Berita Nasional Terkini

Pelaku yang Colok Mata Siswi SD Gresik hingga Buta Sering Malak Uang, Kepsek Enggan Komentar

Pelaku yang colok mata siswi SD Gresik hingga buta sering malak uang, sementara itu Kepala Sekolah enggan komentar kasus ini kepada media.

tribunjatim.com/Willy Abraham
Siswi SD di Gresik buta dicolok tusuk pentol, SA melihat proses mediasi di ruang kelas SDN 236 Gresik, Sabtu (16/9/2023). Pelaku yang colok mata siswi SD Gresik hingga buta sering malak uang, Kepala Sekolah enggan komentar pada media. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pelaku yang colok mata siswi SD Gresik hingga buta sering malak uang, sementara itu Kepala Sekolah enggan komentar kasus ini kepada media.

Seperti diberitakan sebelumnya, Siswi SD di Gresik, SA (8) harus mengalami buta permenen karena matanya dicolok kakak kelasnya.

Mata kanan SA dicolok dengan menggunakan tusukan (seperti tusukan sate) pentol (mirip bakso).

SA pun buta permanen dan trauma pergi ke sekolah.

Aksi kekerasan anak SD itu dipicu karena SA tidak mau dipalak.

Kini sosok pelaku yang colok mata siswi SD di Gresik hingga buta kini disorot.

Baca juga: Tolak Dipalak Kakak Kelas, Siswi SD Buta Usai Dicolok Pakai Tusuk Bakso, Kini Trauma Tak Mau Sekolah

Korban bernama SA (8) si siswi SD dicolok tusuk pentol oleh teman sekolahnya hingga mata sebelah kanannya buta permanen.

Ayah korban mengungkap perilaku lain yang dialami SA selama sekolah.

Sementara itu, bagaimana nasib Kepala UPT SDN 236 Gresik?

Samsul Arif (36) ayah korban mengatakan, setiap hari anaknya membawa uang saku Rp 10 ribu.

Namun setiap berangkat sekolah, korban dipalak oleh pelaku di sekolah.

"Uangnya sering diminta paksa pelaku, pulang sekolah tidak ada sisa," kata Samsul, Sabtu (16/9/2023).

Akibatnya, SA tidak dapat jajan di sekolah karena uangnya dipalak oleh pelaku.

Hingga akhirnya pada 7 Agustus lalu, SA tidak memberikan uang jajannya.

Korban dipaksa oleh pelaku dan dibawa ke lorong.

SA, siswi kelas 2 SD di Gresik, Jawa Timur, yang mengalami kebutaan usai dicolok tusuk pentol oleh teman sekolahnya, bersama Unit PPA Satreskrim Polres Gresik, Sabtu (16/9/2023).
SA, siswi kelas 2 SD di Gresik, Jawa Timur, yang mengalami kebutaan usai dicolok tusuk pentol oleh teman sekolahnya, bersama Unit PPA Satreskrim Polres Gresik, Sabtu (16/9/2023). (Tribun Jatim Network/Willy Abraham)

Di sana SA menutup mata pakai tangan, lalu ditusuk-tusuk pakai lidi pentol hingga berdarah.

SA dinyatakan buta saat dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya.

Sejak kejadian itu hingga sekarang, kurang lebih satu bulan, anaknya tidak mau sekolah dan minta pindah.

"Tidak mau sekolah minta pindah, tidak saya turutin, karena permasalahan belum selesai. Nanti dikira menghindar. Anak saya tetap les," kata Samsul.

Sementara itu, Kepala UPT SDN 236 Gresik, Umy Latifah enggan merespons kejadian tersebut.

Saat ditemui Tribun Jatim Network di sekolah, Umy langsung berjalan menghindari awak media.

"Saya punya hak untuk tidak berbicara," katanya singkat.

Sementara itu, Unit PPA Satreskrim Polres Gresik bersama keluarga korban telah mendatangi lokasi kejadian dalam penyelidikan kasus ini.

Petugas mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), yang menyebabkan korban mengalami kebutaan.

Ayah korban telah melaporkan peristiwa ini ke Mapolres Gresik.

Kolase foto Kondisi SAH saat ditemui di rumahnya, Jumat (15/9/2023). Siswi SD di Kabupaten Gresik buta setelah dianiaya pakai tusuk bakso oleh kakak kelasnya.
Kolase foto Kondisi SAH saat ditemui di rumahnya, Jumat (15/9/2023). Siswi SD di Kabupaten Gresik buta setelah dianiaya pakai tusuk bakso oleh kakak kelasnya. (TribunJatim.com/ Willy Abraham)

Ia meminta pertanggungjawaban, karena putrinya mengalami kebutaan.

Samsul menceritakan awal mula peristiwa pahit itu.

Saat itu pada hari Senin (7/8/2023) lalu putrinya masuk sekolah.

Ada acara lomba-lomba 17 Agustus.

Tak berselang lama, korban ditarik oleh diduga kakak kelasnya menuju ke sebuah lorong yang berada di antara ruang guru dan pagar sekolah.

Di lorong tersebut, korban dimintai uang jajan secara paksa.

"Anak saya tidak mau, wajah anak saya ditutupi tangan kemudian dicolok tusuk bakso itu. Dicolok-colokkan dari atas ke bawah kena bagian mata kanan anak saya. Anak saya takut membasuh matanya dengan air, dan mengusapnya dengan seragam," tambah Samsul.

Saat itu, kata Samsul, ada luka sedikit.

Dia melihat ada bekas darah di seragam anaknya.

Saat pulang sekolah, lanjut Samsul, ia mendapat keluhan dari putrinya bahwa mata kanannya tidak bisa melihat.

"Langsung saya bawa ke Rumah Sakit Cahaya Giri yang berada di Bringkang, Menganti. Kemudian dirujuk ke Rumah Sakit RSMM Jawa Timur hingga akhirnya dirujuk lagi ke RSUD dr Soetomo Surabaya demi anak saya," kata Samsul.

Berdasarkan hasil pemeriksaan di RSUD dr Soetomo Surabaya, diketahui ada kerusakan pada syaraf mata kanan putrinya.

Hal itu membuat mata kanan putrinya tidak bisa melihat.

"Anak saya mengalami buta permanen, saya datang ke sekolah, saya tidak terima untuk mencari tahu siapa pelakunya. Anak saya nggak tahu siapa nama pelakunya, tapi tahu wajahnya saja. Saya minta CCTV katanya tidak ada rekaman CCTV. Dipersulit. Saya laporkan ke Polres Gresik," kata Samsul.

Samsul pun melaporkan kejadian tersebut ke Polres Gresik pada 28 Agsustus 2023 lalu.

Satreskrim Polres Gresik kini mendalami kasus SA.

"Proses penyelidikan terus berlanjut, tadi kami mengumpulkan bukti-bukti," kata Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan, Sabtu (17/9/2023).

Tidak hanya mengumpulkan barang bukti, polisi juga sempat menanyakan kepada orangtua, korban, hingga pihak sekolah terkait kejadian tersebut dalam sebuah pertemuan.

"Saya hanya mendampingi, sementara untuk hasilnya nanti akan disampaikan," ujar Kanit Reskrim Polsek Menganti Iptu Ekwan Hudin.

SA kini juga mendapat pendampingan psikologis.

Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KB,PP, dan PA), dr Titik Ernawati mengaku prihatin atas kejadian kekerasan terhadap anak.

Pihaknya sudan melakukan assesment sejak pertama menerima laporan pada 4 September lalu.

Sejak laporan masuk ke Dinas KBPPPA Titik mengaku langsung menerjunkan tim untuk melakukan pendampingan psikologis kepada korban.

"Dari assesmen sementara, korban mengalami trauma, Senin depan kami bersama tim psikolog juga akan melakukan asesment lagi. Kami sudah janjian senin habis dhuhur," kata Titik.

Pihaknya sudah koordinasi dengan dispendik Gresik.

Sementara itu, Kiki Ramadani, ibu kerban menegaskan saat ini kondisi psikologi SA mengalami trauma dan takut.

"Pasca kejadian nahas itu, masih trauma, seperti ketakutan," terangnya.

Siswi SD di Gresik buta dicolok tusuk pentol, SA melihat proses mediasi di ruang kelas SDN 236 Gresik, Sabtu (16/9/2023).
Siswi SD di Gresik buta dicolok tusuk pentol, SA melihat proses mediasi di ruang kelas SDN 236 Gresik, Sabtu (16/9/2023). (tribunjatim.com/Willy Abraham)

Sikap Kepala Sekolah

Kepala UPT SD Negeri 236 Gresik memberikan respons mengejutkan saat ditanya terkait siswa yang buta karena dicolok tusuk bakso oleh teman.

Sebelumnya diberitakan bocah SD berinisial SAH (8), warga Kecamatan Menganti, Gresik, Jawa Timur, buta setelah matanya dicolok tusuk bakso oleh siswa lain.

Insiden itu dialami korban ketika berada di tempatnya belajar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 236 Gresik, Jawa Timur.

Awak media lantas berupaya meminta keterangan dari pihak sekolah, dalam hal ini Kepala UPT SD Negeri 236 Gresik, terkait peristiwa yang terjadi pada tanggal 7 Agustus 2023 tersebut.

Hanya saja pihak sekolah enggan memberi tanggapan terkait insiden yang mengakibatkan mata kanan SAH buta.

"Saya punya hak untuk tidak menjawab," ujar Kepala UPT SD Negeri 236 Gresik Umy Latifah saat ditemui awak media di sekolahnya, Sabtu (16/9/2023).

Umy lantas bergegas pergi meninggalkan awak media dengan masuk ke ruang guru dan kepala sekolah.

Ia menolak memberikan komentar lebih jauh terkait kejadian tersebut. Sebelumnya, Umy dan perwakilan dari Dinas Pendidikan Gresik sempat melakukan mediasi dengan orangtua korban di salah satu ruang kelas di SD Negeri 236 Gresik.

Mediasi ini juga melibatkan pihak kepolisian.

Baca juga: Bantah Lakukan Bullying Semasa Sekolah, Kim Hieora Beberkan Tindakannya pada Masa Lalu

"Kami dari Dinas Pendidikan, sifatnya ini sudah coba memediasi. Selanjutnya kami menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada polisi untuk ditangani, supaya menjadi klir, jelas, terang, apa sesungguhnya yang terjadi," tutur Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Gresik, Chamdan Faruq.

Chamdan mewakili Dinas Pendidikan Gresik menyatakan, pihaknya menyerahkan penanganan kasus ini kepada aparat kepolisian.

Termasuk, mengenai keluhan keluarga korban yang merasa dipersulit untuk mendapat rekaman CCTV di sekolah.

Samsul Arif selaku ayah korban menyampaikan, pihaknya sudah coba untuk meminta rekaman CCTV di sekolah pada saat kejadian tersebut.

Namun permintaan itu seakan dipersulit, bahkan pihak sekolah terkesan coba menutup-nutupi kejadian itu.

"Saya sudah coba minta rekaman CCTV, tapi nggak boleh. Memang ada yang diberikan, namun rekaman CCTV yang sebelum kejadian, pada tanggal 6-nya (6 Agustus 2023)," ucap Samsul. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dan TribunJateng.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved