Pemilu 2024

Cara Hitung Kursi DPR dan DPRD di Pemilu 2024 dengan Metode Sainte Lague

Simak inilah cara perhitungan jumlah kursi DPR RI dan DPRD di Pemilu 2024 dengan metode Sainte Lague.

Tribunnews
Gedung DPR RI Senayan, Jakarta. Berikut cara hitung kursi DPR dan DPRD di Pemilu 2024 dengan Metode Sainte Lague. 

TRIBUNKALTIM.CO - Simak inilah cara perhitungan jumlah kursi DPR RI dan DPRD di Pemilu 2024 dengan metode Sainte Lague.

Ya, Pemilu 2024 telah diselenggarakan hari ini, Rabu 14 Februari.

Untuk diketahui, jumlah kursi yang tersedia untuk DPR RI sebanyak 580 kursi, DPRD Provinsi sebanyak 2.372 kursi, dan DPRD Kabupaten/Kota sebanyak 17.510 kursi.

Adapun cara menentukan kursi legislatif di Pemilu 2024 menggunakan metode Sainte Lague murni.

Metode Sainte Lague murni ini telah digunakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menentukan kursi partai pada Pemilu 2019 yang lalu.

Baca juga: Pidato Anies Baswedan: Perjuangan Belum Selesai, Saya Tidak Akan Bergeser ke Kanan-Kiri

Teknik ini dipopulerkan dan diperkenalkan oleh seorang matematikawan asal Prancis bernama Andre Sainte Lague pada 1910.

Metode Sainte Lague Murni penghitungan suara yang menggunakan angka pembagi untuk mengalokasikan kursi yang diperoleh setiap partai politik dalam sebuah dapil.

Angka yang digunakan untuk pembagi adalah angka ganjil (1,3,5,7, dan seterusnya).

Jumlah suara yang telah dibagi oleh angka ganjil tersebut akan diperingkatkan dan menentukan siapa saja partai/caleg yang lolos.

Bagaimana cara penghitungan perolehan tiap kursi DPRD Kabupaten/Kota/Provinsi teknik Sainte Lague di Pemilu 2024?

Gedung DPR RI Senayan, Jakarta. Berikut cara hitung kursi DPR dan DPRD di Pemilu 2024 dengan Metode Sainte Lague.
Gedung DPR RI Senayan, Jakarta. Berikut cara hitung kursi DPR dan DPRD di Pemilu 2024 dengan Metode Sainte Lague. (Tribunnews)

Catat, berikut ini cara dan simulasinya :

Metode Sainte Lague Murni penghitungan suara yang menggunakan angka pembagi untuk mengalokasikan kursi yang diperoleh setiap partai politik dalam sebuah daerah pemilihan (dapil).

Setiap partai politik akan dibagi dengan bilangan pembagi 1 yang diikuti secara berurutan dengan bilangan ganjil 3,5,7 dan seterusnya.

Jumlah suara yang telah dibagi oleh angka ganjil tersebut akan diperingkatkan dan menentukan siapa saja partai/caleg yang lolos.

Contoh Dapil X dengan total 3 kursi tersedia.

Pada Dapil X ini diikuti oleh empat partai yakni Partai Tomat, Partai Jeruk, Partai Apel, dan Partai Semangka.

Dalam Pemilihan, berikut hasil perolehan suaranya :

Partai Tomat mendapat 35.000 suara
Partai Jeruk mendapat 17.000 suara
Partai Apel mendapat 11.000 suara
Partai Semangka mendapat 8.000 suara

Cara menentukan peraih kursi pertama di Dapil X?

Masing-masing partai dibagi dengan angka 1.

Partai Tomat 35.000/1 = 35.000
Partai Jeruk 17.000/1 = 17.000
Partai Apel 11.000/1 = 11.000
Partai Semangka 8.000/1 = 8.000

Setelah semua perolehan suara dibagi 1, maka yang mendapatkan kursi pertama di dapil X adalah Partai Tomat dengan jumlah 35.000 suara.

Cara menentukan peraih kursi kedua di Dapil X?

Karena Partai Tomat sudah mendapatkan kursi pada pembagian kursi pertama, maka pembagian kursi kedua, Partai Tomat dibagi angka ganjil 3.

Sementara Partai Jeruk, Apel dan Semangka, dibagi angka 1 karena belum mendapatkan kursi.

Partai Tomat 35.000/3 = 11.666
Partai Jeruk 17.000/1 = 17.000
Partai Apel 11.000/1 = 11.000
Partai Semangka 8.000/1 = 8.000

Dengan demikian, maka yang berhak atas kursi kedua di Dapil X adalah Partai Jeruk dengan perolehan 17.000 suara.

Cara menentukan peraih kursi ketiga di Dapil X?

Untuk menentukan kursi ketiga, Partai Tomat dan Partai Jeruk dibagi dengan angka 3.

Sementara Partai Apel dan Semangka masih tetap dibagi dengan angka 1 karena belum mendapatkan kursi saat pembagian kursi pertama dan kedua.

Partai Tomat 35.000/3 = 11.666
Partai Jeruk 17.000/3 = 5.666
Partai Apel 11.000/1 = 11.000
Partai Semangka 8.000/1 = 8.000

Dari hasil pembagian itu, maka yang berhak mendapatkan kursi ketiga di Dapil X adalah Partai Apel dengan perolehan suara terbanyak yaitu 11.000.

Kekurangan dan Kelebihan Metode Sainte Lague

Metode ini diperkenalkan oleh seorang matematikawan asal Perancis bernama Andre Sainte Lague pada tahun 1910.

Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dari penerapan metode Sainte Lague.

Kerugiannya adalah, jika sebuah partai mendapatkan suara lebih besar dan memiliki selisih yang lebar dengan partai lain, maka partai dengan suara besar itu mendapatkan kursi lebih banyak di DPR sampai DPRD.

Sedangkan sebaliknya untuk partai kecil justru akan sulit mendapatkan kursi.

Keuntungannya adalah, jika terjadi keberimbangan dalam perolehan suara partai maka sangat terbuka terjadi perolehan kursi partai yang merata. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunTernate.com dengan judul Simulasi Cara Penghitungan Perolehan Kursi DPRD Kabupaten/Kota/Provinsi Pemilu 2024,Pakai Metode Ini.

Artikel ini telah tayang di Intisari Grid dengan judul Belum Banyak Yang Tahu, Begini Cara Menghitung Perolehan Kursi DPR Dalam Pemilu.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved