Pileg 2024

Terbaru Real Count KPU, Inilah Calon Kuat Wakil Kaltim Lolos ke Senayan, Jatah DPR RI Cuma 8 Kursi

Simak hasil terbaru real count KPU perolehan suara caleg DPR RI Daerah Pemilihan Kalimantan Timur (Kaltim) dalam Pemilu 2024.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Syaiful Syafar
infopemilu.kpu.go.id
Dari kiri ke kanan: Caleg Partai Golkar Rudy Mas'ud, caleg PKB Syafruddin, caleg Partai Nasdem Nabil Husein, dan caleg Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono. Mereka berpeluang lolos ke Senayan. Simak hasil terbaru real count KPU perolehan suara caleg DPR RI Dapil Kaltim dalam Pemilu 2024. 

TRIBUNKALTIM.CO - Simak hasil terbaru real count KPU perolehan suara caleg DPR RI Daerah Pemilihan Kalimantan Timur (Kaltim) dalam Pemilu 2024.

TribunKaltim.co merangkum nama-nama yang telah meraih suara tertinggi berdasarkan real count KPU, Rabu (21/2/2024) siang dengan data masuk 49,59 persen.

Dari daftar nama tersebut, enam caleg petahana berpeluang lolos kembali ke Senayan.

Sementara dua caleg petahana terancam gagal.

Kalkulasi ini merujuk pada metode Sainte Lague dengan melihat perolehan suara partai politik dan jatah kursi Dapil Kaltim di DPR RI.

Baca juga: Real Count KPU Suara Caleg DPD RI Dapil Kaltim, Sinta Rosma Sementara Unggul, Sofyan Hasdam Kedua

Sebagaimana diketahui, jumlah kursi Dapil Kaltim di DPR RI adalah delapan kursi, sama seperti Pemilu lalu.

Ketentuan jumlah kursi ini tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Jika melihat hasil sementara real count KPU di situs pemilu2024.kpu.go.id, Rabu (21/2/2024), tercatat perolehan suara partai di Kaltim sebagai berikut:

• Partai Golkar: 156,451 (26,35 persen)

• Partai Gerindra: 84,841 (14,28 persen)

• PDI Perjuangan: 77,292 (13,01 persen)

• Partai Nasdem: 57,859 (9,74 persen)

• PKB: 53,978 (9,09 persen)

• Partai Demokrat: 38,353 (6,46 persen)

• PKS: 37,275 (6,27 persen)

• PAN: 32,316 (5,44 persen)

Baca juga: 7 Parpol di DPRD Balikpapan dengan Suara Terbesar Sementara Hasil Real Count KPU

Untuk mengetahui siapa saja caleg yang berpeluang lolos ke Senayan, maka menggunakan metode Sainte Lague.

Dalam UU No 7 Tahun 2017 Pasal 415 menjelaskan, suara sah setiap partai yang memenuhi ambang batas perolehan suara akan dibagi dengan bilangan pembagi 1, serta diikuti secara berurutan dengan bilangan ganjil 3, 5, 7, dan seterusnya.

Dengan rumus itu, maka Partai Golkar dengan raihan tertinggi mendapat dua kursi di DPR RI, yang habis dibagi bilangan tiga.

Sementara Partai Gerindra, PDIP, Nasdem, PKB, Demokrat, dan PKS mendapat masing-masing satu kursi.

Berikut daftar nama caleg DPR RI Dapil Kaltim yang disusun dari suara tertinggi dan berpeluang lolos ke Senayan dengan kalkulasi rumus Sainte Lague:

1. Rudy Mas'ud (petahana) - Partai Golkar - 47.724 suara

2. Hetifah Sjaifudian (petahana) - GOLKAR - 44.705 suara

3. Budisatrio Djiwandono (petahana) - GERINDRA - 35.431 suara

4. Syafruddin - PKB - 33.039 suara

5. Irwan (petahana) - DEMOKRAT - 23.390 suara

6. Nabil Husein - NASDEM - 20.557 suara

7. Safaruddin (petahana) - PDIP - 19.804 suara

8. Hj Sarifah Suraidah - GOLKAR - 21.762 suara

9. Etha Rimba Paembonan - GERINDRA - 14.705 suara

10. Andhika Hasan (petahana) - PDIP - 10.767 suara

11. Dewi Sartika - GOLKAR - 14.859 suara

12. Aus Hidayat Nur (petahana) - PKS - 9.261 suara

13. Awang Faroek Ishak (petahana) - NASDEM - 8.116 suara.

*Keterangan: Cetak tebal berpeluang lolos ke Senayan.

Baca juga: 2 Petahana Tak Masuk 10 Besar! Real Count KPU DPR RI Dapil Kaltim Sementara, AFI dan Yunus Tak Aman?

Dari daftar di atas, enam caleg petahana berpeluang kembali melenggang ke Senayan, dua terancam gagal.

Sementara ada dua wajah baru yang bakal duduk, yakni Syafruddin dari PKB dan Nabil Husein dari Partai Nasdem.

Rumus Cara Hitung Jatah Kursi Caleg DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota di Pemilu 2024

Dalam perhitungan kursi caleg DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota ada rumus dan perhitungan tersendiri yang sudah ditetapkan KPU.

Ini bisa dilakukan dalam perhitungan jatah kursi.

Untuk DPD RI, pemenang dihitung berdasarkan suara terbanyak, siapa yang mendapat suara terbanyak, maka dialah yang akan mendapatkan kursi di Senayan sebagai wakil rakyat, sesuai dengan jumlah kursi yang tersedia di masing-masing dapil.

Sementara untuk DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota ada rumus perhitungan yang digunakan.

Berikut ini rumusnya:

- Metode Sainte Lague

Pembagian kursi untuk DPR RI, DPRD Provinsi maupun Kabupaten/Kota menggunakan metode Sainte Lague.

Metode ini telah digunakan sejak pemilu sebelumnya dan merupakan salah satu metode yang dianggap adil dalam pembagian kursi.

Dalam UU No 7 Tahun 2017 Pasal 415 menjelaskan, suara sah setiap partai yang memenuhi ambang batas perolehan suara akan dibagi dengan bilangan pembagi 1, serta diikuti secara berurutan dengan bilangan ganjil 3, 5, 7, dan seterusnya.

"Suara sah setiap partai politik dibagi dengan bilangan pembagi 1 dan diikuti secara berurutan oleh bilangan ganjil 3; 5; 7; dan seterusnya," demikian isi UU tersebut.

Baca juga: Ada Cuma 10 Suara, Ini Sederet Caleg Artis Peraih Suara Terendah di Pemilu 2024, Komeng Terbanyak

Penghitungan suara ini ditentukan dengan metode Sainte Lague, penghitungan suara yang menggunakan angka pembagi untuk mengalokasikan kursi yang diperoleh setiap partai politik dalam sebuah dapil.

Dikutip dari Tribunnews.com, misalnya di sebuah daerah pemilihan atau dapil akan diperebutkan 4 kursi untuk anggota DPR RI atau DPRD.

Dan ada empat partai politik bertarung yakni Partai A, B, C, dan D di Pemilu, dan memperoleh suara sebagai berikut :

• Partai A mendapat 40.000 suara

• Partai B mendapat 20.000 suara

• Partai C mendapat 17.000 suara

• Partai D mendapat 12.000 suara

1. Cara Menghitung Kursi Pertama yang Lolos:

Kursi pertama akan diberikan kepada partai dengan perolehan suara terbanyak, dan setelahnya kursi akan dibagi berdasarkan perhitungan matematis yang melibatkan pembagian suara dengan bilangan pembagi.

Cara menghitung partai yang pertama mendapat kursi pertama anggota DPR dengan metode Sainte Lague adalah masing-masing perolehan suara partai harus dibagi dengan angka ganjil dimulai angka satu.

• Partai A 40.000/1 = 40.000

• Partai B 20.000/1 = 20.000

• Partai C 17.000/1 = 19.000

• Partai D 12.000/1 = 16.000

Dengan demikian maka partai yang memperoleh kursi pertama di dapil tersebut adalah Partai A dengan jumlah 40.000 suara.

2. Cara Menghitung Kursi Kedua

Karena partai A telah mendapat kursi pada pembagian kursi pertama maka selanjutnya dibagi dengan angka ganjil selanjutnya yakni angka 3.

Sementara itu, Partai B, C, dan D tetap dibagi satu karena belum mendapatkan kursi.

• Partai A 40.000/3 = 13.333

• Partai B 20.000/1 = 20.000

• Partai C 17.000/1 = 17.000

• Partai D 12.000/1 = 12.000

Dari perhitungan di atas maka yang berhak atas kursi kedua adalah Partai B dengan perolehan suara terbesar 20.000 dibandingkan partai lainnya.

3. Cara Menghitung Kursi Ketiga

Demikian juga dengan penentuan kursi ketiga, karena partai A dan B sudah mendapat kursi pertama dan kedua, maka selanjutnya akan dibagi dengan angka ganjil 3. Sedangkan Partai C dan D tetap dibagi satu.

• Partai A 40.000/3 = 13.333

• Partai B 20.000/3 = 6,6666

• Partai C 17.000/1 = 17.000

• Partai D 12.000/1 = 12.000

Dari perhitungan suara di atas terlihat Partai C memperoleh kursi ketiga dengan jumlah suara terbanyak yaitu 17.000.

4. Cara Menghitung Kursi Keempat yang Lolos ke DPR

Perhitungan selanjutnya untuk kursi keempat adalah Partai A, Partai B, dan Partai C, masing-masing dibagi dengan angka tiga. Sementara Partai D tetap dibagi satu.

• Partai A 40.000/3 = 13.333

• Partai B 20.000/3 = 6,6666

• Partai C 17.000/3 = 5,6666

• Partai D 12.000/1 = 12.000

Dari perhitungan itu terlihat Partai A suaranya lebih banyak yakni 13.333 maka memperoleh kursi keempat.

Demikian Partai A mendapatkan dua kursi di dapil ini.

Proses ini akan terus dilanjutkan hingga seluruh kursi terisi sesuai alokasi yang telah ditetapkan.

- Ambang Batas Partai atau Parliamentary Threshold

Parliamentary Threshold adalah syarat bagi partai politik untuk bisa masuk ke parlemen atau Senayan.

Dimana ini menjadi tugas utama partai politik untuk bisa dan harus memenuhi syarat minimal persentase perolehan suara dari total suara sah agar bisa diikutkan dalam penentuan perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Sekedar informasi, Parliamentary Threshold pertama kali diterapkan pada Pemilu 2009 dengan patokan perolehan suara partai politik saat itu sebesar 2,5 persen.

Selanjutnya, pada Pemilu 2014, target suara yang harus diperoleh parpol meningkat menjadi 3,5 persen.

Ambang batas kembali dinaikkan pada Pemilu 2019, di mana parliamentary threshold yang ditetapkan sebesar 4 persen suara.

Itu tertuang alam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu).

Syarat ini juga masih diterapkan pada Pemilu 2024.

Baca juga: 4 Caleg DPR RI yang Perolehan Suaranya Berlimpah namun Terancam Gagal Lolos ke Senayan

Dikutip dari Kompas.com, Parliamentary Threshold tercantum dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Dalam Pasal 414 UU tersebut disebutkan bahwa syarat partai bisa masuk ke parlemen jika memenuhi ambang batas perolehan suara paling sedikit 4 persen dari jumlah suara sah secara nasional.

Dimana bagi partai politik peserta pemilu yang tidak memenuhi ambang batas perolehan suara minimal 4 persen, tidak disertakan dalam penghitungan perolehan kursi DPR di setiap daerah pemilihan.

Penentuan perolehan jumlah kursi dari parpol yang masuk parlemen didasarkan atas hasil penghitungan suara sah dari setiap parpol di daerah pemilihan.

Tapi mekanisme Parliamentary Threshold ini hanya berlaku untuk menentukan kursi DPR RI. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved