Kebakaran di Jembatan Simpang Muara

Cerita Kehidupan di Bawah Kolong Jembatan Simpang Muara Samarinda yang Terbakar Malam Tadi

Gubuk yang berada di bawah kolong Jembatan Simpang Muara Samarinda hanya menyisakan butiran arang dan debu hitam.

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Kondisi bawah Jembatan Simpang Muara sisi Jalan Slamet Riyadi, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda pasca terbakar Rabu (18/10/2023) malam tadi.TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pasca terbakar, Rabu (18/10/2023) malam, gubuk yang berada di bawah kolong Jembatan Simpang Muara Samarinda hanya menyisakan butiran arang dan debu hitam.

Dari pantauan Tribunkaltim.co pada Kamis (19/10), Pukul 17.00 Wita, area bawah jembatan tersebut nampak kosong tanpa penghuni.

Hanya ada sejumlah perkakas yang tak lagi utuh bergeming di posisi masing-masing.

Kolong jembatan yang menghubungkan Jalan RE Martadinata dan Jalan Slamet Riyadi Kota Samarinda itu bersekat dan memiliki beberapa ruang dengan tinggi 1 meter saja.

Di samping kiri area yang terbakar terhampar beberapa lembar kertas karton di atas gundukan tanah yang tidak rata.

Baca juga: Kabid Humas Polda Kaltim Sebut Otopsi Jenazah Korban Kebakaran Pabrik Nikel Dilakukan di Balikpapan

Baca juga: BREAKING NEWS: Kobaran Api Mendadak Muncul dari Bawah Jembatan Simpang Muara Samarinda

"Itu tempat tidur para pengamen," kata Tian (20), salah seorang pemuda setempat yang tiba-tiba mendekati pewarta ini.

Pemuda yang tinggal di sekitar Gang Karya, Simpang Muara, Kecamatan Samarinda Ulu itu mengatakan, area yang terbakar merupakan milik para gelandangan dan pengemis (gepeng) yang biasa mengamen di pertigaan tersebut.

Para gepeng itu menjadikan bawah kolong jembatan menjadi tempat bernaung lantaran tak mendapatkan tempat tinggal di dalam Gang Karya.

"Banyak kok pengamen tinggal di Gang Karya. Ada bosnya. Tempatnya itu satu rumah, kamarnya banyak disekat-sekat," beber Tian.

Ia memastikan kebakaran yang terjadi pada Pukul 21.50 Wita itu akibat kelalaian.

Sebab para gepeng yang mendiami bawah kolong jembatan sisi Jalan Slamet Riyadi, RT 12, Kecamatan Sungai Kunjang itu kerap membakar sampah untuk menghangatkan diri.

"Mereka biasa ada di sana dari magrib sampai jam 2 siang. Sisa waktunya itu keluar ngamen buat beli makan," timpal Ardy (21) yang datang bersama Tian.

Mereka juga memastikan tak ada aktivitas memasak yang dilakukan para anak jalanan (anjal) dan gepeng tersebut.

Baca juga: Kobaran Api di Jembatan Simpang Muara Samarinda Berasal dari Pondok Kecil di Bawahnya

Sebab tungku dan kompor yang ada hanya difungsikan untuk menghangatkan diri kala malam tiba.

"Mereka buat pondok dari kardus. Alasnya juga pake kardus. Orangnya ganti-ganti tiap tahun. Rata-rata umur 15-20 tahun datang dari Sulawesi atau Jawa. Buat makan mereka beli, bukan masak," beber Tian dan Ardy bergantian. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved