Pilpres 2024
Megawati Jengkel Penguasa Saat Ini Bertindak seperti Orde Baru, 'Berani Melawan Tidak?'
Megawati Soekarnoputri jengkel penguasa saat ini bertindak seperti Orde Baru, 'Berani Melawan Tidak?'
TRIBUNKALTIM.CO – Megawati Soekarnoputri jengkel penguasa saat ini bertindak seperti Orde Baru, 'Berani Melawan Tidak?'
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri akhirnya bersuara keras terhadap kondisi yang saat ini terjadi di Indonesia jelang Pemilu 2024.
Megawati Soekarnoputri mengaku sudah merasa jengkel, sehingga ia berbicara seperti saat ini.
Megawati menilai pihak yang baru berkuasa saat ini mau bertindak seperti zaman orde baru atau orba.
Baca juga: 5 Poin Pertemuan Jusuf Kalla dengan Ganjar, JK Setuju Rapor Merah Penegakan Hukum dan Puji Megawati
Baca juga: Terungkap Pembicaraan Kaesang Pangarep saat Sungkem dengan Megawati di KPU RI yang Viral di Medsos
Baca juga: Obrolan Kaesang saat Sungkem ke Megawati Terungkap, Begini Kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Simak pernyataan resmi Megawati Soekarnoputri dalam Rapat Koordinasi Nasional Relawan Ganjar-Mahfud yang dihadiri pimpinan organ relawan pendukung se-Pulau Jawa di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2023).
Dalam pidatonya, Megawati mempertanyakan apakah boleh menekan rakyat atau memberikan sesuatu tanpa melalui aturan yang berlaku.
“Kamu mesti lihat perundangan ya. Kamu sebagai apa? Bolehkah kamu menekan rakyatmu? Bolehkah kamu memberikan apa pun juga kepada rakyatmu? Hah? Tanpa melalui perundangan yang ada di Republik Indonesia ini,” ucap Megawati, dikutip dari video Kompas.tv.
“Lalu, keluarganya itu apa sama sih? Nggak deh. Sori ya, umpamanya polisi, emangnya keluarganya polisi juga? Ya enggaklah. Makan bakso juga, makan mi juga.”
Megawati mengaku sebetulnya ia tidak boleh mengucapkan hal semacam itu, tetapi ia melakukannya karena sudah jengkel.
“Mestinya Ibu nggak boleh ngomong gitu, tapi ibu udah jengkel, tahu nggak.”
“Kenapa? Republik ini penuh dengan pengorbanan, dan tahu tidak kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti waktu zaman orde baru,” lanjut Mega.
Ia kemudian menanyakan pada kader PDI-P yang hadir, apakah mereka berani melawan atau tidak, yang dijawab serentak oleh para kader bahwa mereka berani.
“Menang kita, Ganjar-Mahfud, satu putaran,” tambah Megawati.
Megawati jengkel
Mengutip pemberitaan Kompas.com, Megawati pun mengatakan, ia seorang manusia yang juga punya rasa jengkel apabila tidak dihormati.
Terlebih dirinya merupakan seorang mantan presiden.
"Ya bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah Presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia lho," kata Megawati.
Ia kemudian mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk tidak takut melawan kecurangan yang mungkin terjadi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Kita kan rakyat Indonesia, polisi juga rakyat Indonesia, yang namanya tentara rakyat Indonesia, aparat juga rakyat Indonesia. Benar apa benar? Insyaf makanya, jangan takut," ujar Megawati.

Deretan Pernyataan Megawati
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kembali menyampaikan sejumlah pernyataaan politik terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Kali ini, Megawati menyampaikan pidato saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Relawan Ganjar-Mahfud se-Pulau Jawa di Hall B3-C3 JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023).
Dalam kesempatan tersebut, putri Proklamator Bung Karno ini menyentil sosok penguasa yang disebutnya seperti Orde Baru hingga soal kader yang tidak jelas bersikap.
Berikut ini deretan pernyataan politik Megawati:
1. Penguasa yang bertindak mirip Orde Baru
Tanpa menyebut siapa yang ia maksud, Megawati menyinggung sosok penguasa yang hendak bertindak seperti di era Orde Baru.
"Mengapa sekarang kalian yang baru berkuasa, sekarang mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?" ucap Mega disambut riuh teriakan relawan.
Menurut Megawati, negara Indonesia dibangun dengan penuh perjuangan dan pengorbanan.
Namun, kini justru diciderai dengan penguasa yang hendak bertindak dengan cara Orde Baru.
"Kenapa? Karena Republik ini penuh dengan pengorbanan. Tahu tidak?" ucapnya.
Megawati kemudian mengajak para relawan untuk melawan sikap-sikap yang dimaksud itu.
"Berani tidak?" tanya Mega ke para relawan.
Pertanyaan itu bahkan diulang sebanyak tiga kali oleh Megawati.
"Berani," teriak para relawan.
Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid yang saat itu duduk di samping Megawati lantas berdiri dan meneriakan 'berani' di depan relawan.
"Ganjar-Mahfud satu putaran," saut Megawati
"Lawan, lawan, lawan," timpal para relawan.
Baca juga: Soal Megawati Sebut Ada Kecurangan di Pemilu 2024, Gibran: Ya Dibuktikan Saja, Dilaporkan
2. Minta relawan ajak masyarakat tidak golput
Megawati pun meminta para organ relawan pendukung Ganjar-Mahfud untuk langsung bekerja turun ke masyarakat.
Dia juga meminta, para ketua organ relawan turut memetakan basis suara dan dukungan di wilayahnya masing-masing.
"Kalian itu mestinya sudah mulai dari sekarang, kerjanya sukarelawan, bukan jalan-jalan, tidak," tegas Megawati.
"Nah ini sebagai yang menjadi ketua atau ketua organ relawan itu mesti kita petakan, lalu yang akan kita bisa lihat dari jumlah pemilih," sambung dia.
Presiden Kelima RI ini juga meminta organ relawan untuk turut memotret di lapangan terkait lansia serta orang-orang memang tak ingin memberikan politik di Pemilu, 14 Februari 2024, mendatang.
Menurut Megawati, para lansia dan orang-orang yang tak memberikan hak pilih untuk dirangkul.
"Jadi pertama katakan kepada rakyat dengan suara lantang, jangan golput (golongan putih), jangan tidak memilih dan katakan kembali pada mereka itu seperti saya katakan 'Who am I'," ungkap Megawati.
"Kalau tidak memilih artinya dia abstain, artinya tidak punya pendirian, loh itu terserah saja kalau demokratis kita tahu calon ada tiga sekarang. Jadi silakan saya lebih senang begitu," sambungnya.
3. Singgung kader yang tidak pendirian
Megawati juga menyinggung soal orang yang tidak memiliki pendirian.
Orang tersebut seakan-akan berada di pihak Megawati, namun ternyata hanya menjadi mata-mata untuk kubu sebelah.
Mega mengatakan dirinya pun mengajarkan kepada anak-anaknya untuk menjadi sosok yang berpendirian.
"Saya ajarkan anak saya, lebih baik saya tahu kamu di sana, saya di sini. Jangan belaga di sini, tapi bilangnya mata-mata di sana. Betul apa tidak?" tanya Megawati.
"Betul," teriak ribuan relawan di lokasi.
Baca juga: Respon Gibran soal Pidato Megawati yang Singgung Kecurangan Pemilu 2024, Kalau Ada Bukti, Dilaporkan
4. Sebut banyak kader yang menangis
Megawati juga mengungkap banyak kader PDIP yang menangis saat datang kepadanya terkait kondisi politik yang akhir-akhir ini terjadi.
"Wah kemarin, banyak anak-anak saya (kader PDIP) dateng, baru ketemu saya nangis-nangis," kata Megawati.
Menyikapi kondisi tersebut, Megawati meminta kepada para kadernya untuk tidak perlu menangis.
Kata dia, kondisi tersebut wajar terlebih pada masa pemilu seperti saat ini.
"Saya bilang ngapain sih nangis enggak perlu, ya tapi itu dedikasi. Kalau memang begitu, sudah ini kan zamannya pemilu. Sebetulnya pemilih untuk apa? Pilih seseorang kan," ujarnya.
Terhadap hal tersebut, Megawati lantas mengingatkan kepada seluruh organ relawan yang hadir untuk senantiasa mengedepankan asas demokrasi.
Kata dia, hanya pemilu yang dilakukan secara demokratis yang dapat melahirkan bangsa yang berdaulat.
"Kalian mesti ingat, ajarkan anak-anak kalian supaya sadar bangsa Indonesia seperti apa. Dengan berdaulat maka cara memilih pemimpinnya harus dipilih dengan demokratis. Siapa tidak setuju? Angkat tangan jangan pengecut," tukas Megawati. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan KompasTV
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.