Liga Italia

Jejak AC Milan Raih Scudetto 20 Tahun Silam Berpotensi Ditiru Juventus di Liga Italia 2023/24

Langkah AC Milan meraih gelar juara Liga Italia Serie A 20 tahun lalu, berpotensi diikuti oleh Juventus di musim 2023/2024.

Marco BERTORELLO / AFP
Pemain Juventus di Liga Italia Serie A 2023/2024. Si Nyonya Tua berpeluang mengikuti jejak AC Milan 20 tahun silam. 

TRIBUNKALTIM.CO - Langkah AC Milan meraih gelar juara Liga Italia Serie A 20 tahun lalu, berpotensi diikuti oleh Juventus di musim 2023/2024.

Hal ini tak terlepas dari hasil yang diperoleh Juventus dalam beberapa laga terakhir, mengingatkan banyak pihak tentang perjalanan AC Milan meraih Scudetto.

Selain itu, Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, semakin lekat dengan julukan 'Mister 1-0' dan bisa meniru langkah AC Milan juara Liga Italia.

Massimiliano Allegri dan skor 1-0 sepertinya makin sulit untuk dipisahkan melihat hasil-hasil yang diperoleh Juventus.

Terbaru, I Bianconeri memetik margin kemenangan minimal yang dibutuhkan saat menjamu Napoli pada pembuka agenda pekan ke-15 Liga Italia, Jumat (8/12/2023).

Gol tunggal bek Federico Gatti cukup memberikan tripoin ke-11 bagi Si Nyonya Tua di Serie A musim ini.

Juventus juga menggeser Inter Milan untuk menduduki singgasana sementara.

Inter baru akan melakoni duel pekan ini dengan menjamu Udinese sehari kemudian.

Fakta menarik, hasil atas Napoli meneruskan tren Massimiliano Allegri yang doyan menang minimalis bareng Juventus.

Baca juga: Prediksi Skor Atalanta vs AC Milan Liga Italia Malam Ini, Lengkap H2H dan Link Streaming TV Online

Baca juga: Bocoran Fabrizio Romano AC Milan Taruh Krunic di Daftar Jual, Tak Perpanjang Kontrak Anak Emas Pioli

Baca juga: Update Transfer AC Milan: Penggemar Robert Lewandowski Masuk Radar Rossoneri

Tak perlu memukul lawan dengan skor bombastis, hasil mayoritas 1-0 sudah cukup melontarkan mereka ke posisi teratas.

Musim ini saja Juventus sudah 5 kali menang dengan skor 1-0 di liga.

Sebelum Napoli, korban Dusan Vlahovic dkk yang tumbang satu gol tanpa balas ialah Lecce, AC Milan, Verona, dan Fiorentina.

Sisanya kemenangan margin tipis 2-1 atas Monza dan Cagliari, 2-0 saat melawan Empoli dan Torino, 3-1 versus Lazio, dan paling telak 3-0 di kandang Udinese.

Kalau catatannya diperluas, citra Allegri sebagai Mister 1-0 bakal semakin identik.

Menurut kombinasi data yang digali BolaSport.com dari Goal Italia dan Transfermarkt, sang pelatih sudah melakoni 394 pertandingan kompetitif di balik kemudi Juventus.

Masa baktinya terhampar dalam dua periode, yakni pada 2014-2019 dan yang kedua sejak 2021.

Dari jumlah partai tersebut, Allegri membukukan genap 260 kemenangan.

Baca juga: Sinyal Kuat AC Milan Ganti Pelatih, Rossoneri Ngotot Jual Anak Emas Pioli, Krunic Dilepas ke Turki

Nah, dari total kemenangan yang diperoleh, sebanyak 65 di antaranya berakhir dengan skor 1-0.

Frekuensinya terhitung tinggi karena mencakup 25 persen dari total keberhasilannya memukul lawan.

Kalau melihat tren tersebut, bukan tak mungkin kebiasaan menang minimalis dapat mengantar Juventus ke tangga scudetto.

Di Italia sudah melekat erat premis bahwa tim juara biasanya adalah yang memiliki pertahanan terkuat.

Tak peduli hanya mencetak satu gol, kalau gawang tidak kebobolan, maka itu memperbesar peluang tim memenangi pertandingan.

Ihwal premis ini, Allegri bisa meniru jejak AC Milan ketika memenangi Liga Italia 1993-1994 dengan banyak skor minimalis.

Ketika itu I Rossoneri banyak dibilang memenangi scudetto paling membosankan dalam sejarah Serie A.

Bagaimana tidak? Sang juara finis di posisi teratas dengan hanya mencetak 36 gol dari 34 partai semusim.

Baca juga: Bila Conte Gantikan Pioli, 3 Pemain Ini Berpotensi Dibawa ke AC Milan, Inter Milan Bisa Meradang

Dengan rasio cuma 1,06 butir per laga, publik yang menanti banyaknya aksi menghibur lewat hujan gol di partai Milan bakal gigit jari.

Produktivitas total mereka hanya unggul satu gol di atas tim yang terdegradasi, Udinese dan Atalanta (35)!

Franco Baresi dkk melalui 9 partai dengan skor 1-0 dari total 19 kemenangan.

Margin terbesar mereka hanya menang 2-0 yang terjadi dalam 4 kesempatan.

Namun, armada Fabio Capello mengompensasi ketumpulan tersebut dengan pertahanan berlapis bak granit.

Trio Baresi, Paolo Maldini, dan Alessandro Costacurta di lini belakang dilindungi secara apik oleh Marcel Desailly sebagai jangkar.

Kolaborasi tangguh itu membuat Milan hanya kemasukan 15 gol sepanjang musim.

Modal ketangguhan tim diakui Allegri berandil krusial dalam kesuksesan menembus puncak klasemen.

Baca juga: Giorgio Furlani Daratkan 3 Pemain Baru Sekaligus, AC Milan Rekrut Seorang Striker dan 2 Bek

Misi merebut gelar yang hilang sejak 2020 bukan lagi sesuatu yang jauh dari jangkauan.

"Pada momen-momen sulit, tim berubah menjadi sebuah blok batu granit," ujar Allegri kepada DAZN.

"Di ruang ganti, kami bahkan membicarakan bahwa kami memiliki ambisi untuk memenangi scudetto, tapi Anda harus mendapatkan hasil."

"Tak ada gunanya membahas apa yang akan terjadi, kami harus fokus pada apa yang sedang dihadapi," imbuh eks pelatih AC Milan.

Atalanta vs AC Milan

Sementara iti, laga sulit harus dilalui AC Milan saat bertandang ke markas Atalanta, pada lanjutan Liga Italia Serie A malam ini.

Duel Atalanta vs AC Milan di pekan ke-15 Liga Italia Serie A, digelar di Stadion Gewiss, Minggu (10/1/2/2023) pukul 00.00 WIB.

Laga antara Atalanta kontra AC Milan dapat disaksikan melalui siaran langsung Bein Sports dan live streaming TV Online Liga Italia Serie A.

Baca juga: Naik Kelas di AC Milan, Pesaing Harry Kane Sosok Kuat Pengganti Olivier Giroud, Tiba Januari 2024

Baik AC Milan dan Atalanta, keduanya menunjukkan performa yang naik turun pada awal musim 2023/2024.

Atalanta, selama sembilan pertandingan dari 14 pertandingan, mereka berada di enam besar Serie A.

Namun, belakangan mereka merosot ke peringkat 8, gagal menang dalam empat pertandingan terakhirnya.

La Dea mengalami perombakan di musim panas menyusul finis di peringkat keenam Serie A musim 2022-23.

Merih Demiral, Jeremie Boga, Matteo Pessina, Joakim Maehle, dan Ruslan Malinovskyi semuanya meninggalkan klub.

Namun, dana dari Rasmus Hojlund membiayai semua perekrutan klub setelah transfer senilai €75 juta ke Manchester United.

Tim Bergamo menyambut Mitchel Bakker dan Sead Kolasinac untuk membantu pengaturan pertahanan mereka.

Namun, senjata menyerang diperlukan untuk menggantikan pemain Denmark yang pergi.

Baca juga: Update Transfer: Stefano Pioli Bisa Bernafas Lega, 3 Pemain Anyar AC Milan Tiba di Januari 2024

Maka datanglah El Bilal Toure dan target musim panas Milan Gianluca Scamacca, yang akan melewatkan pertandingan tersebut, dengan harga €53 juta.

Namun, salah satu pemain yang paling diminati Milanisti adalah Charles De Ketelaere.

Musim pertama pemain Belgia ini di Italia kurang menarik, sehingga ia dipinjamkan ke Nerazzurri.

Bulan pertamanya sangat mengesankan, karena ia menyumbangkan dua gol dan banyak assist, namun sejak itu ia gagal memberikan kontribusi yang berarti.

Akhir-akhir ini tim asuhan Gian Piero Gasperini mengalami kesulitan, mengingat kesulitan pertahanan yang dihadapi timnya.

Dia tidak akan diperkuat tiga bek pilihan pertamanya, Rafael Toloi, Berat Djimsiti, dan Jose Palomino, yang bisa menjadi lebih buruk jika situasi Sead Kolasinac tidak membaik sebelum hari Sabtu.

Indikasi terbaru dari Sky menunjukkan tiga bek De Roon, Scalvini dan Kolasinac di depan Musso, dengan Hateboer dan Ruggeri sebagai bek sayap, Ederson dan Koopmeiners sebagai double pivot dan Pasalic di belakang Lookman-Muriel.

Di sisi lain, kemenangan AC Milan melawan Frosinone akhir pekan lalu menunjukkan bahwa Pioli dan timnya bisa beradaptasi sebelum dan selama pertandingan.

Baca juga: Sinyal Kuat AC Milan Ganti Pelatih, Rossoneri Ngotot Jual Anak Emas Pioli, Krunic Dilepas ke Turki

Rossoneri awalnya kesulitan menemukan sentuhan akhir.

Namun, kualitas individualistis akhirnya mulai menunjukkan mengapa Rossoneri tidak lepas dari persaingan perebutan Scudetto.

Kemungkinan besar, tidak akan ada perubahan di lini pertahanan Diavolo.

Meskipun Frosinone mencetak gol pada menit-menit akhir, hal ini tidak perlu dikhawatirkan, karena gol tersebut disebabkan oleh kurangnya komunikasi dan bukan karena kesalahan individu.

Kembalinya Ismael Bennacer dari bangku cadangan membuat ada kemungkinan pemain Aljazair itu bisa menjadi starter melawan La Dea.

Namun, dengan pertandingan penting melawan Newcastle pada Rabu malam, ada kemungkinan Yacine Adli diberikan kesempatan untuk memastikan Bennacer siap tampil sepenuhnya.

Seperti yang diprediksi, Pioli kemungkinan besar ingin mempertahankan inti lini tengahnya tetap sama.

Oleh karena itu, siapa pun yang terpilih akan bermitra dengan Ruben Loftus-Cheek dan Tijjani Reijnders, dengan Yunus Musah sedikit diunggulkan saat ini.

Setelah tampil mengesankan dalam latihan setelah pertandingan melawan Borussia Dortmund dan mencetak gol pertamanya untuk Rossoneri melawan Canarini, Luka Jovic akan kehilangan tempatnya di starting XI karena kembalinya Olivier Giroud, setelah selesainya masa skorsingnya.

Rafael Leao telah pulih dari masalah ototnya tetapi belum ikut bepergian bersama tim dan akan tinggal di Milano untuk meningkatkan kebugarannya, sementara kabar terbaru dari Sky menunjukkan bahwa Luka Romero dicoba di sisi kanan dalam latihan. (*)

Ikuti saluran Tribun Kaltim di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaAdSxwHVvTbruIloW3H

Ikuti kami di Google Berita untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved