Pilpres 2024
Gibran Ungkap Strategi Taklukkan 'Kandang Banteng', Akui Jawa Tengah Bukan Lagi Basisnya
Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ungkap strategi untuk taklukkan 'Kandang Banteng', akui Jawa Tengah bukan lagi basisnya.
Penulis: Rita Noor Shobah | Editor: Christoper Desmawangga
Gibran juga membeberkan cara untuk meraup dukungan di Jateng.
Salah satu strateginya dengan fokus door to door, silaturahmi ke warga tingkat RT, RW, dan desa.
"Semua tingkat kita sambangi, tidak perlu menyibukkan diri untuk berantem di sosial media. Angka-angka kita sebenarnya sudah cukup baik tapi kalau sampai Jateng lepas ini nanti beda lagi ceritanya. Kita semuanya pingin satu kali putaran tetapi itu tidak mudah," katanya.
"Kalau 1 kali 2 kali kita gedor maka 3, 4, 5, 6, 7 kali kita ulangi terus sampai benar-benar dapat. Sekali lagi tidak mudah dan saya perlu bantuan bapak ibu semua untuk bisa memenangi Jateng," katanya.
Safari Politik Pertama
Untuk diketahui, mengawali safari politiknya, hari ini Gibran mendatangi sejumlah tempat di Jawa Tengah.
Gibran berkunjung ke sentra perajin tembaga di Boyolali dan bersilaturahmi serta dialog dengan masyarakat Muntilan di Kabupaten Magelang.
Bakal calon wakil presiden yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gibran Rakabuming Raka, mengawali safari politiknya dengan mengunjungi sentra perajin tembaga di Tumang, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (28/10/2023).
Pria yang saat ini menjabat Wali Kota Solo itu berbincang dengan para perajin dan melihat langsung proses pembuatan kerajinan tembaga.
Menurut Gibran, para perajin tembaga di Tumang harus didukung dengan peralatan yang memadai agar tidak kalah bersaing dengan hasil produk dari luar.
"Jadi harus ada intervensi dari pemerintah. Ini kan sudah ada koperasinya, ya otomatis koperasinya harus di-support dengan alat yang up to date juga," kata Gibran kepada wartawan di Boyolali.
Selama ini, kata Gibran, para perajin tembaga di Tumang melalui koperasi yang mereka dirikan, sering berkoordinasi dengan pihak kementerian untuk mendukung produksi mereka.
Gibran menilai para pengrajin harus benar-benar mendapatkan dukungan dari pemerintah.
Baca juga: Diisukan Mundur dari Kabinet Indonesia Maju, Luhut: Saya Loyal pada Jokowi Sampai Saat Terakhir
Hal ini karena sentra olahan tembaga telah mampu menjadi sumber penghasilan utama warga desa setempat.
"Bapakanya (para perajin) sudah sering berkoordinasi kok, menteri-menteri. Nanti dari koperasi dan kementerian saling berkoordinasi aja biar alat-alat yang dimiliki oleh perajin yang ada di sini benar-benar up to date. Jadi tidak kalah sama tempat-tempat yang punya alat CNC, alat laser cutting," ungkap dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.