Pilpres 2024

Tak Suka Dielu-elukan Pendukungnya, Prabowo Subianto Ingatkan soal Jati Diri Pejuang dan Pendekar

Tak suka dielu-elukan pendukungnya, Prabowo Subianto ingatkan soal jati diri pejuang dan pendekar.

Editor: Diah Anggraeni
Kompas.com/Fika Nurul Ulya
Acara deklarasi oleh Gerakan Setia Prabowo di Hotel Kartika Candra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (7/10/2023). Tak suka dielu-elukan pendukungnya, Prabowo Subianto ingatkan soal jati diri pejuang dan pendekar. 

TRIBUNKALTIM.CO - Tak suka dielu-elukan pendukungnya, Prabowo Subianto ingatkan soal jati diri pejuang dan pendekar.

Bakal calon presiden yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto hadir dalam acara deklarasi oleh Gerakan Setia Prabowo, Sabtu (7/10/2023).

Acara deklarasi oleh Gerakan Setia Prabowo di Hotel Kartika Candra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Prabowo Subianto tiba di lokasi acara pada pukul 14.05 WIB.

Ia mengenakan baju safari, baju otentik yang kerap dipakainya saat kunjungan.

Baca juga: Capres Terkuat Hasil Survei Terbaru Versi 20 Lembaga, Persaingan Anies, Ganjar, Prabowo Makin Ketat

Baca juga: Hasil Survei Capres-Cawapres: Prabowo-Erick Thohir Ungguli Ganjar-Sandi atau Mahfud, Anies-Cak Imin?

Baca juga: Kaesang Tegas Beri Sanksi untuk Ade Armando karena Kritik PDIP, Relawan Yakin PSI Dukung Prabowo

Dalam pidatonya, Prabowo Subianto mengaku tidak suka terlalu dielu-elukan oleh para pendukungnya.

Prabowo Subianto pun menyinggung jati diri seorang pejuang dan pendekar.

Seorang pejuang dan pendekar bekerja keras tanpa pamrih (rame ing gawe sepi ing pamrih).

"Saya sesungguhnya merasa bisa dikatakan, saya tidak mau terlalu dielu-elukan sebagai Prabowo. Sebenarnya jati diri seorang pejuang, jati diri seorang pendekar itu, saya dapat pelajaran dari kecil 'rame ing gawe, sepi ing pamrih'," kata Prabowo dalam acara deklarasi di Hotel Kartika Candra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (7/10/2023).

Ia lantas mengingat perjuangan anak bangsa di masa kemerdekaan.

Menurut Prabowo, kemerdekaan yang saat ini dinikmati adalah pengorbanan begitu banyak rakyat biasa dan tokoh-tokoh pejuang.

Banyak dari mereka yang gugur di medan perang, namun tidak diketahui identitasnya.

Baca juga: Daftar Purnawirawan Jenderal TNI-Polri Dibalik Ganjar, Prabowo, Anies Dapat Tambahan Amunisi Baru

Mereka terus berjuang mempertahankan negara, tanpa diketahui dan dielu-elukan oleh banyak orang.

"Jadi saya kadang-kadang merasa kurang pantas kalau saya dielu-elukan," tuturnya.

Kendati demikian, ia mengaku siap untuk memimpin perbaikan bangsa.

Sebab, sistem Demokrasi yang ada saat ini mengharuskan setiap orang memilih pemimpin lewat satu suara yang mereka punya.

Sekitar 270 juta rakyat Indonesia harus memberikan suara untuk memilih calon pemimpin pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang.

"Memang harus ada yang membawa panji-panji, harus ada yang bersedia untuk dijadikan membawa bendera, untuk memimpin perbaikan bangsa. Dan untuk itu saya menyatakan, saya siap," jelas dia.

"Walaupun saya merasa tidak pantas, sebenarnya saya manusia biasa penuh dengan kekurangan dan kelemahan, tapi saya siap. Dan saya bersedia terus berjuang demi keadilan, demi kesejahteraan, demi kemakmuran, saya bersedia," imbuhnya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Suka Dielu-elukan Pendukungnya, Prabowo: Pendekar Itu "Rame Ing Gawe, Sepi Ing Pamrih".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved