Liga Italia

Pirlo dan Zidane Jadi Satu dalam Diri Yacine Adli, Deep-lying Playmaker yang Dibutuhkan AC Milan

Yacine Adli kini menjadi andalan di lini tengah AC Milan, bahkan ia disebut-sebut sebagai titisan Andrea Pirlo, bahkan Zinedine Zidane.

Twitter AC Milan
Playmaker AC Milan, Yacine Adli (tengah). Yacine Adli kini menjadi andalan di lini tengah AC Milan, bahkan ia disebut-sebut sebagai titisan Andrea Pirlo, bahkan Zinedine Zidane. 

TRIBUNKALTIM.CO - Yacine Adli adalah deep-lying playmaker yang dibutuhkan AC Milan.

Yacine Adli kini menjadi andalan di lini tengah AC Milan, bahkan ia disebut-sebut sebagai titisan Andrea Pirlo, bahkan Zinedine Zidane.

Kesempatan Yacine Adli tampil sebagai starter tak terlepas dari cederanya Rade Krunic, yang memaksa Pelatih AC Milan, Stefano Pioli memainkan gelandang asal Prancis tersebut.

Kini, Yacine Adli menjelma menjadi deep-lying playmaker layaknya Andrea Pirlo.

Sejak zaman Andrea Pirlo bermain untuk AC Milan sebagai deep-lying playmaker, belum ada seorang regista yang mampu menggiring bola dengan begitu elegan sepertinya, menurut La Gazzetta dello Sport.

Bahkan yang menjadi ciri khasnya sebagai playmaker dalam adalah kemampuan mengoper bola panjang hingga sejauh 50 meter secara akurat, yang sangat berguna untuk menghindari tekanan.

Dan Yacine Adli memiliki sesuatu yang retro dalam hal gayanya bermain di lapangan tengah AC Milan, ketika melawan Cagloari dan Lazio, yang semuanya berakhir dengan kemenangan.

Dia memiliki fisik yang ramping dan sedikit bungkuk tetapi juga sikap ketenangan di lapangan yang menggabungkan kelembutan dengan kepraktisan.

Sebelumnya, pemain seperti Marco Van Bommel, Riccardo Montolivo, Lucas Biglia, dan terakhir Rade Krunic termasuk di antara pemain-pemain yang menempati posisi lini tengah dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Jelang Liga Champions Lawan Dortmund, Lini Serang AC Milan Disetarakan dengan Manchester City

Baca juga: Stefano Pioli Cari Modal Hadapi Juventus, AC Milan Targetkan 2 Kemenangan Sebelum Jeda Internasional

Baca juga: Liga Champions: H2H, Prediksi Skor, Line Up dan Jadwal Siaran Langsung Borussia Dortmund vs AC Milan

Dan hampir semuanya memiliki sesuatu yang lebih daripada Adli khususnya dalam hal kemampuan bertahan.

Pada saat menjadi pemain yang memerankan tugas pentingnya sebagai deep-lying playmaker malam itu di Cagliari, Adli banyak menguasai bola.

Dia kehilangan bola sekali yang memicu jalan bagi gol Luvumbo, tetapi dia menyelesaikan 71 dari 73 umpan dan beberapa di antaranya adalah bola panjang.

Hal terbaik dari rapor pemain Prancis-Aljazair itu adalah ketika rekan satu timnya terus mencarinya dan memberinya bola.

Pasalnya, mereka memahami bahwa mengoperkan bola kepadanya seperti menyimpannya di bank, karena mereka akan menerimanya kembali dalam bentuk bunga alias umpan akuran dan matang.

Di sisi lain, Paulo Sousa, yang memperhatikannya dengan cermat saat melatih Bordeaux, menyebut bahwa Adli adalah pemain yang paling dekat dengan Zinedine Zidane dalam hal kreativitas dan kualitas teknis.

Sousa adalah salah satu playmaker terhebat di dunia sepakbola pada akhir abad lalu, sehingga dia mengerti apa yang dia bicarakan.

Mungkin Pioli terlalu banyak menahan Adli sementara dia menunggunya beradaptasi dengan taktik bertahan sepakbola Italia.

Namun, lantaran proses adaptasinya yang dianggap tidak sesuai rencana, AC Milan akhirnya mengandalkan Krunic untuk bermain di lini tengah tiga pemain alias sebagai regista.

Dia adalah pemain serba bisa dan berpengalaman, tapi dia lebih merupakan penyeimbang daripada pengubah permainan.

Baca juga: AC Milan Cari Pengganti Simon Kjaer, Stefano Pioli Rekomendasikan Bek Muda Rep Ceko

Pirlo juga berusia 23 tahun ketika Carlo Ancelotti memutuskan untuk memindahkannya kembali dari peran lini tengah box-to-box ke bermain di depan pertahanan untuk menggantikan Fernando Redondo yang selalu cedera.

Adli seusia Pirlo saat itu dan bisa mengikuti jejaknya.

Ini akan menjadi perjalanan yang panjang, tapi mungkin inilah saatnya untuk memanfaatkan momen ini.

Sebelumnya, menurut Pioli, Adli menunjukkan sikap yang luar biasa ketika mengetahui belum berhasil menembus skuad utamanya.

“Yacine memiliki kesabaran yang besar dan juga kekuatan mental yang besar meski bermain sangat jarang dan dalam mempertahankan sikap tertentu.

Untuk itu, Pioli memberikan kesempatan penting untuk gelandang keturunan Prancis-Aljazair tersebut di starting XI Rossoneri.

“Saya mengatakan kepadanya bahwa kami memiliki niat lain untuk gelandang dan posisi mediano (gelandang ) tetap untuknya, dia bekerja dengan kesiapan yang tinggi.

Namun Pioli mengakui bahwa butuh beberapa waktu bagi Adli untuk mengerti taktik dan strategi yang diinsutruksikan kepadanya.

“Dia memerlukan waktu untuk memahami posisi baru dan konstruksi baru baik dalam fase penguasaan bola maupun non-penguasaan, di lini tengah Anda bermain dalam satu cara, sebagai mediano (tengah) dalam cara lain.

Meski mungkin belum sempurna dalam memerankan posisi deep-lying playmaker seperti yang mainkan Andrea Pirlo di AC Milan, Juventus dan timna Italia, tetapi dia layak mendapat apresiasi.

Baca juga: Ada Apa Stefano Pioli? Lebih Jagokan Juventus daripada AC Milan Jadi Juara Liga Italia 2023/24

“Kami tahu dia belum bisa sempurna di posisi itu, tapi dengan ketersediaannya, pekerjaan luar biasa bisa dilakukan.

“Fakta bahwa dia yakin bisa menemukan ruang adalah hal yang luar biasa bagi seseorang yang bermain di level ini.”

Dengan cedera panjang Rade Krunic, Yacine Adli seakan mendapatkan kesempatan emas untuk menunjukkan kemampuannya di depan dua bek tengah.

Peran playmaker dalam tidaklah mudah, karena harus menjaga ritme permainan sekaligus menjadi kreator serangan utama dari lapangan tengah yang lebih dalam.

Untuk itu, kemampuan passing jauhnya sangat diandalkan untuk menemukan rekannya di sepertiga akhir lapangan.

Dan kabar baiknya adalah bahwa Adli setidaknya telah melakukannya ketika bermain menjadi starter melawan Cagliari.

Yacine Adli Mengingatkan Banyak Pihak Tentang Andrea Pirlo

Jurnalis Italia, Luca Serafini meyakini bahwa Yacine Adli bisa memenangkan hati Stefano Pioli di AC Milan.

Tanda-tandanya sudah tampak dalam dua laga terakhir AC Milan di Liga Italia.

Dari dua laga itu, Adli diberikan kepercayaan oleh Stefano Pioli tampil sebagai starter, termasuk melawan Lazio.

Baca juga: Borussia Dortmund vs AC Milan di Liga Champions: H2H, Formasi Pemain dan Jadwal Siaran Langsung

Itu adalah momen yang sangat langka bagi gelandang asal Prancis tersebut.

Pasalnya, musim lalu Adli tercatat sepanjang musim dirinya hanya diberikan jatah bermain sebagai starter sebanyak satu kali saja.

Buah dari kegigihan dan kesabarannya selama berproses di AC Milan mulai menunjukkan tanda-tanda yang positif.

Itu juga tak lepas dari faktor cedera yang dialami oleh Rade Krunic.

Meski dipaksa bermain di luar posisi aslinya, yakni gelandang serang, nyatanya Adli bisa membuktikan dirinya bermain sebagai gelandang bertahan dalam dua laga terakhir AC Milan di Liga Italia.

Fenomena yang dialami oleh Yacine Adli tersebut mengingatkan Serafini pada eks gelandang flamboyan I Rossoneri, Andrea Pirlo.

Pengalaman yang dilalui Andrea Pirlo dulu mirip dengan apa yang dialami Adli saat ini.

Kala itu, AC Milan tengah dibesut oleh Carlo Ancelotti.

Yacine Adli tampil starter untuk pertama kalinya saat AC Milan bersua Cagliari pada lanjutan laga Liga Italia 2023-2024.

Pos gelandang bertahan saat itu sangat melimpah di dalam skuad Ancelotti dengan Pirlo yang datang waktu itu masih bermain sebagai gelandang serang.

Baca juga: Yacine Adli Makin Gemilang di Liga Italia, Tiru Perjuangan Pirlo Rebut Hati Ancelotti di AC Milan

Pirlo, yang datang pada musim panas 2001 usai ditebus permanenkan dari Inter Milan, harus bersaing dengan nama-nama beken seperti Demetrio Albertini dan Fernando Redondo.

Meski sempat kesulitan, perlahan tapi pasti Andrea Pirlo menjadi pilihan utama Ancelotti di AC Milan dengan berevolusi menjadi gelandang jangkar alias pemain No.6.

Keduanya mampu mempersembahkan gelar untuk AC Milan dengan memenangkan trofi Liga Italia (2003-2004), Liga Champions (2002-2003 dan 2006-2007), Piala Super Eropa (2003-2004 dan 2007-2008), dan Coppa Italia (2002-2003).

"Setiap Adli diturunkan tahun ini, saya tidak mempermasalahkannya," tutur Serafini, dikutip BolaSport.com dari Milan News.

"Sebaliknya, dia tidak pernah membuat saya bergairah."

"Bukan karena Stefano Pioli tidak menyukainya, AC Milan percaya kepadanya, tetapi Yacine Adli mempunyai jalannya sendiri."

"Saya yakin dia mampu mengubah pikiran Pioli seperti yang dilakukan Pirlo kepada Ancelotti," tutur Serafini menambahkan.

Peluang Yacine Adli untuk kembali tampil starter terbuka lebar saat AC Milan berhadapan dengan Borussia Dortmund dalam lanjutan laga Liga Champions.

Seiring dengan cedera dari Ruben Loftus-Cheek, posisi trio lini tengah bakal menjadi rebutan.

Tijjani Reijnders diyakini tetap menjadi pilihan utama Stefano Pioli di lini tengah.

Dua pemain lainnya bakal mendampingi Reijnders bakal berkutat pada Adli, Yunus Musah, dan Tomasso Pobega. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved