Liga Italia
Tambal Kekosongan di Lini Pertahanan, Matteo Gabbia Dipulangkan AC Milan Lebih Cepat
Matteo Gabbia berpotensi dipulangkan AC Milan lebih cepat dari masa peminjamannya di Villarreal.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Briandena Silvania Sestiani
Mengingat ia mempunyai kemampuan untuk berduel dan daya jelajah yang tinggi dalam 'memonitor' setiap jengkal permainan.
Lantas, dari sekian banyak tugas yang bisa diemban oleh Rade Krunic, posisi natural seperti apa yang dimiliki oleh pemain 27 tahun tersebut?
Usut punya usut, Krunic mengaku memiliki posisi ideal seorang Mezzala.
"Bahkan pelatih tahu bahwa peran alami saya adalah sebagai mezzala," terangnya, dikutip dari laman Sempre Milan.
Baca juga: AC Milan Darurat Pemain Bertahan, Geoffrey Moncada Cari yang Sepadan dengan Thiaw dan Kalulu
"Tidak ada satu pun dalam formasi kami, tapi saya bisa melakukannya dengan baik sebagai gelandang dan sebagai playmaker atau pemain sayap. Itu tergantung pada permainan, jelas keputusan selalu ada pada pelatih.”
Namun bagi Krunic, posisinya tersebut tak penting.
Ia lebih mengutamakan kebangkitan AC Milan di Liga Italia dan Eropa.
Tak pelak hal itu membuktikan bahwa seorang Rade Krunic tak pernah mengeluh untuk mengemban tugas apapun di lapangan tengah.
Mulai dari gelandang bertahan hingga membantu penyerangan.
Lantas peran Mezzala sendiri seperti apa?
Posisi bermain Mezzala berbeda dari mediano (gelandang bertahan) atau centrocampista (gelandang tengah), namun mendekati gelandang serang.
Pemain yang berperan sebagai Mezzala, dianggap sebagai pemain langka, karena menyerupai bunglon: samar-samar dalam sebuah pertandingan, karena posisi bermainnya ada di antara lini tengah dan depan, dan biasa beroperasi sebagai half-winger (gelandang setengah pemain sayap).
Baca juga: AC Milan vs Frosinone di Liga Italia Malam Ini: H2H, Prediksi Skor, Starting XI dan Link TV Online
Peran Mezzala mulai terlihat di sepak bola pada era 1970-an, dan menjadi salah satu elemen penting dalam taktik zona mista, evolusi taktik catenaccio.
Zona Mista memiliki arti mixed zone atau dalam arti harafiah, tempat di mana biasanya wartawan berkumpul pasca pertandingan untuk melakukan doorstop, atau wawancara kepada pemain yang pasti melewati area tersebut.
Tapi, dari sudut pandang taktik, zona mista merupakan istilah yang terkenal pada era 1970-an hingga pertengahan 1990-an.
Dalam aplikasinya, zona mista mengacu kepada sistem zonal (daerah) yang mengharuskan pemain bergerak seirama, kolektif, dan terorganisir ketika bertahan maupun menyerang.
Apabila ada satu pemain yang meninggalkan zonanya, maka pemain lain akan menggantikannya.
Itulah kenapa zona mista disebut sebagai evolusi taktik catenaccio, karena memiliki kesamaan dari segi kolektivitas bermain.
Taktik yang biasa digunakan dalam sistem bermain zona mista adalah 3-5-2 dan 4-3-3, yang juga melibatkan libero, bek sayap, penyerang sayap, dan tentunya, mezzala.
Karakteristik mezzala di masa lalu tidak diwajibkan membantu tim dalam fase bertahan.
Baca juga: AC Milan Darurat Pemain Bertahan, Geoffrey Moncada Cari yang Sepadan dengan Thiaw dan Kalulu
Namun, mereka juga harus tetap bergerak seirama untuk menjaga keseimbangan zonal marking zona mista.
Ketika menyerang, seorang mezzala biasanya pintar mencari posisi terbaik untuk melibatkan dirinya dalam proses serangan.
Biasanya, mezzala selalu bergerak di area yang sempit di antara kawalan lawan, apalagi di masa lalu saat berhadapan dengan tim yang masih memeragakan catenaccio.
Bermain baik bersama Sutjeska, Rade Krunic pun diangkut oleh klub Serbia, Donji Srem pada musim 2013/14.
Hanya bertahan sekitar setahun, Rade Krunic melanjutkan kiprahnya di sepak bola dengan bergabung bersama klub Italia, Hellas Verona.
Namun, dikarenakan kalah saing dengan pemain utama, Rade Krunic pun sempat dipinjamkan kembali ke Donji Srem pada 2014 lalu.
Rade Krunic yang berstatus pemain Hellas Verona kemudian dilepas untuk bergabung Borac Cacak. Lalu Empoli meminangnya sejak tahun 2015
Setelah empat tahun bersama Empoli, rekan dari Ismael Bennacer itupun dipinang oleh AC Milan, tepatnya pada bursa transfer musim panas 2019. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.