Polisi Tak Temukan Tempat Penimbunan BBM di Lokasi Terbakarnya Pom Mini Jalan PM Noor Samarinda

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pihak kepolisian masih mendalami penyebab asal mula terjadinya kebakaran di kios sembako dan pom mini di Jalan PM Noor, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara pada Senin (16/10/2023) petang kemarin.

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli melalui Kapolsek Sungai Pinang Kompol Ahmad Abdullah mengatakan pihaknya belum dapat memastikan apa yang menjadi pemicu awal kebakaran.

"Apakah memang dari Pom Mininya atau dari korslering listrik lalu menyambar pomnya masih kita selidiki," jelasnya, Selasa (17/10).

"Apalagi dari keterangan saksi, jaringan elektrikal di rumah itu sudah sangat lama sehingga kemungkinan terjadi korsleting listrik," imbuhnya.

Baca juga: Jaga Asset dan Kualitas Layanan, PLN Icon Plus Rapihkan Kabel Fiber Optic secara Berkala

Sudah ada dua saksi yang diperiksa dalam kejadian ini. Mereka adalah suami istri pemilik kios itu sendiri 

Kompol Ahmad Abdullah mengatakan belum ada penetapan tersangka dan status keduanya masih sebagai saksi.

"Karena sejauh ini tidak ada yang dirugikan karena musibah tersebut. Yang jadi korban yah pemiliknya sendiri yang rugi secara material," bebernya.

Terkait dugaan adanya praktik pengetapan, ia mengatakan masih dalam pendalaman sebab tak ditemukan tempat penimbunan di lokasi kejadian.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua bangunan yang terdiri dari kios sembako lengkap dengan Pom Mini dan bengkel mendadak terbakar pada Senin petang kemarin.

Baca juga: Ketua DPRD Paser Target Pembahasan Raperda APBD 2024 akan Rampung Awal November Mendatang

Dari keterangan Ambo Lele selaku pemilik kios, kala itu ia tengah menunggu pembeli dan mendadak melihat ada percikan api pada sisi bawah mesin pompa dispenser berisi pertalite eceran miliknya.

Ia pun bergegas menarik anak dan istrinya menjauh dari tempat usaha sekaligus rumah tinggal mereka tersebut.

Dalam hitungan detik terjadi ledakan disusul kobakaran api yang dalam sekejab membumihanguskan seluruh area usaha mereka. (*)