Berita Berau Terkini
Reaksi Sri Aslinda Gamalis soal Pembangunan UMKM Center di Berau Masih Nihil
Proses pembangunan UMKM Center di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur sampai sejauh ini belum ada hasil yang jelas.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Proses pembangunan UMKM Center di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur sampai sejauh ini belum ada hasil yang jelas.
Disampaikan oleh Ketua Dekranasda Berau, Sri Aslinda Gamalis kepada TribunKaltim.co, Jumat (17/11/2023) di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur.
Dia menjelaskan, belum ada realisasi pembangunan UMKM Center hingga penghujung tahun 2023.
Pihaknya juga mempertanyakan kapan UMKM Center akan direalisasikan oleh Pemkab Berau.
Baca juga: Lahan 1,3 Hektare untuk UMKM Center, Wi-Fi Gratis Perluas Pemasaran Produk Secara Online
Ia memberikan sedikit bocoran, seharusnya tanah yang digunakan berada di kawasan Singkuang.
Yakni dengan memanfaatkan bantaran sungai untuk menambah konsep berbelanja dan melihat UMKM menggunakan metode susur sungai.
“Belum juga terlaksana untuk pengadaan UMKM Center ini,” ungkap Sri Aslinda Gamalis.
Menurut Sri Aslinda Gamalis, pembangunan UMKM Center ini menjadi hal yang vital.
Apalagi, kata dia, cita-cita Berau, untuk mendatangkan para pelancong dengan janji pariwisata unggulan.
Memudahkan Para Pendatang
Dia menegaskan, UMKM Center sendiri, diharapkan dapat melengkapi, dan memudahkan para pendatang untuk mengetahui macam-macam produk hasil Berau.
Baca juga: Oleh-oleh Terlengkap di UMKM Center, Bupati Berau Minta Ditambah Area Kuliner, Permainan dan Hiburan
Dia usul, perlu sekali satu tempat, khusus untuk memamerkan produk asli Berau.
"Entah itu batiknya, tenunnya, ukiran kayunya, maupun makanan khasnya,” tegas Sri Aslinda Gamalis .
Sejauh ini, hanya beberapa pusat oleh-oleh saja yang sudah berjalan sendiri.
Dan hanya beberapa hotel yang menampilkan produk asli Berau.

Jika ada UMKM Center, diharapkan Sri dapat membantu pemasaran para pengrajin maupun pelaku UMKM Berau.
Sebab, permasalahan pemasaran ini masih terus dicari solusinya.
“Kita kan harus bantu di pemasaran, kalau tidak ada yang membeli, efeknya akan panjang, dapat berdampak juga dengan regenerasi pengrajin,” ujar Sri Aslinda Gamalis.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.