Liga Italia

AC Milan Manfaatkan Hubungan Emosional untuk Pulangkan De Zerbi ke San Siro, Bukan Godaan Uang

AC Milan manfaatkan hubungan emosional untuk pulangkan De Zerbi ke San Siro, bukan godaan uang

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Instagram @officialbhafc
Pelatih Brighton and Hove Albion, Roberto De Zerbi. AC Milan manfaatkan hubungan emosional untuk pulangkan De Zerbi ke San Siro, bukan godaan uang 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah nama pelatih dikaitkan dengan AC Milan.

Pasalnya, kabar pemecatan Stefano Pioli makin santer terdengar usai rentetan hasil buruk yang diraih AC Milan.

Rafael Leao dkk tersingkir di Liga Champions dan kini makin jauh dari perburuan Scudetto Liga Italia.

Kini, nama-nama seperti Antonio Conte, Roberto De Zerbi hingga Ignazio Abate dikaitkan sebagai kandidat pelatih AC Milan.

Baca juga: Stefano Pioli Sudah Habis, Gerry Cardinale Beri Lampu Hijau Rekrut Antonio Conte ke AC Milan

Khusus De Zerbi, pelatih yang sukses menyulap Brighton menjadi menakutkan di Liga Inggris masuk dalam daftar buruan AC Milan.

AC Milan memanfaatkan kedekatan emosional untuk memulangkan De Zerbi ke San Siro.

AC Milan memainkan triknya untuk bisa meminang Robert De Zerbi yang masuk daftar kandidat pengganti Stefano Pioli di posisi pelatih.

Roberto De Zerbi menjadi kandidat terkuat menggantikan Stefano Pioli di posisi kursi pelatih AC Milan, selain Antonio Conte.

Hanya saja, cara yang ditawarkan oleh AC Milan meminang juru taktik Brighton tersebut terbilang unik karena menjual romantisme kedua belah pihak.

Sedikit flashback, nama Roberto De Zerbi memang moncer saat menjadi pelatih.

Palermo, Sassuolo, Shakhtar Donetsk dan terbaru Brighton, menjadi klub yang pernah dibesut pelatih berkebangsaan kelahiran Brescia, Italia ini.

Namanya semakin melambung tinggi sejak menangani The Seagulls, - julukan Brighton, di Liga Inggris.

Dia berhasil menyulap Brighton menjadi kuda hitam dan bersaing di zona Eropa.

Walhasil, tak sedikit klub-klub top Eropa menginginkan jasanya.

Real Madrid, Barcelona, dan terbaru AC Milan menjadi peminat pelatih yang pernah memperkuat Napoli ini.

Bahkan Roberto De Zerbi mendapatkan sanjungan tinggi dari juru taktik Manchester City, Pep Guardiola.

Dia mengklaim bahwa De Zerbi memiliki masa depan cerah sebagai juru taktik, mengingat gaya permainan yang diusungnya sangatlah atraktif.

Tak heran jika kemudian Rossoneri ikut mengantre untuk mendapatkan tanda tangan pelatih berusia 44 tahun ini.

Hanya saja cara yang digunakan oleh Milan terbilang anti mainstream.

Diwartakan SempreMilan, manajemen Rossoneri menggunakan hubungan masa lalu kedua belah pihak untuk menyukseskan penunjukan Roberto De Zerbi sebagai manajer baru.

Faktanya sebelum memutuskan sebagai pelatih, De Zerbi merupakan pemain yang malang melintang di Serie A. Dia menimba ilmu di akademi AC Milan.

Tergabung di AC Milan U19, De Zerbi muda mendapatkan promosi ke tim utama pada tahun 1997.

Sayang, dia jarang memperoleh menit bermain yang akhirnya memutuskan untuk hengkang ke Padova.

Beberapa klub kemudian pernah diperkuatnya, mulai Napoli, Commo, Leco, Foggia hingga Brescia.

Jika ditarik ke masa lalu, Roberto De Zerbi bukan orang baru di AC Milan.

Hal ini yang kemudian ingin dimanfaatkan oleh manajemen Rossoneri.

Baca juga: Bukan Stefano Pioli, Inilah Sosok yang Dianggap Bersalah Sebabkan 30 Kasus Cedera di AC Milan

Jika tim-tim peminat lainnya saling sikut menawarkan banyaknya gaji dan janji manis agar De Zerbi mau bergabung.

Maka AC Milan meilih menjual romantisme dengan sang pelatih di masa lalu.

Bak gayung bersambut, De Zerbi disebut-sebut masih memiliki ikatan emosional dengan AC Milan.

Terlebih dengan rencana AC Milan yang akan diakuisisi penguasaha dari Arab Saudi menjadi daya tarik tersendiri bagi sang pelatih untuk mendapatkan dokongan finansial mumpuni.

Hanya saja, keberadaan De Zerbi di Brighton yang lagi naik daun menjadi pertimbangan juga bagi sang juru taktik untuk menerima pinangan sang mantan.

De Zerbi menjadi kandidat pelatih anyar Milan setelah Stefano Pioli membawa Olivier Giroud dkk menurun performanya dalam beberapa laga terakhir.

Pertandingan AC Milan kontra Sassuolo pada Minggu 31 Desember menjadi penentu bagaimana nasib Stefano Pioli di kursi pelatih.

Jika gagal memetik kemenangan, jaminan pemecatan Pioli semakin membesar.

Antonio Conte Masuk Radar

Kedatangan Antonio Conte dinilai dapat meningkatkan performa AC Milan, mengingat eks pelatih Juventus dikenal keras terhadap para pemain.

Ya, setelah gagal lolos ke fase gugur Liga Champions 2023-2024, performa AC Milan tak kunjung juga membaik di kompetisi lokal.

AC Milan baru mengemas 33 poin dari 17 pertandingan, terpaut 11 poin dari Inter Milan dan 7 angka dari Juventus.

Posisi empat besar juga rawan digusur oleh Bologna, Fiorentina, dan AS Roma yang berada di bawahnya.

Napas Stefano Pioli bakal terasa sesak jika timnya kembali gagal meraih poin penuh saat menjamu Sassuolo di San Siro, Minggu (31/12/2023) pukul 00.00 WIB.

Baca juga: Duet Ibrahimovic-Abate Jadi Juru Selamat AC Milan Saat Pioli Out, Tanpa Pelatih Baru di Paruh Musim

Belum lagi jika Davide Calabria dkk. terdepak dari gelaran Coppa Italia musim ini andaikata kalah dari Cagliari di babak 16 besar, Rabu (3/1/2024) pukul 03.00 WIB.

Seperti dikutip BolaSport.com dari La Gazzetta dello Sport, Pioli masih bisa dipertahankan oleh manajemen hingga akhir musim ini.

Apalagi kontrak mantan pelatih Lazio dan Fiorentina itu masih berlaku hingga Juni 2025.

Namun, RedBird dan Gerry Cardinale dilaporkan sudah menyiapkan strategi mengingat pergantian kursi pelatih masih memungkinkan terjadi pada musim panas 2024.

Beberapa nama telah masuk dalam daftar dengan dua nama teratas adalah Ignazio Abate dan Antonio Conte.

La Gazzetta menyebutkan bahwa kandidat terbaik untuk menggantikan pelatih berkepala plontos itu adalah Antonio Conte.

Mantan pelatih Inter Milan dan Juventus tersebut layak menjadi nakhoda anyar I Rossoneri.

Pasalnya, masalah utama yang dihadapi juara 19 kali Liga Italia itu adalah intensitas permainan dan keroposnya lini belakang.

Pendekatan yang dilakukan oleh AC Milan sangat terbuka untuk Conte mengingat sang allenatore masih menganggur.

Namun, beberapa kendala bakal dihadapi oleh AC Milan jika mau merekrut pelatih berusia 54 tahun tersebut.

Upah untuk menggaji Conte cenderung memiliki angka yang tinggi.

Namun, AC Milan memiliki kepercayaan diri tinggi bahwa sang juru taktik nantinya bersedia untuk menerima upah yang nilainya rendah dari yang diterima semasa menukangi Inter Milan dan Spurs.

Baca juga: Pandangan Pieter Huistra soal Wiljan Pluim di Borneo FC Samarinda, Bermain dengan Influence

Lalu tuntutan Conte untuk membelanjakan sejumlah dana demi mendapatkan pemain berlabel mahal.

Sesuatu yang diyakini tidak disukai oleh Gerry Cardinale karena itu juga bisa menghalangi niatan AC Milan.

Patut dinantikan apakah AC Milan benar-benar melakukan pendekatan terhadap Antonio Conte. (*)


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Main Iming-iming Uang, AC Milan Menjual Romantisme Masa Lalu untuk Goda De Zerbi

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved