023).
Hasto berujar bahwa nama Basuki mencuat lantaran adanya kemajuan infrastruktur di daerah-daerah.
3 Menteri dengan Tingkat Kepuasan Publik Tertinggi Berdasar Survei Alvara
Hasil survei kepuasan publik pada kinerja para menteri Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, terdapat tiga nama paling tinggi.
Tingkat kepuasan publik ini diperoleh dari hasil survey yang digelar oleh Alvara Research Center.
Ketiganya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Tingkat kepuasan tertinggi kinerja menteri diraih oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti 91,95 persen," ujar CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali dalam keterangan pers, Senin (14/10/2019).
Tingkat kepuasan berikutnya diberikan kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono 84,07 persen dan Menteri Keuangan Sri Mulyani 83,39 persen.
Hasanuddin menambahkan, Susi, Basuki dan Sri disukai karena karakteristik kepemimpinannya dan gaya mereka mengambil kebijakan di kementeriannya masing-masing.
"Susi Pudjiastuti diapresiasi karena keberanian dan ketegasannya," ujar Hasanuddin.
Sementara penghargaan terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia memunculkan Basuki Hadimuljono di urutan selanjutnya.
"Sedangkan Sri Mulyani dihargai publik karena mampu mengelola keuangan negara dengan baik meskipun kondisi ekonomi global yang tidak menentu," tambah dia.
Baca juga: Sri Mulyani Janji Tak Pakai Baju Pink Bila Diajak Basuki Tinjau IKN Nusantara Lagi
Survei itu sebenarnya mendapatkan 10 nama menteri dengan tingkat kepuasan tertinggi.
Susi, Basuki dan Sri adalah tiga teratas.
Adapun, posisi selanjutnya diisi Menteri Pariwisata Arief Yahya sebesar 82,38 persen; Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebesar 82,14 persen; Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebesar 81,90 persen.
Kemudian, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sebesar 81,90 persen; Menristekdikti M Nasir sebesar 81,74 persen; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan sebesar 81,63 persen dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sebesar 81,32 persen.
Survei ini diketahui digelar pada 12-31 Agustus 2019.
Metode pengambilan sampel menggunakan multi-stage random sampling. Sebanyak 1.800 responden berusia 14-55 tahun dipilih dan diwawancarai secara tatap muka.
Sampel survei ini diambil di seluruh Indonesia yang tersebar di 34 provinsi, dengan jumlah sampel tiap provinsi proporsional terhadap jumlah penduduk.
Rentang margin of error survei ini sebesar 2,35 persen. Artinya, persentase dalam survei ini bisa bertambah atau berkurang sekitar 2,35 persen. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.