Breaking News

Sejarah

Sejarah 26 Januari: Gerhana Matahari Cincin Melewati Samudra Atlantik Meliputi Kalimantan

Simak sejarah hari ini, 26 Januari. Gerhana Matahari dan Bulan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam posisi sejajar.

|
Penulis: Nisa Zakiyah | Editor: Amalia Husnul A
Kompas.com
GERHANA MATAHARI CINCIN - Sejarah 26 Januari, Gerhana Matahari Cincin terjadi di tahun 2009 melewati Samudra Atlantik, bagian selatan Afrika, Samudra Hindia, Kepulauan Cocos, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan berakhir sebelum Mindanao, Filipina. 

Bagian tergelap dari bayangan, di mana Matahari sepenuhnya tersembunyi, disebut umbra (bayangan yang terbentuk saat terjadi gerhana).

Sedangkan bagian terluar dari bayangan, di mana sebagian matahari dapat terlihat, adalah penumbra.

Gerhana matahari dapat berupa gerhana sentral, di mana bulan melintas sepenuhnya di atas piringan Matahari seperti yang terlihat dari Bumi, atau parsial, di mana satu bagian Matahari selalu terlihat. 

Gerhana matahari dapat bersifat total, yaitu ketika Bulan sepenuhnya menutupi fotosfer Matahari, sehingga korona terlihat selama periode totalitas, atau annular, yaitu ketika diameter sudut Bulan lebih kecil daripada diameter sudut Matahari karena posisi Bumi dan Bulan berada pada orbitnya yang berbentuk elips. 

Pada gerhana annular, sebuah lingkaran terang dari cahaya matahari fotosfer tetap terlihat yang biasanya ribuan kali lebih terang daripada korona, membuat langit terlalu biru untuk korona terlihat.

Bidang orbit Bulan miring 5 derajat terhadap bidang orbit Bumi (ekliptika), sehingga bayangan Bulan umumnya melintas di atas atau di bawah Bumi setiap bulannya pada saat bulan baru.

Namun, dua sampai lima kali setiap tahun, bayangan Bulan mencapai Bumi, dan terjadilah gerhana parsial, annular, atau total. 

Baca juga: Gerhana Matahari Total Terjadi Hari Ini 4 Desember 2021, Daftar Wilayah yang Mengalami Fenomena Ini

Bulan kira-kira 400 kali lebih kecil daripada Matahari tapi juga kira-kira 400 kali lebih dekat, sehingga diameter sudutnya di langit hampir sama dengan diameter sudut Matahari. 

Dengan demikian, Bulan berada tepat di atas fotosfer, membuat fenomena gerhana total menjadi sangat indah.

Fenomena

Fase parsial gerhana total yang terlihat dari jalur totalitas berlangsung selama lebih dari satu jam.

Dalam satu atau dua menit sebelum totalitas, pita bayangan-barisan terang dan gelap dengan kontras rendah yang disebabkan oleh ketidakteraturan di atmosfer bagian atas Bumi-dapat terlihat melintasi lanskap. 

Saat Bulan hampir menutupi Matahari, cahaya fotosfer menyinari lembah-lembah di tepi Bulan, membuat titik-titik cahaya (manik-manik Baily) yang sangat terang dan kontras dengan latar belakangnya. 

Manik-manik Baily yang terakhir bersinar sangat terang sehingga tampak seperti permata pada sebuah cincin, dengan tali yang terbuat dari korona. 

Penampakan ini dikenal sebagai efek cincin berlian dan biasanya hanya berlangsung selama 5-10 detik, sedangkan pada langit yang paling cerah, bisa sampai 40 detik.

Baca juga: Tata Cara Sholat Gerhana Matahari 2 Rakaat, Ini Wilayah yang Akan Alami Gerhana Matahari Total

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved