Amalan dan Doa

Teks Khutbah Jumat Singkat dengan Tema Jadilah Pemimpin yang Dirindukan Masyarakat

Teks Khutbah Jumat Singkat dengan Tema Jadilah Pemimpin yang Dirindukan Masyarakat

Editor: Nur Pratama
Pinterest.com
Teks khutbah Jumat. 

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Merujuk pada ayat ini, pemimpin ideal yang didamba dan dirindukan masyarakat setidaknya memenuhi dua kriteria, Pertama, pemimpin yang kuat.

Bagaimana seorang pemimpin bisa bekerja maksimal dalam melindungi dan melayani masyarakat jika pribadinya lemah?

Definisi kuat dalam hal ini setidaknya mencakup tiga hal, yakni kuat ruh, akal dan fisiknya. Pemimpin harus memiliki jiwa yang kuat, tangguh dan pantang menyerah. Pribadinya tak gampang diombang-ambing, teguh pendirian, dan tidak penakut menghadapi segala macam kondisi dan tekanan.

Karena saat seseorang menjadi pemimpin pastilah ada pihak yang tidak sepandapat dengan kebijakan yang ia ambil, dalam hal ini dia harus tetap tegak lurus membela kepentingan masyarakat.

Pemimpin juga harus kuat akalnya. Artinya luas wawasan, pengalaman dan mau terus-menerus untuk belajar. Ia cerdas dalam mencari solusi terhadap segala situasi dan kondisi yang dihadapi. Pintar pula memanfaatkan peluang demi tercapai kemajuan masyarakat.

Selain itu pemimpin juga harus kuat secara fisik, karena kesibukannya pasti luar biasa. Ia harus terus bergerak melayani dan memperjuangkan masyarakat yang dipimpinnya.

Maka dari itu Rasulullah saw. bersabda yang artinya :
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.” (H.R. Muslim)

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kedua, selain kuat, [pemimpin yang juga harus amanah. Pemimpin yang dirindukan masyarakat adalah pemimpin yang dapat dipercaya. Dia benar-benar memperjuangkan kepentingan masyarakat. Kebijakannya patuh dan tunduk pada kemaslahatan masyarakat.

Berjuang keras untuk kemakmuran masyarakat dan memberikan perlindungan penuh demi kedamaian dan ketentraman umum.

Pemimpin yang amanah tidak menumpuk kekayaan pribadi dari kekuasaannya, berbuat curang demi kepentingan golongannya. Dia adalah pribadi yang beriman yang menyadari bahwa jika ia memanfaatkan kekuasaannya secara tidak benar, berarti ia berkhianat kepada Allah. Jika ia berani menipu masyarakatnya, berarti ia melawan Allah dan Rasul-Nya.

Dalam hal ini Allah Swt berfirman dalam surat al-Anfal ayat 27 yang artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan bahwa amanat yang dipercayakan kepada kita itu bisa berupa agama maupun kedudukan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved