Berita Samarinda Terkini

Dampak Curah Hujan Tinggi, Harga Tomat di Pasar Segiri Samarinda Melonjak Naik

Memasuki musim penghujan membuat harga tomat di beberapa daerah, termasuk di Kota Samarinda melonjak naik.

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Mathias Masan Ola
healthline.com
ILUSTRASI - Manfaat Buah Tomat bagi Kesehatan. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Memasuki musim penghujan membuat harga tomat di beberapa daerah, termasuk di Kota Samarinda melonjak naik.

Pasalnya kondisi cuaca kali ini dinilai telah mengganggu pasokan dan produksi sehingga mendorong kenaikan harga tomat di pasar lokal.

Awalnya harga tomat perkilogram berkisar di Rp 12 ribu, namun harga mencuat hingga menembus Rp 30 ribu. Lonjakan harga ini bahkan terjadi sebelum pergantian tahun 2024.

Baca juga: BREAKING NEWS: Capres Ganjar Pranowo Datang ke Samarinda, Sapa Pedangan di Pasar Segiri

Diketahui, kenaikan ini juga terjadi di Pasar Segiri Jalan Pahlawan Samarinda, Kaltim.

"Biasanya naik cuman Rp 25 ribu, tahun ini jadi naik sampai Rp 30 ribu," ungkap salah satu pedagang, Muhammad Ansar pada Kamis (4/1/2024) saat ditemui di Pasar Segiri Samarinda.

Menurut Ansar, kenaikan harga yang terjadi kali ini merupakan angka tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kenaikan ini juga berasal dari salah satu faktor tingginya curah hujan.

"Bisanya awal tahun memang selalu naik, tapi karena faktor cuaca juga, karena akhir-akhir ini Samarinda kan sering hujan," tutur Ansar.

Baca juga: Berbincang dengan Penjual Sayur di Pasar Segiri Samarinda, Ganjar Disebut Sosok yang Ramah

Dirinya juga menjelaskan bahwa tingginya curah hujan berdampak pada kualitas tomat, sehingga hal ini menyebabkan berkurangnya kuantitas.

Tak hanya pedagang, namun fluktuasi harga yang tak terduga ini juga dirasakan oleh konsumen.

Hal ini disampaikan oleh Ria, salah satu warga Kelurahan Air Putih yang juga memiliki bisnis warung makan. “Iya tadi saya beli memang naik harganya. Saya empat hari kemaren ke sini sudah naik,” sebut Ria.

Meski harga tomat naik tiga kali lipat, ia mengaku tak punya pilihan lantaran sudah menjadi kebutuhan usahanya.

“Tapi mau gak mau tetap beli, soalnya kan biasa buat bahan dasar sambal di warung,” tuturnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved