Berita Regional Terkini

Update Erupsi Gunung Marapi, Media Asing Soroti 11 Pendaki Tewas, tak Ada Larangan Pendakian?

Update erupsi Gunung Marapi Sumbar. Media asing ramai soroti 11 pendaki tewas. Diketahui, ada 75 pendaki saat erupsi, tak ada larangan pendakian?

Editor: Amalia Husnul A
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Seorang pendaki gunung Marapi berhasil dievakuasi petugas Senin (4/11/2023). Update erupsi Gunung Marapi Sumbar. Media asing ramai soroti 11 pendaki tewas. Diketahui, ada 75 pendaki saat erupsi, tak ada larangan pendakian? 

Hal tersebut disampaikan PVMBG dalam keterangan resminya pada Minggu terkait update letusan Gunung Marapi.

PVMBG juga mengatakan, meletusnya Gunung Marapi menyebabkan kolom abu setinggi 5.891 meter di atas permukaan laut.

Basuki menyebutkan, setiap erupsi gunung berapi memiliki karakter masing-masing.

Bahkan, perbedaan itu bisa terjadi dalam satu gunung api, tergantung dari sifat magma, hidrothermal, kedalaman kantung magma, serta terkadang bisa dipicu oleh musim atau gempa tektonik.

"Dalam kasus erupsi Marapi tanggal 3 Desember ini, tidak terekam adanya gempa vulkanik dalam (gempa yang menunjukkan adanya pergerakan magma dari dalam)," jelas dia.

Tidak adanya gempa vulkanik ini menunjukkan bahwa akumulasi tekanan berada di kedalaman dangkal.

Ketua Pos Pengamatan Gunungapi Marapi Ahmad Rifandi buka suara soal letusan Gunung Marapi yang disebut terjadi secara tiba-tiba.

Dikutip Tribunkaltim.co dari kompas.com di artikel berjudul Penyebab Gunung Marapi Meletus Tiba-tiba Tanpa Didahului Aktivitas Vulkanik, Ini Penjelasan PVMBG, ia menjelaskan, erupsi gunung api terkadang juga dipicu oleh kondisi bawah permukaan yang terjadi secara tiba-tiba.

Contohnya adalah masuknya air tanah secara tiba tiba ke kantung magma dangkal atau terpicu oleh gempa tektonik lokal.

Khusus letusan Gunung Marapi, pemicu erupsi yang sudah dipastikan saat ini adalah akumulasi tekanan sangat dangkal.

"Karena tidak terdeteksi peningkatan gempa VA (Gempa Vulkanik-Dalam) secara signifikan dan yang kedua tiltmeter yang bereaksi adalah tiltmeter puncak," jelas Ahmad kepada Kompas.com, Senin.

"Jadi dari tiltmeter terjadi peningkatan tekanan di kedalaman dangkal, namun pemicu pelepasan tekanan itu belum bisa kita tentukan karena dari data kegempaan tidak ada indikasinya," tambahnya.

Baca juga: Daftar Wilayah Terdampak Abu Vulkanik Imbas Gunung Merapi Erupsi, BPPTKG Amati Status Kegeempaan

Tipe letusan Gunung Marapi

Lebih lanjut, Ahmad menerangkan bahwa Gunung Marapi memiliki tipe letusan freatik yang dipengaruhi oleh gas sehingga erupsi bisa terjadi secara tiba-tiba.

Karena alasan itulah dibuatkan imbauan agar masyarakat tidak boleh memasuki radius tiga kilometer dari puncak Gunung Marapi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved