Pilpres 2024

Dipecat PDIP, Surat Pemecatan Budiman Sudjatmiko Diterima Putrinya yang Diberi Nama oleh Megawati

Akhirnya dipecat PDIP. Surat pemecatan Budiman Sudjatmiko diterima putrinya yang dulu diberi nama oleh Megawati.

Editor: Amalia Husnul A
KOMPAS.com/Dian Erika
Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko memberikan keterangan pers usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (17/1/2023). Akhirnya dipecat PDIP. Surat pemecatan Budiman Sudjatmiko diterima putrinya yang dulu diberi nama oleh Megawati. 

TRIBUNKALTIM.CO - Akhirnya PDIP melakukan langkah tegas kepada Budiman Sudjatmiko buntut pernyataannya secara terbuka mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal capres.

Kamis (24/8/2023), Budiman Sudjatmiko resmi menerima surat pemecatan dirinya.

Yang menarik, surat pemecatan Budiman Sudjatmiko ini kebetulan diterima oleh putrinya, yang punya sejarah kedekatan dengan Megawati.

Menurut Budiman Sudjatmiko, surat pemecatan dari PDIP tersebut diterima langsung putrinya.

Karena ketika itu Budiman Sudjatmiko sedang berada di luar rumah.

Kamis (24/8/2023) malam, Budiman Sudjatmiko mengatakan, "(Surat pemecatan) diterima oleh putri saya yang kebetulan waktu kecil dikasih nama oleh Ibu Megawati."

Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, Budiman Sudjatmiko menuturkan bahwa surat pemecatan itu ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.

Budiman Sudjatmiko mengaku belum bisa berkomentar banyak.

Ia hanya menyampaikan ucapan terima kasih kepada DPP PDIP.

Menurut dia, surat itu juga menandakan satu episode kehidupannya di PDIP telah berakhir.

"Dan saya tentu akan memulai episode berikutnya, bagian dari perjalanan panjang saya sebagai manusia politik sejak saya remaja dan ya, akan mencoba terus mengalir bersama sejarah saja, bersama waktu ya," ungkap Budiman Sudjatmiko.

Mantan aktivis Pro Demokrasi ini juga mengaku siap membuka lembaran episode baru di hidupnya.

Namun, episode baru itu tak disebutkan bermakna memilih partai politik anyar.

Baca juga: Profil/Biodata Budiman Sudjatmiko yang Dipecat PDIP karena Dukung Capres Prabowo Subianto

Budiman hanya minta didoakan dapat terus memberikan kontribusi bagi Indonesia.

"Kita siapkan episode-episode baru.

Saya harap bisa berkontribusi positif bagi Indonesia yang lebih baik dengan sumbangan kecil," ujar dia.

Untuk diketahui, PDIP memecat Budiman setelah dirinya bermanuver mendukung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sebagai bakal calon presiden (bacapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Padahal, PDIP sudah menjagokan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bacapres.

Langkah politik Budiman dimulai ketika mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) itu menyambangi kediaman Prabowo beberapa waktu lalu.

Saat itu, dirinya langsung dipanggil DPP PDIP untuk dimintai klarifikasi.

Bukannya meredam aksinya, Budiman justru mendeklarasikan relawan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) di Semarang, Jawa Tengah pada 18 Agustus lalu.

Partai berlambang kepala banteng itu kemudian sempat bereaksi untuk memberikan sanksi kepada Budiman pada Senin pekan ini.

Namun, hal itu urung dilakukan dengan alasan DPP PDIP tengah mengevaluasi kenaikan elektabilitas Ganjar berdasarkan dua survei terbaru.

Profil/Biodata Budiman Sudjatmiko

Budiman Sudjatmiko lahir di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah pada 10 Maret 1970 .

Baca juga: PDIP Akhirnya Pecat Budiman Sudjatmiko, Gibran Rakabuming Sempat Ucapkan Selamat

Budiman adalah anak pertama dari empat bersaudara pasangan Wartono Sudjatmiko dan Sri Sulastri Sudjatmiko.

Masa kecilnya ia habiskan di Bogor, menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Pengadilan 2 Bogor.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Cilacap dan lulus tahun 1986.

Kemudian pendidikan menengah atas di SMA Negeri 5 Bogor dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan lulus tahun 1989.

Pendidikan tinggi sebenarnya ia tempuh di Universitas Gajah Mada, namun kemudian aktivisme membuatnya drop out.

Saat mahasiswa, Budiman Sudjatmiko Budiman merupakan salah satu aktivis reformasi yang saat itu lantang menentang kepemimpinan Presiden ke-2 RI Soeharto.

Ia juga merupakan pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD), partai yang lahir dari organisasi politik bernama Persatuan Rakyat Demokratik (PRD) kisaran tahun 1994.

Organisasi tersebut mewadahi mahasiswa, buruh, aktivis, dan petani di beberapa daerah di Indonesia yang memiliki cita-cita tentang sosialisme.

Pada 27 Juli 1996, terjadi kerusuhan di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Menteng, Jakarta Pusat, yang meluas hingga ke daerah sekitar.

Huru-hara yang kini dikenal sebagai peristiwa Kudatuli itu menewaskan sedikitnya 5 orang dan ratusan luka-luka.

Buntut peristiwa itu, sejumlah aktivis PRD ditangkap, tak terkecuali Budiman.

Pada tahun 1997, dia diadili dan divonis 13 tahun penjara karena dituding menjadi auktor intelektualis peristiwa Kudatuli.

Baca juga: Sama-sama Hadiri Acara PSI, Momen Gibran Sentil Budiman Sudjatmiko, Enggak Jadi Dipecat toh, Mas?

Namun demikian, Budiman justru merasa “terselamatkan” karena masuk penjara.

Sebab, sejumlah rekannya di PRD menjadi korban penculikan rezim kala itu.

Meski begitu, Budiman hanya menjalani hukuman selama kurang lebih 3,5 tahun.

Sebab, pada Desember 1999, Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memberinya amnesti.

Budiman baru melanjutkan pendidikan tingginya setelah keluar dari penjara.

Ia menempuh studi Ilmu Politik di Universitas London dan Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge, Inggris.

Jadi Politisi PDI Perjuangan

Pernah mendekam di jeruji besi tak membuat Budiman berhenti terlibat dalam politik.

Ia melanjutkan karier politiknya dengan bergabung ke PDI Perjuangan pada tahun 2004.

Pada periode 2009—2019, Budiman menjabat sebagai anggota DPR RI dari PDI Perjuangan (dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII: Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap) dan duduk di komisi II yang membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, dan agraria; dan juga merupakan Wakil Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Desa.

Pada tingkat internasional, Budiman terlibat aktif sebagai pengurus Steering Committee dari Social-Democracy Network in Asia (Jaringan Sosial-Demokrasi Asia).

Sekarang ini, dia juga memegang posisi sebagai Pembina Utama di Dewan Pimpinan Nasional organisasi Parade Nusantara, yaitu organisasi yang menghimpun para kepala desa dan seluruh perangkat desa di seluruh Indonesia yang memiliki agenda utama memperjuangkan pengesahuan RUU pembangunan pedesaan. (tribunnews/kompas.com/wikipedia)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prabowo Sempat Tak Percaya Budiman Kini Mendukungnya: Dulu Saya Dapat Perintah Ngejar-ngejar Budiman

Itulah tadi ulasan biodata dan profil Budiman Sudjatmiko, terkuak alasan politisi PDIP kini dukung Capres 2024 Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Dukungan mantan aktivis 1998 ke Prabowo ini cukup mengejutkan mengingat keduanya kerap berseberangan.

Bahkan ketika era reformasi, Budiman termasuk aktivis yang masuk daftar pengejaran Prabowo.

Hal ini diakui Prabowo saat memberikan sambutan dalam deklarasi Jumat (18/8/2023).

"Saudara Budiman sama saya kita berada di pihak yang berseberangan, dulu saya di tentara dapat perintah untuk ngejar-ngejar saudara Budiman," katanya.

Tetapi kini keduanya sepakat untuk bersatu meraih kemenangan menuju Prabowo Presiden 2024 nanti.

"(Sekarang) setelah ketemu, beliau katakan beliau baca buku saya, beliau mengerti pemikiran-pemikiran saya, dan akhirnya beliau menyatakan ingin mendukung," katanya.

Prabowo mengatakan bahwa Budiman Sudjatmiko merupakan sosok yang cemerlang, berani dan bersih hatinya.

Ia pun mengaku terharu usai politisi PDIP tersebut menyatakan ingin bergabung mendukung dirinya secara resmi melalui deklarasi relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu).

"Saya hari ini sangat terharu karena seorang Budiman Sudjatmiko, mau sekarang bergabung dengan saya berjuang untuk rakyat Indonesia," kata Prabowo.

Prabowo menceritakan Budiman kala masih muda merupakan sosok yang berani mengoreksi serta mengkritik untuk mengembalikan demokrasi yang kerakyatan di masa lalu.

PROFIL BUDIMAN SUDJATMIKO - Temui Prabowo - Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menyambangi Ketum Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Rumah Kertanegara No 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. Inilah biodata dan profil Budiman Sudjatmiko, terkuak alasan politisi PDIP kini dukung Capres 2024 Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
PROFIL BUDIMAN SUDJATMIKO - Temui Prabowo - Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menyambangi Ketum Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Rumah Kertanegara No 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. Inilah biodata dan profil Budiman Sudjatmiko, terkuak alasan politisi PDIP kini dukung Capres 2024 Prabowo Subianto di Pilpres 2024. (Tribunnews.com)

"Dulu di zaman dulu dimana tentara itu yang menguasai semua, dulu bisa dikatakan tentara menguasai semua, beliau anak muda ini berani untuk mengoreksi, berani untuk mengkritik, berani untuk mengatakan bahwa arah politik harus dikembalikan kepada demokrasi kerakyatan," jelas Prabowo.

Oleh sebab itu, Prabowo menilai Budiman sebagai sosok yang tidak hanya berani tetapi juga cemerlang dan memiliki hati yang bersih.

"Memang dari dulu Budiman Sudjatmiko ini adalah orang yang memang saya harus katakan tidak hanya cemerlang pemikirannya tapi bersih hatinya, berani orangnya," imbuhnya.

Sebelumnya, Budiman mengunjungi Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Selasa (19/7/2023) malam.

Budiman mengakui bahwa dirinya dan Prabowo berseberangan pada era Orde Baru.

Namun demikian, kini dia merasa punya pandangan yang sama dengan Menteri Pertahanan itu.

“Saya sebagai orang yang pernah berhadapan dengan beliau, tadi bertemu dengan cara pandang ini bangsa harus diselamatkan, demokrasi harus diselamatkan,” ujar Budiman usai pertemuan dengan Prabowo, Selasa malam.

Ia bahkan menganggap mantan Panglima Komando Cadangan Strategis (Pangkostrad) itu sebagai sosok pemimpin yang bisa membawa Indonesia lepas dari krisis global.

“Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo itu mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya,” kata Budiman.

“Dalam pengertian, suatu bangsa ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global,” ujarnya.

Budiman pun menilai, dibutuhkan kerja sama antara figur yang berlatar belakang militer dan intelijen dengan sosok yang punya rekam jejak sebagai aktivis untuk menghadap situasi ini.

“Kedua orang itu biasanya mampu berbicara hal-hal strategis secara komprehensif,” katanya.

Budiman pun meyakini Prabowo sebagai sosok yang bisa menyatukan kelompok nasionalis.

Keyakinan itu diklaim sebagai alasan yang membuat Budiman menemui Prabowo.

“Kita berbicara soal harus ada persatuan kaum nasionalis, harus ada persatuan kaum nasionalis, itu saja. Jangan berkelahi begitu loh,” katanya.

Baca juga: Blak-blakan Budiman Sudjatmiko Jawab Soal Resiko Dukung Prabowo, Dipecat PDIP dan Sindiran Megawati

(*)

Update Pilpres 2024

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved