Pilpres 2024
Prabowo Janji Naikkan Gaji PNS dan TNI-Polri, Uangnya dari Tambal yang Bocor-bocor dan Kejar Pajak
Prabowo Subianto berjanji akan naikkan gaji PNS dan TNI-Polri, jika ia terpilih sebagai Presiden RI di Pilpres 2024. Uangnya darimana?
TRIBUNKALTIM.CO - Prabowo Subianto berjanji akan naikkan gaji PNS dan TNI-Polri, jika ia terpilih sebagai Presiden RI di Pilpres 2024.
Prabowo mengakui saat ini Pemerintah tak punya uang untuk menaikkan gaji ASN dan TNI-Polri.
Namun kelak jika ia jadi presiden, Prabowo mengatakan akan mendapatkan uang tersebut daru tambal yang bocor-bocor dan kejar yang tak mau bayar pajak.
Janji itu disampaikan Menteri Pertahanan Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara Seminar Nasional Kebangsaan Bersama 1000 Guru Besar, Rektor dan Cendekiawan se-Indonesia, di Hotel Bidakara Jakarta pada Sabtu (30/9/2023).
Baca juga: Meski di Luar Nalar, Prabowo dan Ganjar Pranowo Bisa Berduet di Pilpres 2024, 3 Sosok Ini Penentu
Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Anies, Ganjar, Prabowo: Siapa Kuasai Jawa Timur dan Jabar?
Baca juga: Hasil Survei Capres: Siapa Capres Terkuat di Jawa Timur dan Jabar, Lumbung Suara Terbesar
"Kita akan menaikkan gaji buruh, aparatur sipil negara, anggota TNI-Polri, kepala desa, perangkat desa, dan semua RW RT di seluruh Indonesia," kata bakal calon presiden yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu .
Eks Danjen Kopassus memahami banyak pihak yang bakal bertanya perihal darimana anggaran untuk kenaikan gaji tersebut. Dia bilang, janji itu bisa terlaksana jika kebiasaan-kebiasaan korupsi dihilangkan di Indonesia.
"Nanti ada yang bertanya. Emangnya ada uangnya? ada uangnya, yang bocor bocor harus kita tutup kebocorannya, yang maling maling kita tutup malingnya, yang mark up mark up gelembung gelembung kita tutup mark up- nya," katanya.
Tak hanya itu, Prabowo juga mengusulkan agar pihak-pihak yang tidak mau membayar pajak dikejar. Selain itu, penyeludupan-penyeludupan juga harus dihilangkan.

"Yang gak mau bayar pajak kita kejar supaya bayar pajak, yang nyelundup-nyelundup kita tutup. Kita kurangi penyelundupannya kalau bisa kita hilangkan penyelundupannya," jelasnya.
Lebih lanjut, Prabowo menambahkan tindakan ini merupakan gerakan yang harus dilakukan secara serentak oleh seluruh pihak.
"Jadi ini adalah totalitas gerakan serentak dan pertanyannya bukan apakah bisa, tetapi masalahnya adalah harus bisa. Kalau kita mau maju sebagai negara, harus bisa dan saya yakin kita bisa, beri kepercayaan kepada kita, kita buktikan bahwa kita bisa mambawa negara ini menjadi negara maju," tandasnya.
Erick Thohir atau Khofifah?
Kans Erick Thohir dan Khofifah besar ketimbang Mahfud MD sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Belakangan nama-nama yang mungkin akan mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden (cawapres) mulai terkuak.
Baca juga: Kaesang Pangarep Jadi Ketum PSI, Prabowo Subianto Senang, Bukan Tanpa Alasan
Dua nama kuat yang sedang menjadi sorotan adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Keduanya adalah warga dan tokoh NU (Nahdlatul Ulama).
Ada beberapa alasan yang memperkuat kemungkinan Erick Thohir sebagai cawapres Prabowo dalam Pilpres 2024.
"Pertama, karena faktor elektabilitas. Kedua, Erick dianggap memiliki hubungan yang halus dengan istana. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, kedekatan Prabowo dan Erick, bersama dengan Jokowi, dikaitkan dengan restu dari Jokowi terkait duet keduanya," kata Adi Prayitno, Jumat (29/9/2023).
Terkait peluang duet Prabowo-Khofifah, Adi Prayitno menyebut bahwa Khofifah bisa menjadi solusi atas kelemahan Prabowo yang kalah dalam dua edisi pilpres sebelumnya.
"Khofifah adalah jawaban atas kelemahan Prabowo selama ini yang kalah dalam dua kali pilpres, yaitu 2014 dan 2019. Prabowo kurang kuat di Tanah Air Tertinggal dan kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Khofifah dianggap dapat menutupi kelemahan tersebut," kata Adi Prayitno menambahkan.
Adi Prayitno juga membahas tentang Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, yang merupakan figur penting dalam perbincangan ini.
Menurut dia, Airlangga Hartarto memiliki peran strategis, mengingat Golkar telah memberikan dukungan terhadap Prabowo untuk Pilpres 2024.
Namun, Adi Prayitno mempertanyakan apakah Partai Golkar akan tetap bertahan dalam koalisi pendukung Prabowo jika Airlangga bukanlah pilihan cawapres.
"Secara sederhana, seharusnya Golkar akan mempertimbangkan untuk keluar dari koalisi, kecuali ada faktor besar yang membuat mereka tetap bersama Prabowo, meskipun Airlangga bukan cawapres," katanya.
Baca juga: Luhut Doakan Prabowo Subianto Jadi Presiden, Capres Gerindra: Di Saat Kritis Kita Selalu Berhubungan
Seiring berjalannya waktu, perbincangan seputar cawapres Prabowo Subianto semakin menarik perhatian publik, menantikan keputusan resmi terkait siapa yang akan mendampingi Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
Sebelumnya, Ketua Koordinator Relawan Pemenangan Prabowo Subianto, Ahmad Riza Patria membeberkan nama-nama cawapres yang akan mendampingi Prabowo di Pilpres 2024 sebenarnya sudah beredar di publik.
Di antaranya seperti tiga ketua umum (ketum) parpol, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menparekraf Sandiaga Uno, hingga Menko Polhukam Mahfud MD.
Awalnya, Riza menjawab pertanyaan kriteria cawapres yang dicari oleh Prabowo. Riza mengatakan, yang terpenting, cawapres Prabowo haruslah orang yang jujur dan berwawasan.
"Sederhana saja, yang penting orang itu jujur, berkompetensi, berwawasan, dan berjuang untuk kepentingan bangsa, kemajuan bangsa dan negara," ujar Riza saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/5/2023).
Riza enggan membocorkan apakah cawapres Prabowo sudah mengerucut ke satu nama atau belum.
Pasalnya, itu adalah kewenangan dari Prabowo dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin selaku mitra di Koalisi Gerindra-PKB.
Baca juga: Terjawab Mengapa Prabowo Subianto Tak Bisa Akur dengan Luhut Meski Sama-Sama dari TNI
Namun, dia mengindikasikan nama-nama cawapres Prabowo sebenarnya sudah beredar di publik.
"Kalau ketum kan ada Cak Imin. Ada lagi nanti kalau bergabung dengan partai lainnya, katakanlah Golkar ada Airlangga Hartarto. Mungkin ada partai lain bergabung. Umpamanya dari PAN, ada Pak Zulkifli Hasan. Itu kan nama-nama ketum yang tentu memiliki kompetensi, rekam jejak, yang luar biasa," tutur dia.
Lalu, Riza tidak menampik ada juga nama-nama cawapres non ketum parpol yang beredar.
"Ya katakanlah ada Khofifah, ada Erick, ya kan? Ada siapa lagi? Ada Pak Mahfud. Mungkin ada Sandi. Silakan. Teman-teman lah yang inventarisir, sebanyak mungkin teman-teman yang menyaring," ucap Riza.
Menurut dia, para relawan hingga media bisa mengusulkan nama cawapres kepada Prabowo.
Dia memastikan Prabowo pasti menerima dan mempertimbangkan usulan dari siapapun.
"Itulah bijaksananya beliau. Jadi saya tidak ingin membatasi, siapa saja sangat mungkin jadi wapres beliau," imbuhnya. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul 2 Tokoh NU Calon Kuat Cawapres Prabowo Subianto: Bukan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dan Tribunnews.com dengan judul Negara Disebut Tak Punya Uang Naikkan Gaji ASN/TNI-Polri, Prabowo: Kejar yang Tidak Mau Bayar Pajak
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.