Pilpres 2024
Perbandingan Kuliah Kebangsaan Bacapres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di UI
Inilah perbandingan kuliah kebangsaan bacapres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di UI.
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah perbandingan kuliah kebangsaan bacapres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di UI.
Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo telah memberikan kuliah kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI).
Dua bakal calon presiden (capres) yang bakal maju pada konstelasi politik Pilpres 2024 itu memberikan kuliah kebangsaan pada waktu yang berbeda.
Ganjar Pranowo bertatap muka dengan mahasiswa UI pada Senin (18/9/2023) kemarin, sedangkan Anies Baswedan pada Selasa (29/8/2023) lalu.
Baca juga: Sedang Berlangsung Live Streaming Ganjar Pranowo Isi Kuliah Kebangsaan di Universitas Indonesia
Baca juga: Live Streaming Kuliah Kebangsaan Fisip UI Hari Ini, Bakal Capres Anies Baswedan Jadi Pembicara
Baca juga: PDIP Ogah Sakit Hati Demokrat Pilih Merapat ke Koalisi Prabowo Ketimbang Ganjar, Meski Sempat PDKT
Ada sejumlah poin penting yang ditekankan baik Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo kepada mahasiswa UI.
Di antaranya, Anies Baswedan lebih banyak bicara soal pendidikan.
Sementara Ganjar Pranowo ingin memanfaatkan bonus demografi Indonesia.
Lalu, apa saja perbandingan kuliah kebangsaan Anies dan Ganjar?
Untuk mengetahui jawabannya, simak artikel berikut ini,
Baca juga: Usai Deklarasi AMIN, Survei Elektabilitas Anies di Jawa Timur Meningkat, PKB Siap Maksimalkan
Anies Baswedan Singgung Komersialisasi Pendidikan
Bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, menilai sudah saatnya menghentikan kebijakan yang membuat tidak semua kalangan masyarakat mampu mengakses pendidikan tinggi karena biaya yang melambung.
"Apa mau diteruskan komersialisasi ini? Apa enggak mau diubah? Kalau enggak mau diubah, enggak usah ada perubahan," kata Anies saat mengisi Kuliah Kebangsaan yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), di Depok, Jawa Barat, Selasa (29/8/2023).
Menurut Anies, pendidikan adalah sebuah perangkat investasi yang akan berguna membangun generasi buat beberapa tahun mendatang.
Generasi yang terdidik secara akademik dan budi pekertinya diharapkan bisa menduduki pemerintahan dan negara, serta membuat kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Buat mendukung hal itu, Anies menilai pemerintah tidak perlu ragu mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebagai investasi bangsa dan generasi masa depan.
"Tidak usah ragu keluarkan anggaran cukup agar perguruan tinggi bisa jadi tempat pendidikan, pelatihan, pengembangan ilmu. Negara yang harus hadir," ucap Anies.
Anies juga meminta supaya pendidikan tinggi tidak terus menerus mengarah kepada komersialisasi yang menyebabkan uang kuliah tunggal (UKT) melambung dan tidak bisa dijangkau oleh semua masyarakat Indonesia.
"Biaya kuliah yang sekarang tinggi harus diubah murah, terjangkau oleh seluruh warga Indonesia," ujar Anies.
Anies menyampaikan, pengelola universitas sebaiknya fokus pada pengembangan ilmu, dan tidak semata untuk kepentingan bisnis. Apalagi memandang mahasiswa sebagai seorang pelanggan.
Baca juga: Bursa Nama Cawapres Ganjar Pranowo Terbaru Disinggung Puan Maharani, Ridwan Kamil dan AHY Tersingkir
Minta Pemerintah Tak Ragu Investasi di Pendidikan
Lebih lanjut Anies mengatakan, negara patut memastikan semua kalangan bisa mengakses pendidikan tinggi supaya menghidupkan pemerataan dan keadilan di tengah masyarakat.
"Kami termasuk yang melihat perguruan tinggi dan pendidikan, semua pengeluaran negara untuk ini jangan dipandang sebagai biaya, tapi harus dipandang sebagai investasi," kata Anies kala itu.
Dirinya tidak sepakat dengan model pendidikan tinggi saat ini yang terkesan sarat komersialisasi.
Yang dimaksud adalah masyarakat bisa menjadi merasakan bangku kuliah jika sanggup membayar uang kuliah yang tinggi.
Dia meminta pemerintah agar tak ragu mengeluarkan anggaran untuk pendidikan sebagai investasi masa depan.
"Perubahan yang kita dorong terkait keadilan. Kebijakan harus aspek keadilan. Kalau ada aspek keadilan, setiap susun kebijakan ada pernyataan, sudahkah kebijakan penuhi aspek keadilan? Maka mindset berubah. Ini yang kita ingin bawa," ucap Anies.
"Karena itu kita tidak usah ragu mengeluarkan anggaran yang cukup agar PT bisa menjadi tempat untuk pendidikan tempat untuk pelatihan dalam artian untuk saintifik," sambung Anies.
Menurut Anies, pendidikan adalah sebuah perangkat investasi yang akan berguna membangun generasi buat beberapa tahun mendatang.
Berikut poin-poin pidato Anies Baswedan:
- Tata kelola pemerintahan yang baik akan terwujud bila terbebas dari praktik korupsi
- Hukuman yang keras terhadap koruptor bisa meredam keserakahan dan menimbulkan rasa takut bila melakukan korupsi
- Puji bahasa nasional yang dimiliki bangsa Indonesia
- Singgung soal Konoha dan Wakanda sebagai fenomena demokrasi yang tidak sehat
- Ganjar singgung pemimpin bukan malaikat
Membuka kuliah kebangsaan di FISIP UI, Ganjar Pranowo mengatakan pemimpin bukanlah malaikat yang bisa menyelesaikan seluruh masalah.
"Pemimpin bukan malaikat yang bisa menyelesaikan (masalah) dengan seluruh kesempurnaan. Tidak ada itu," kata Ganjar saat memberi Kuliah Kebangsaan di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Senin (18/9/2023).
Namun, mantan Gubernur Jawa Tengah ini menegaskan pemimpin harus bisa membangun optimisme.
"Pemimpin harus memberikan optimisme, data dan fakta boleh disajikan," ujar Ganjar.
Ganjar mengakui jika masih ada problem soal korupsi dan pelayanan publik yang masih buruk.
"Bahwa ada problem tadi, korupsi iya. Ada problem layanan publik yang buruk," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia juga menyinggung mengenai posisi Indonesia pada lingkup internasional.
Ganjar menyebut perhelatan G20 dan KTT ASEAN di Indonesia menjadi bukti bahwa peta politik Indonesia secara global tidak terlalu buruk.
"Maka apa sebenarnya yang kita lakukan untuk bisa berkontribusi, untuk bisa membuktikan bahwa G20 kita mendapatkan peran penting, ASEAN kita mendapatkan peran yang cukup penting. Artinya roadmap kita dalam politik global tidak terlalu buruk," imbuhnya.
Lebih lanjut Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa bonus demografi dapat menciptakan peluang emas bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dari data yang diperoleh Ganjar, Indonesia menghadapi situasi bonus demografi 44 persen ada di kelas menengah dan 68 persen ini tenaga produktif.
Menurut Ganjar, untuk menghadapi bonus demografi, Indonesia perlu melakukan transformasi dalam enam pilar strategis yang mencakup pangan, penegakan hukum, lingkungan, energi, digital, pendidikan, dan keterampilan.
Hal itu disampaikan Ganjar saat mengisi Kuliah Kebangsaan di FISIP UI, Depok, Jawa Barat, Senin (18/9/2023).
"Ada transformasi dari enam pilar yang menurut saya cukup strategis dalam bonus demografi. Ada pangan, penegakan hukum, ada faktor lingkungan, energi, digital, pendidikan dan keterampilan," kata Ganjar.
Baca juga: Jawaban Najwa Shihab usai Dinominasikan Jadi Ketua Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin
Menurut Ganjar, salah satu langkah penting yang telah diambil adalah peningkatan investasi dalam pendidikan dan pelatihan.
Dengan mempersiapkan angkatan kerja muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan, Indonesia dapat menghadapi tantangan global dengan lebih baik dan memaksimalkan kontribusi bonus demografi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, pemerintah juga harus fokus pada penciptaan lapangan kerja. Dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja muda, diperlukan upaya untuk memastikan bahwa ekonomi Indonesia dapat menciptakan pekerjaan yang cukup untuk mengakomodasi pertumbuhan populasi ini.
Bonus demografi juga memberikan peluang untuk mengembangkan sektor industri dan teknologi.
Potensi konsumen yang besar dari generasi muda dapat mendorong inovasi dan pertumbuhan bisnis di berbagai sektor, termasuk teknologi informasi, kreatif, dan digital.
Namun, untuk mengoptimalkan pemanfaatan bonus demografi ini, perlu adanya koordinasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan. Peran sektor swasta dalam menciptakan peluang kerja dan investasi sangat penting.
Ganjar menegaskan bonus demografi bisa mewajudkan Indonesia emas.
"Agar kita bisa mendapatkan deviden demografi menuju Indonesia emas itu negaranya mesti makmur, mesti sehat, mesti pintar, mesti produktif," jelasnya.
Berikut poin-poin pidato Ganjar:
- Sebut Indonesia masih banyak persoalan
- Soroti masalah korupsi dan layanan publik yang buruk.
- Jawab pertanyaan apakah dirinya boneka partai atau tidak
- Soroti kualitas udara Jakarta yang buruk
- Pemimpin masa depan harus mau bicara fakta dan optimisme
- Bicara soal posisi Indonesia pada lingkup internasional
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gagasan 2 Bacapres ke Mahasiswa UI, Anies Bicara Pendidikan, Ganjar Ingin Manfaatkan Bonus Demografi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.