Liga Italia

Sahabat Ungkap Rutinitas Eks Pelatih Lazio Sven-Goran Eriksson Usai Divonis Sisa Hidup 1 Tahun

Mantan pelatih Lazio Sven-Goran Eriksson divonis oleh dokter bahwa sisa hidupnya tinggal setahun akibat penyakit yang dideritanya.

Penulis: Dzakkyah Putri | Editor: Syaiful Syafar
laziostory.it
Sven-Goran Eriksson (kiri) saat menjadi pelatih Lazio memberikan instruksi kepada pemainnya, Simone Inzaghi. Kini, mantan pelatih Lazio itu divonis oleh dokter bahwa sisa hidupnya tinggal setahun akibat penyakit yang dideritanya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Mantan pelatih Lazio Sven-Goran Eriksson divonis oleh dokter bahwa sisa hidupnya tinggal setahun akibat penyakit yang dideritanya.

Pelatih legendaris yang membawa Lazio meraih Scudetto terakhir di musim 1999/2000 itu menderita kanker pankreas stadium akhir sejak 2023.

Belakangan terkuak bagaimana Sven-Goran Eriksson menjalani sisa hidupnya di tengah masa kritis tersebut.

Hal itu diungkap oleh sahabatnya, Anders Runebjer.

Pada Februari 2023 lalu, Sven-Goran Eriksson telah mengumumkan keputusannya untuk menjauh dari sepak bola.

Dalam siaran persnya, dia menjelaskan alasannya menjauh tidak lain karena masalah kesehatan.

Momen kebersamaan Sven-Goran Eriksson (kiri) dan Sinisa Mihajlovic sewaktu di Lazio.
Momen kebersamaan Sven-Goran Eriksson (kiri) dan Sinisa Mihajlovic sewaktu di Lazio. (footitalia.com)

Pria berusia 75 tahun itu terakhir kali bekerja sebagai direktur olahraga klub kasta ketiga Karlstad Football di negara asalnya, Swedia.

"Saya telah membuat keputusan. Karena alasan kesehatan, saya harus membatasi tugas publik saya, setidaknya untuk saat ini. Saya melakukan beberapa tes lanjutan.

"Saya akan fokus pada kesehatan saya, keluarga saya, dan Karlstad, tetapi dengan tugas yang terbatas.

"Saya berterima kasih, teman-teman, dan orang dalam atas semua dukungannya. Saya meminta Anda untuk menghormati keputusan dan privasi saya," ujar Eriksson kala itu.

Baca juga: Profil/Biodata Sven-Goran Eriksson, Mantan Pelatih Lazio Divonis Sisa Hidup Setahun karena Kanker

Selama setahun, Eriksson merahasiakan diagnosis kanker pankreas stadium akhir yang dideritanya.

Ia fokus menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga dan teman-temannya.

Potret Sven-Goran Eriksson, sosok mantan pelatih Lazio yang kini mengidap kanker hingga divonis sisa hidupnya tinggal 1 tahun.
Potret Sven-Goran Eriksson, sosok mantan pelatih Lazio yang kini mengidap kanker hingga divonis sisa hidupnya tinggal 1 tahun. (These Football Times)

Sahabat dekatnya yang juga agen Sven, Anders Runebjer, mengungkapkan bahwa pelatih sepak bola tersebut sekarat.

Sehingga tiba-tiba memutuskan untuk menyampaikan berita tentang diagnosis terminalnya.

Mantan pelatih Timnas Inggris itu juga mengatakan dia didiagnosis menderita kanker setelah anak-anaknya membawanya ke rumah sakit dan melakukan pengobatan.

Baca juga: Ingat Sven-Goran Eriksson? Eks Pelatih Lazio Peraih Scudetto Kini Putuskan Menjauh dari Sepak Bola

Ia tidak menyebutkan rencananya untuk mengungkapkan penyakitnya secara langsung di Radio P1 Swedia saat pasangan itu pergi ke wawancara radio Swedia bersama.

Eriksson mengalami serangan stroke setelah pingsan saat berlari di sekitar rumahnya di Swedia pada tahun lalu.

Setelah kejadian itu, dia diberikan diagnosis kanker pankreas.

Sayangnya, jenis kanker ini tidak dapat disembuhkan, dan dokter telah memberikan vonis waktu hidup untuknya.

Sejak itu, Sven-Goran Eriksson telah merahasiakan kondisinya untuk memberikan fokus utama pada keluarganya.

Baru-baru ini, dia mengadakan acara kumpul-kumpul Natal, yang mungkin menjadi acara terakhirnya mengingat situasi kesehatannya yang sulit.

Baca juga: Lawan Atalanta, Lazio Capai 6 Clean Sheet Beruntun di Liga Italia, Rekor Eriksson Selangkah Lagi

Runebjer berkata, "Dia tidak mengatakan apa pun tentang hal itu ketika kami berada di dalam mobil dalam perjalanan ke stasiun radio di Karlstad.

"Saya tidak yakin ada yang memutuskan saat itu. Saya tidak tahu apakah itu sesuatu yang dia putuskan sebelum atau selama wawancara."

"Ini merupakan hal yang sangat sulit bagi Sven dan saya pikir dia sudah lama mempertimbangkan kapan dan bagaimana menyampaikannya kepada publik," kata Runebjer kepada surat kabar Swedia Expressen.

Sven-Goran Eriksson dikatakan pingsan sehari setelah jogging, sebelum tes medis menunjukkan bahwa dia menderita stroke namun juga menderita kanker.

Tes lebih lanjut mengungkapkan bahwa supremo sepak bola populer itu menderita kanker pankreas yang tidak dapat dioperasi dan sakit parah.

Dikenal Pelatih Bertangan Dingin

Nama Sven-Goran Eriksson mulai tenar di dunia sepak bola pada era 90-an hingga awal 2000-an.

Selama kurun waktu tersebut, Sven-Goran Eriksson malang melintang melatih klub Liga Italia Serie A, hingga beberapa tim nasional.

Pelatih asal Swedia itu pertama kali tiba di Italia pada 1984, menghabiskan tiga tahun bersama klub AS Roma.

Setelah itu, dia menghabiskan dua musim bersama Fiorentina sebelum berangkat ke Benfica, di mana dia menghabiskan tiga tahun.

Eriksson kembali ke Liga Italia Serie A pada tahun 1992, memimpin Sampdoria.

Baca juga: Saat Provedel Panen Pujian, Immobile justru Tuai Kritik dari Legenda Lazio

Selanjutnya pindah ke Lazio pada tahun 1997, di mana dia membawa klub tersebut meraih Scudetto kedua mereka.

Semasa aktif di dunia sepak bola, Sven-Goran Eriksson dikenal sebagai pelatih bertangan dingin.

Ketika membawa Lazio Scudetto, dia juga terpilih sebagai pelatih terbaik Serie A untuk musim 1999/2000.

Eriksson memenangkan sejumlah penghargaan besar di semenanjung Italia, termasuk Scudetto, empat Coppa Italia, dan dua Supercoppa Italiana.

Sven-Goran Eriksson saat menukangi Timnas Filipina bersalaman dengan pelatih Timnas Indonesia Bima Sakti dalam konferensi pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (24/11/2018).
Sven-Goran Eriksson saat menukangi Timnas Filipina bersalaman dengan pelatih Timnas Indonesia Bima Sakti dalam konferensi pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (24/11/2018). (Kompas.com/Alsadad Rudi)

Setelah meninggalkan Lazio pada 2001, pelatih asal Swedia itu menghabiskan lima tahun bertugas menangani Timnas Inggris, mengawasi dua Piala Dunia dan Piala Eropa 2004.

Dia juga sempat menukangi Manchester City, Timnas Meksiko, Timnas Pantai Gading, Leicester City, hingga Timnas Filipina.

Biodata Sven-Goran Eriksson

Tanggal kelahiran: 5 Februari 1948

Tempat kelahiran: Torsby, Swedia

Umur: 75 tahun

Kewarganegaraan: Swedia

Avg. syarat sebagai pelatih: 2,15 Tahun

Lisensi Kepelatihan: Lisensi Pro UEFA

Riwayat Klub:

  • IF Karlstad Fotboll - Direktur Olahraga (2022-2023)
  • IF Karlstad Fotboll - Penasihat (2022)
  • Timnas Filipina - Pelatih Kepala (2018-2019)
  • Shenzhen FC - Pelatih Kepala (2016-2017)
  • Shanghai SIPG - Pelatih Kepala (2014-2016)
  • Guangzhou R&F - Pelatih Kepala (2013-2014)
  • Al-Nasr SC - Direktur Sepak Bola (2013)
  • BEC Tero Sasana - Direktur Sepakbola (2012)
  • Leicester City - Pelatih Kepala (2010-2011)
  • Timnas Pantai Gading - Pelatih Kepala (2010)
  • Notts County - Direktur Sepak Bola (2009-2010)
  • Timnas Meksiko - Pelatih Kepala (2008-2009)
  • Manchester City - Pelatih Kepala (2007-2008)
  • Timnas Inggris - Pelatih Kepala (2001-2006)
  • Lazio - Pelatih Kepala (1997-2000)
  • Sampdoria - Pelatih Kepala (1992-1997)
  • Benfica - Pelatih Kepala (1989-1992)
  • Fiorentina - Pelatih Kepala (1987-1989)
  • AS Roma - Pelatih Kepala (1984-1987)
  • Benfica - Pelatih Kepala (1982-1984)
  • IFK Goteborg - Pelatih Kepala (1979-1982)
  • Degerfors IF - Pelatih Kepala (1977-1978)

Gelar:

  • Scudetto Liga Italia Serie A - Lazio (1999/00)
  • UEFA Supercup Winner - Lazio (1999/00)
  • UEFA Cup Winner - IFK Goteborg (1981/82)
  • Europapokal der Pokalsieger - Lazio (1998/99)
  • Coppa Italia - Lazio (1999/00), Lazio (1997/98), Sampdoria (1993/94), AS Roma (1985/86)
  • Supercoppa Italiana - Lazio (2000/01), Lazio (1998/99)
  • Juara Liga Portugal - Benfica (1990/91), Benfica (1983/84), Benfica (1982/83)
  • Piala Portugal - Benfica (1982/83)
  • Piala Super Portugal - Benfica (1989/90)
  • Juara Liga Swedia - IFK Goteborg (1981/82)
  • Piala Swedia - IFK Goteborg (1981/82), IFK Goteborg (1978/79).

(tribunkaltim.co/dzakkyah)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved