Pilpres 2024

Sedih Diberi Nilai Rendah oleh Anies Baswedan, Prabowo: Belum Pernah Ada Guru Sejahat Itu, Edan

Prabowo Subianto mengaku masih sedih lantaran pernah dikasih nilai 11 dari 100 saat debat kedua capres.

Editor: Heriani AM
YouTube/TVRI Nasional
PILPRES 2024 - Prabowo Subianto mengaku masih sedih lantaran pernah dikasih nilai 11 dari 100 saat debat kedua capres. 

TRIBUNKALTIM.CO - Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali mengungkit pemberian skor 11 dari 100 yang diberikan Anies Baswedan atas kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan RI.

Momen pemberian skor itu diungkit Prabowo saat menggelar kampanye akbar di Lapangan Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (28/1/2024).

Ya, Prabowo Subianto mengaku masih sedih lantaran pernah dikasih nilai 11 dari 100 saat debat kedua capres.

Adapun nilai 11 dari 100 itu diberikan oleh capres nomor 1 Anies Baswedan pada debat tanggal 7 Januari 2024 lalu.

"Saya sedih sekali dikasih nilai rendah, 11 dari 100," kata Prabowo dalam acara kampanye akbar Kirab Kebangsaan di Lapangan Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (28/1/2024).

Baca juga: Muncul Gerakan Salam 4 Jari, Cegah Prabowo-Gibran Menangi Pilpres 2024, Respon Ganjar dan Cak Imin

Baca juga: Ungkit soal Debat, Terjawab Sudah Siapa Opa-opa yang Disebut Cak Imin Sibuk Bela Seorang Pemuda?

Baca juga: 3 Tokoh Elektoral Tinggi Gabung ke Prabowo-Gibran, Bisa Jadi Game Changer Pilpres 2024 1 Putaran

Prabowo lantas menceritakan dirinya sudah pernah bersekolah ke luar negeri.

Namun, kata Prabowo, tidak pernah ada guru yang sejahat itu memberikan nilai.

"Belum pernah ada guru sejahat itu, edan," ujar Prabowo.

Meski begitu, ia tidak ingin terlalu memusingkan nilai tersebut. Dia juga mengucapkan terima kasih jika ada pendukungnya yang memberikan nilai 100 dari 100 kepada dirinya.

"Sekarang, tapi, tapi maaf ya, saya ini besar di Jakarta, lahir di Jakarta, jadi sering bahasa Jakarta, bahasa Betawi, saya sebenarnya mau jawab di situ, "Emangnya lo siape?", "Emangnya gue pikirin? Sorry ye," ujar dia.

Baca juga: Alasan Media Inggris Ralat Elektabilitas Prabowo-Gibran, Belum 50 Persen, Update Survei Capres 2024

Sebelumnya, Anies Baswedan memberikan angka rendah untuk kinerja Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di bawah kepemimpinan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.

PILPRES 2024 -
PILPRES 2024 - Prabowo Subianto mengaku masih sedih lantaran pernah dikasih nilai 11 dari 100 saat debat kedua capres. (Kompas.com)

Ia menyampaikan, kinerja Kemenhan tak optimal karena banyak kebijakan yang dianggapnya belum memihak pada prajurit TNI, misanya pemberian tunjangan dan pembelian alutsista bekas.

“Karena itu, menurut saya, skornya justru di bawah 5, Mas Ganjar, kalau 5 itu ketinggian,” ucap Anies dalam debat capres kedua di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).

Baca juga: Alasan Alif Turiadi Pasang Target Muluk Suara Prabowo-Gibran di Kukar, Menang Satu Putaran Pilpres

Ganjar sebelumnya juga memberikan angka 5 untuk kinerja Kemenhan yang dipimpin Prabowo.

“Sudah saya siapkan data satu per satu. Namun demikian, Mas Anies tentu saja ada yang ingin saya sampaikan. Dari apa yang tadi sudah saya utarakan, ketika kita ingin membangun sistem pertahanan kita, maka dalam perencanaan kita tidak boleh gonta ganti, kita mesti ajeg, mesti konsisten,” tutur Ganjar.

Lantas, Ganjar meminta Anies untuk memberikan ketegasan, berapa nilai untuk kinerja Kemenhan.

“Mas Anies enggak usah takut, disebut saja angkanya berapa gitu loh. Kayak saya gitu loh, jangan di bawah lima, sebut saja berapa?” tanya Ganjar.

Anies kemudian menjelaskan bahwa kesejahteraan prajurit TNI lebih baik di era kepemimpinan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketimbang kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Sebab, saat itu kenaikan gaji prajurit TNI terjadi sembilan kali.

“(Skor Kemenhan) 11 Mas, dari 100,” jawab Anies. Lalu, sembari bercanda, Ganjar mengatakan bahwa Anies menunjukkan sikap yang berani.

“Ini sedikit ngajarin kendhel (berani) Mas Anies, biar berani,” imbuh Ganjar.

Prabowo Minta Maaf

Prabowo Subianto menyapa sejumlah aktivis 98 di JCC, Senayan, Jakarta, Sabtu (27/1/2024).

Mereka bergabung dengan di Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran di acara Suara Muda Indonesia Untuk Prabowo-Gibran.

Di antaranya aktivis 98 yang hadir ialah Budiman Sudjatmiko dan Agus Jabo.

Prabowo awalnya meminta maaf kepada Agus Jabo karena pernah mengejar-ngejar Ketua Umum Prima tersebut.

Menurutnya, Agus Jabo dulu bandel.

"Hadir juga Ahmad Muzani, Agus Jabo Ketua Prima, maaf dulu saya kejar-kejar Anda. Dulu. Atas perintah. Bandel sih dulu," ujar Prabowo.

Lalu, Prabowo menyapa Wagub Jawa Timur Emil Dardak yang turut hadir.

Emil merupakan Jubir Gibran.

Prabowo menanyakan kepada hadirin, apakah Emil pantas menjadi pemimpin padahal usianya masih muda.

"Emil Dardak, wagub. Dulu 34, ternyata mampu. Pantas enggak?" tanyanya.

Kemudian, barulah Prabowo menyapa Budiman Sudjatmiko.

Budiman merupakan aktivis 98 yang pernah ditahan di era Orde Baru.

Prabowo turut meminta maaf kepada Budiman karena pernah mengejarnya.

"Kemudian saudara Budiman Sudjatmiko. Ini juga sorry, Man, dulu kejar-kejar elu juga. Tapi gue udah minta maaf sama lo ya," imbuh Prabowo.

Baca juga: Alasan Media Inggris Ralat Elektabilitas Prabowo-Gibran, Belum 50 Persen, Update Survei Capres 2024

Pengakuan Budiman Aktivis '98

Budiman Sudjatmiko mengatakan Prabowo Subianto pernah mengaku sudah memulangkan semua aktivis korban penculikan pada tahun 1998 silam.

Hanya saja, Prabowo tidak mengetahui nasib korban penculikan yang hingga saat ini tidak pernah kembali ke rumah atau dinyatakan hilang.

Setidaknya ada 13 korban penculikan tahun 1997-1998 yang sampai saat ini masih hilang.

Hal tersebut Budiman sampaikan dalam program Gaspol!, seperti disiarkan YouTube Kompas.com, Rabu (26/7/2023).

Budiman menjelaskan, pada 2002 lalu, Budiman bersama salah satu korban penculikan yang dipulangkan ke rumah, Nezar Patria mewawancarai Prabowo.

"Ya kenapa tidak? Kenapa tidak kalau suatu saat kita bisa berbicara itu dengan Pak Prabowo? Meskipun saya 2002 sudah tanyakan itu. Saya lupa menyampaikannya (sekitar) 2002 saat saya sama Nezar mewawancara," ujar Budiman dalam program tersebut.

Budiman lalu mengungkapkan jawaban Prabowo saat itu.

Menurut dia, Prabowo mengakui dirinya memang menculik para aktivis.

Baca juga: Alasan Alif Turiadi Pasang Target Muluk Suara Prabowo-Gibran di Kukar, Menang Satu Putaran Pilpres

Akan tetapi, dia sudah mengembalikan semua korban penculikan ke rumahnya masing-masing.

Sementara, aktivis lain yang hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya, Prabowo mengaku tidak tahu nasib mereka.

"(Prabowo bilang) 'Yang saya ambil sudah kembali semua. Saya kembalikan semua. Saya tidak tahu kenapa sebagian tidak pernah kembali ke rumah. Tapi yang saya ambil saya sudah lepaskan semua'. Itu pengakuannya," tutur dia.

Budiman menyebut pertemuan di tahun 2002 itu adalah kali pertama dirinya bertemu dengan Prabowo.

Adapun, saat peristiwa penculikan terjadi pada tahun 1997-1998, Prabowo masih menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.

Kopassus diketahui membentuk tim kecil bernama Tim Mawar, yang melakukan operasi penculikan.

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dikasih Nilai 11 dari 100, Prabowo: Belum Pernah Ada Guru Sejahat Itu, Edan"

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved