Liga Italia
Ada Apa dengan RedBird? Cardinale Tawarkan AC Milan ke Investor Timur Tengah, 2 Perusahaan Masuk
Gerry Cardinale melalui RedBird tengah mencari investor baru untuk membantu AC Milan menjadi lebih kuat, terutama dari segi finansial.
TRIBUNKALTIM.CO - Gerry Cardinale melalui RedBird tengah mencari investor baru untuk membantu AC Milan menjadi lebih kuat, terutama dari segi finansial.
Keputusan Gerry Cardinale menjadi investor baru menimbulkan sejumlah pertanyaan, salah satunya mengenai kondisi keuangan AC Milan.
Padahal, kedatangan Gerry Cardinale dengan perusahaan RedBird diharapkan dapat menyelamatkan AC Milan dari krisis finansial.
Diketahui, AC Milan sempat mengalami krisis finansial yang cukup lama, mengakibatkan Rossoneri tidak bisa mendatangkan pemain-pemain berlabel bintang.
Baca juga: Geoffrey Moncada Tuntaskan Operasi Transfer Serhou Guirassy, AC Milan Punya Striker No 9 Baru
Baca juga: Perburuan AC Milan di Bursa Transfer Dimulai, Intip Sejumlah Nama yang Diincar Raksasa Liga Italia
Baca juga: Stefano Pioli dalam Bayang-bayang Antonio Conte, Karir Kepelatihan Bersama AC Milan di Ujung Tanduk
Selama ini AC Milan selalu mendatangkan pemain murah, atau pemain bebas transfer.
Jika pun ada pemain bintang yang didatangkan, kebanyakan sudah berusia dan mendekati akhir karier.

Namun, Gerry Cardinale dikabarkan tidak berniat melepas AC Milan, namun hanya ingin menggandeng investor baru untuk berjalan bersama.
Kaiser Permanente, sebuah perusahaan Amerika Serikat, telah menarik diri dari ide untuk menginvestasikan dana dalam jumlah yang signifikan.
Baca juga: Baru Terbongkar, Ternyata Maldini Pernah Ingin Pioli Dipecat dari AC Milan, Punya 2 Nama Pengganti
Oleh karena itu, pendiri RedBird Capital Partners ini sedang mencari investor potensial lainnya.
Seperti yang dilansir dari Il Sole 24 Ore, Gerry Cardinale mempresentasikan kesempatan untuk berinvestasi di AC Milan kepada beberapa investor dari kawasan Timur Tengah, termasuk PIF dan Investcorp.
Gerry Cardinale sendiri bertujuan untuk membayar Elliott lebih cepat dari jadwal, karena selama ini Elliott meminjamkan RedBird lebih dari 600 juta euro selama transfer kepemilikan AC Milan.
RedBird ingin menyelesaikan pinjaman itu lebih cepat dari jatuh tempo yang diharapkan dalam dua tahun.
Baca juga: Sosok Eks Inter Milan yang Kini di Real Madrid Bisa Jadi Solusi Banyaknya Pilar AC Milan yang Cedera
Investcorp sendiri bukanlah perusahaan baru yang dikaitkan dengan AC Milan.
Sebelum RedBird masuk, AC Milan telah dekat mencapai kesepakatan dengan Investcorp.

Investcorp diberitakan perlu menggelontorkan dana mencapai 1,1 miliar euro atau sekitar 15,5 triliun rupiah untuk membeli hak kepemilikan AC Milan yang dulunya berada dalam kepengurusan Elliott Management.
Berdasarkan laporan La Gazzetta dello Sport, Investcorp telah melangsungkan audit, termasuk melakukan analisis terhadap kondisi finansial AC Milan.
Baca juga: Update Liga Italia: Gerry Cardinale Buka Jalan Kepada Investor Arab Saudi Akuisisi AC Milan
Setelah itu, keputusan final disebut akan segera diberikan oleh Investcorp, firma investasi berusia 40 tahun yang kini memiliki kantor di 13 negara berbeda.
Media serupa juga menyebut perubahan akan terjadi di tampuk kepemimpinan klub beralias I Rossoneri (Si Merah-Hitam), andai Investcorp sepakat melakukan akuisisi.
Jika Investcorp masuk Ivan Gazidis yang menjabat posisi CEO alias Direktur Umum AC Milan dikabarkan siap mundur.
Selama ini, Ivan Gazidis memang dikenal punya keterikatan yang sangat kuat dengan Elliott Management, firma investasi asal Amerika Serikat.
Baca juga: AC Milan Boyong Guido Rodriguez dengan Harga Murah, Real Betis Terpaksa Beri Banyak Diskon
Investcorp merupakan "pemain baru" di kancah sepak bola Italia.
Andai jadi, perusahaan pimpinan Mohammed Mahfood Al Ardhi akan jadi firma pertama asal Timur Tengah yang membawahi klub Serie A.

Sebelumnya, Serie A lebih banyak diramaikan oleh pengusaha Amerika Serikat yang menancapkan pengaruhnya ke klub-klub seperti AS Roma, Fiorentina, hingga Atalanta.
Menilik status Investcorp sebagai pemain baru, besar kemungkinan mereka akan memercayakan hal-hal teknis kepada figur yang kenal luar dalam sepak bola Italia.
Baca juga: AC Milan Manfaatkan Hubungan Emosional untuk Pulangkan De Zerbi ke San Siro, Bukan Godaan Uang
Investcorp merupakan perusahaan investasi didirikan pada 1982 di Bahrain.
Investcorp menancapkan kuku finansial mereka ke berbagai belahan dunia.
Tercatat, perusahaan yang kini dipimpin Mohammed Mahfood Al Ardhi tersebut punya kantor yang tersebar di 13 negara berbeda.
Kantor Investcorp di antaranya didirikan di New York (Amerika Serikat), Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), London (Inggris), Bahrain, Riyadh (Arab Saudi), Doha (Qatar), Mumbai (India), dan Singapura.
Baca juga: AC Milan Boyong Guido Rodriguez dengan Harga Murah, Real Betis Terpaksa Beri Banyak Diskon
Mengutip dari Corriere, per 30 Juni 2021, aset milik Investcorp disebut mencapai 37,6 miliar dolar AS, alias meningkat sebanyak 17 persen dibanding tahun sebelumnya.
Investcorp yang berkantor pusat di Bahrain disebut mempekerjakan total 430 orang.

Andai saat itu AC Milan benar dibeli oleh Investcorp, maka Serie A, kompetisi kasta teratas Liga Italia, akan kian ramai oleh investor asing.
Dalam rentang lima tahun terakhir, Serie A banyak menyambut kedatangan investor luar negeri.
Baca juga: Sosok Eks Inter Milan yang Kini di Real Madrid Bisa Jadi Solusi Banyaknya Pilar AC Milan yang Cedera
Sebut saja Suning Group (China) yang kini menjadi pemilik saham mayoritas Inter Milan, atau Friedkin Group (Amerika Serikat) yang membawahi AS Roma.
Fiorentina dan Atalanta kini juga dimiliki oleh perusahaan asal Amerika Serikat. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.