Bikin Bangga, Pesepakbola Cilik Asal Samarinda Gibran Lolos Seleksi EPA U-16 Rans Nusantara FC

Gibran Istiqlal asal Samarinda berhasil lolos seleksi dua tahap penjaringan tim Elite Pro Academy (EPA) U-16 Rans Nusantara FC

HO/DOKUMENTASI PRIBADI
Gibran sukses lolos dua tahap seleksi tim Elite Pro Academy (EPA) U-16 Rans Nusantara FC 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Seleksi Tim Elite Pro Academy (EPA) U-16 Rans Nusantara FC yang digelar di seluruh Indonesia. Bocah bernama Gibran Istiqlal asal Samarinda berhasil lolos seleksi dua tahap penjaringan bakat Klub Liga 1 milik Raffi Ahmad itu. Meski masih terbilang jauh, namun angan Gibran menjadi pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia tentu sudah selangkah lebih maju.


Keberhasilan siswa kelas X SMK Medika Samarinda itu sejatinya diluar perkiraan, Gibran pun tak menyangka dirinya bisa lolos pada seleksi Tim EPA U-16 Rans Nusantara FC yang digelar di Jawa Timur (Jatim) dan Lampung , Sumatera Selatan (Sumsel).


“Iya begitu tau (lolos seleksi) seneng. Kaget juga, enggak nyangka bisa lolos,” ucap Gibran.
Seleksi ketat yang dilakukan Tim EPA U-16 Rans Nusantara FC ini tentu bukan perkara mudah untuk ditembus.


Terlebih mengingat anak kedua dari pasangan Iis Wahyudi dan Bibit Susilowati yang berasal dari Samarinda itu harus berjuang ekstra. Gibran harus lebih dulu mengikuti seleksi di zona Jatim pada medio Januari 2023 kemarin.


“Setelah lolos dari Jatim, saya pulang dulu (ke Samarinda). Baru lanjut seleksi kedua, berangkat lagi (ke Lampung), itu bulan Agustus kemarin (2023),” tambahnya.
Sepekan di Lampung, Gibran akhirnya menjajal seleksi.

Bersama lebih dari 30 remaja lainya, Gibran dinyatakan lolos dan akan melanjutkan pengukuhan Tim EPA U-16 RANS Nusantara FC di Yogyakarta pada pertengahan September 2023 mendatang.
“Kemarin itu persiapannya, ya banyak latihan aja. Sama istirahat teratur,” ucap Gibran.


Latihan ketat tentu bukan hal umum bagi Gibran. Karena sejak usia 8 tahun, remaja yang memilih posisi sebagai penjaga gawang itu mendapat dukungan penuh dari orang tuanya. Selain dimasukan ke klub sepak bola lokal, Gibran pasalnya juga disekolahkan hingga ke Kota Malang, Jatim.
“Waktu (Gibran) SMP, kami masukan di sekolah ASIFA (Malang). Di sana itu juga ada sekolah bolanya. Jadi dia bisa fokus. Sekolahnya jalan, sepak bolanya juga jalan,” ucap Is Wahyudi, ayah Gibran.


Selama di ASIFA, Iis (sapaan karib Is Wahyudi) menyebut kalau perkembangan bakat anak semakin terasah. Karena selama di Kota Malang, Gibran rutin mengikuti sejumlah komptesi bola dari berbagai tingkatan.
“Kemarin itu sempat jadi runner-up di Piala Soeratin zona Malang tahun 2022,” tuturnya.


Karir sepak bola Gibran kembali mendapat prestasi setelah lulus dari Sekolah ASIFA Malang.
“Pas SMK balik ke sini. Di sini masuk di salah satu klub, terus ikut kompetisi lagi. Dan Juara 1 Liga Top Skor se-Kaltim,” ucap Iis lagi.


Sukses memboyong juara 1, Gibran selanjutnya kembali mengikuti kompetisi Badan Liga Sepak Bola Pelajar Indonesia (BLiSPI) di Kabupaten Gresik, Jatim.
Meski tak meraih juara, pada kompetisi itu Gibran bersama teman-temannya mampu membawa nama Kaltim hingga ke putaran 16 besar.


Keberhasilan Gibran menyabet sejumlah prestasi dan lolos dalam seleksi EPA U-16 RANS Nusantara FC tentu membuat Iis begitu bangga dan bahagia.
“Bahagia itu pasti. Bahkan semua keluarga, teman-teman semua ikut bahagia. Nda sia-sia prosesnya,” kata Is penuh bangga.


Dengan bakat dan raihan prestasi yang telah didapat anaknya, Iis tentu semakin yakin untuk terus mendorong Gibran untuk mengasah potensinya.
“Kami sebagai orang tua mendukung penuh kegiatan anak. Apalagi dia memang bercita-cita menjadi pemain sepak bola level nasional hingga di level internasional,” dukungnya.


Selain orang tua, dukungan terhadap bakat Gibran juga didapat dari pihak sekolah. Dukungan SMK Medika Samarinda terhadap karir Gibran bukan tanpa alasan.
Sebab di era informatika saat ini, dunia pendidikan yang menganut kurikulum Merdeka Belajar sudah seharusnya memberi dukungan penuh pada potensi pengembangan karakter anak.


“Dalam kurikulum Merdeka Belajar ini akademik anak-anka cuman 30 persen. 70 persen sisanya itu pada penguatan karakternya. Jadi kalau prosesnya di luar, ya penilaiannya juga di luar. Ketika udah ahli bola, logikanya, pembelajaran matematika, kimia dan fisikannya itu ada di kakinya, bukan di kepala,” tegas Kepala Sekolah SMK Medika Samarinda, Mus Muliadi.


Selain memberi dukungan penuh, kepada media ini Mus Muliadi juga mengaku turut senang dan bangga atas keberhasilan Gibran yang sukses menembus seleksi Tim EPA U-16 RANS Nusantara FC.


“Yang pasti pesan saya, jangan ingat sekolahnya. Sepanjang ada berpotensi di bidang bola seperti Gibran, yang harus diingat adalah bagaimana bola mu bisa bagus, bisa berprestasi, dan bisa menghasilkan kemandirian,” tutupnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved