Timnas Indonesia
Kenali Gejala Papiledema, Penyakit yang Diderita Kurnia Meiga, Eks Kiper Timnas Kini Jualan Emping
Eks kiper Arema FC dan Timnas Indonesia, Kurnia Meiga kembali menjadi sorotan.
TRIBUNKALTIM.CO - Eks kiper Arema FC dan Timnas Indonesia, Kurnia Meiga kembali menjadi sorotan.
Beberapa pekan terakhir, nama Kurnia Meiga menjadi perbincangan warganet.
Sebab, pria yang pernah menyandang gelar Pemain Terbaik Liga Super Indonesia pada 2010 itu kini nasibnya berubah drastis.
Kurnia Meiga kini berjualan emping demi menyambung hidup.
Baca juga: Viral Kurnia Meiga, Eks Kiper Andalan Timnas Indonesia Kini Jualan Emping di Akun TikToknya
Baca juga: Istri Kurnia Meiga Banting Stir Tinggalkan Dunia Model, Azhiera Adzka Fathir Fokus Merawat Suami
Baca juga: Terbaru! Terjawab Kenapa Kurnia Meiga jadi Sorotan, Terkuak Alasan Eks Kiper Timnas Jual Medali
Ia bahkan rela melakukan siaran live di TikTok menjajakan dagangannya.
Sebagaimana diketahui, Kurnia Meiga saat ini tengah mengalami gangguan penglihatan.
Kedua bola matanya tampak membesar.
Meski begitu, Kurnia Meiga tak patah arang.
Ia berusaha tanpa meminta-minta dengan berjualan emping secara live di TikTok.
Tak pelak, usahanya itu banyak dipuji warganet.
Tak sedikit juga yang merasa iba dengannya.
Sebab, setelah tak lagi main bola, pemerintah terkesan abai terhadap Kurnia Meiga.
Sosok Kurnia Meiga
Dikutip dari Transfer Markt sebagaimana disadur dari Kompas.com, Kurnia Meiga Hermansyah atau kerap disapa Kurnia Meiga merupakan seorang kiper berkebangsaan Indonesia yang lahir pada 4 Mei 1990.
Baca juga: Profil Kurnia Meiga, Eks Kiper Timnas dan Arema FC Viral, Jual Medali dan Atribut untuk Biaya Hidup
Sebelumnya ia pernah bersekolah di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan pada 2006-2007.
Satu tahun setelahnya, ia berpindah ke Persijap Youth.
Meiga berada di Persijap Youth mulai 2007-2008, lalu ia berpindah ke Arema Malang pada 2008 hingga 2013.
Sejak 2013, Meiga berada di Arema FC hingga ia dinyatakan istirahat karier pada 1 Januari 2019.
Selain merumput di Arema, ia pernah membela timnas Indonesia sejak 23 Maret 2013 dengan jumlah 10 pertandingan.
Pria kelahiran Jakarta tersebut pernah mengantarkan Indonesia menjadi runner up Piala AFF pada 2010 dan runner up Sea Games pada 2011 dan 2013.
Penghargaan lain yang pernah ia terima adalah Pemain Terbaik Liga Super Indonesia pada 2010 dan pernah mengantarkan Arema FC sebagai Juara Liga Indonesia pada 2016/2017.
Pria dengan tinggi 187 cm tersebut pernah mencapai penawaran harga termahal pada 2018 dengan angka Rp 2,61 miliar.
Alami gangguan penglihatan di mata
Sebelum dinyatakan istirahat karier, Kurnia Heiga sudah mengalami penyakit gangguan mata sejak 2017, dilansir dari Kompas.com, Kamis (6/7/2023).
Baca juga: Terbaru! Terjawab Sudah Kenapa Kurnia Meiga Disorot, Terkuak Alasan Eks Kiper Timnas Jual Medali
Karena sakit yang dideritanya, mata kanan Meiga saat ini hanya berfungsi lima persen saja.
Dokter Rumah Sakit Pertamina, Asep Syaiful mengungkapkan bahwa dokter sedang berusaha untuk mempertahankan kondisi kesehatan mata Kurnia.
Meskipun kondisinya sudah jauh menurun, tim dokter tidak akan melakukan operasi dan mencoba melakukan transplantasi mata.
"Memang untuk tindakan seperti ini tidak dioperasi. Sebab, memang kalau dioperasi juga tidak banyak keuntungannya kepada yang dioperasi. Kami sedang coba, apakah memungkinkan transplantasi, tetapi masih ada beberapa kajian yang sepertinya agak sulit," ungkapnya.
Istri Kurnia Meiga, Azhiera Adzka Fathir mengatakan bahwa selama enam tahun, suaminya berjuang sendiri melawan penyakit matanya.
Sempat jual medali
Kondisi Kurnia Meiga mulai disorot saat ia pernah menjual medali dan atribut sepak bola yang pernah ia pakai saat masih aktif bermain.
Ia terpaksa mengambil keputusan tersebut karena kondisi ekonomi yang kurang baik dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Alasannya untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan keluarga sehari-hari. Saya belum bisa bekerja kembali," katanya, dikutip dari Kompas.com, Jumat (12/5/2023).
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo pun angkat bicara dan mengatakan bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tengah menyusun langkah jangka untuk menyikapi situasi seperti yang dialami Meiga.
Baca juga: Viral Kurnia Meiga, Eks Kiper Andalan Timnas Indonesia Kini Jualan Emping di Akun TikToknya
Saat itu, Dito mengatakan bahwa nantinya akan ada kebijakan untuk pemberian jaminan hari tua bagi atlet dan sudah didukung berbagai pihak.
Selain Dito, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir juga secara terbuka menyampaikan akan membantu Kurnia Meiga.
Erick memutuskan untuk membentuk yayasan PSSI sebagai wadah untuk membantu atlet sepak bola Indonesia dan siap membantu Meiga dalam bentuk apapun.
"Tetapi untuk saat ini, saya secara pribadi terbuka. Mohon sampaikan apa saja yang bisa saya bantu. Tetap semangat, tetap berjuang," terangnya, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (20/5/2023)
Penyakit Mata Papiledema
Pada pertengahan 2023 lalu, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) melalui Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia mengulurkan bantuan untuk pengobatan penyakit Meiga yang disebut papiledema.
Penyakit mata papiledema diidap Meiga sejak 2017, yang membuat penglihatannya hanya berfungsi lima persen.
Lantas, apa penyebab dan gejala papiledema?
Papilledema atau papiledema adalah suatu kondisi medis serius ketika saraf optik di bagian belakang mata membengkak.
Dilansir dari Medical News Today, papiledema mengacu pada pembengkakan saraf optik karena peningkatan tekanan di dalam tengkorak.
Baca juga: Istri Kurnia Meiga Banting Stir Tinggalkan Dunia Model, Azhiera Adzka Fathir Fokus Merawat Suami
Di dalam tengkorak manusia terdapat cairan serebrospinal atau cerebrospinal fluid (CSF) yang mengelilingi otak.
Cairan bening ini membantu menjaga organ otak tetap stabil dan melindunginya dari kerusakan akibat gerakan tiba-tiba dan trauma.
Sementara pada bagian belakang mata, terdapat cakram optik (optic disc) yang menjadi "kepala" saraf optik.
Saraf optik merupakan jalur yang menghubungkan mata ke otak.
Papiledema sendiri terjadi saat ada peningkatan tekanan di sekitar otak akibat penumpukan CSF.
Ketika tekanan otak meningkat, saraf optik akan membengkak saat memasuki bola mata pada area cakram optik.
Terdapat berbagai kemungkinan penyebab papiledema yang dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin, usia, maupun etnis.
Beberapa kondisi medis serius yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan di sekitar otak dan memicu papiledema, termasuk:
- Trauma kepala
- Radang otak atau jaringan di sekitarnya
- Tekanan darah sangat tinggi, yang oleh dokter disebut sebagai krisis hipertensi
- Infeksi di otak
- Tumor otak
- Pendarahan di otak
- Penyumbatan darah di otak
- Kelainan pada tengkorak
- Hidrosefalus atau penumpukan cairan di dalam rongga jauh di dalam otak
- Hipertensi intrakranial idiopatik (IIH) atau peningkatan tekanan di dalam tengkorak tanpa alasan yang jelas
- Lesi sumsum tulang belakang.
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, meski dapat menyerang siapa saja, papiledema lebih sering terjadi pada wanita.
Baca juga: Terbaru! Terjawab Kenapa Kurnia Meiga jadi Sorotan, Terkuak Alasan Eks Kiper Timnas Jual Medali
Penderita biasanya berusia 20 hingga 44 tahun dan cenderung mengalami kelebihan berat badan (indeks massa tubuh/BMI lebih besar dari 25) atau obesitas (BMI lebih besar dari 30).
Insiden gangguan penglihatan papiledema pada kelompok tersebut tercatat sekitar 13 per 100.000 kasus.
Papiledema dapat dianggap sebagai keadaan darurat medis.
Terlebih, salah satu penyebabnya yakni hipertensi intrakranial dapat berakibat serius, bahkan berpotensi mengancam nyawa.
Gejala papiledema
Penderita papiledema mungkin tidak mengalami gejala atau asimptomatik.
Kendati demikian, beberapa gejala papiledema dapat dirasakan, antara lain:
1. Sakit kepala Sakit kepala yang berhubungan dengan papiledema mungkin akan terasa lebih buruk di pagi hari dan saat berbaring.
2. Pengaburan visual sementara Penderita papiledema kemungkinan akan mengalami pengaburan visual sementara, sekitar 5 hingga 15 detik.
Saat penglihatan kabur, penderita hanya melihat bayangan abu-abu atau pemandangan yang menggelap, mirip gerhana total saat Bulan menghalangi Matahari dari pandangan manusia.
Baca juga: Istri Kurnia Meiga Banting Stir Tinggalkan Dunia Model, Azhiera Adzka Fathir Fokus Merawat Suami
Dapat dirasakan pada kedua mata (bilateral) atau hanya satu mata (unilateral), gejala ini biasanya terjadi ketika penderita mengubah postur tubuh.
3. Penglihatan ganda (diplopia) Diplopia dapat terjadi jika hipertensi intrakranial menyebabkan kelumpuhan saraf kranial yang mengganggu otot mata.
4. Mual dan muntah Gejala papiledema yang mungkin dialami penderita lainnya adalah perasaan mual dan keinginan untuk muntah.
5. Gejala neurologis Gejala neurologis kemungkinan termasuk masalah gerakan atau pemikiran.
Lambat laun, penderita akan merasakan gejala berupa penglihatan yang semakin memburuk seiring dengan perkembangan kondisi.
Dokter yang mencurigai seseorang menderita papiledema akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap pada mata dan sistem saraf.
Dokter biasanya menggunakan oftalmoskop, sebuah alat berbentuk pena dengan roda menyala di ujungnya.
Dengan oftalmoskop, dokter akan memeriksa bagian belakang mata melalui pupil.
Dokter juga mungkin menggunakan obat tetes untuk melebarkan pupil dan membuatnya lebih mudah untuk diperiksa.
Penampilan mata pasien akan sangat memainkan peranan penting dalam diagnosis papiledema.
Baca juga: Terbaru! Terjawab Sudah Kenapa Kurnia Meiga Disorot, Terkuak Alasan Eks Kiper Timnas Jual Medali
Selanjutnya, dokter akan menilai apakah ada kelainan pada cakram optik, seperti tidak pada posisinya atau tampak lebih kabur dari biasanya.
Perubahan tersebut dapat mengindikasikan bahwa saraf optik mengalami pembengkakan.
Dokter juga akan melakukan tes, termasuk penilaian akurasi visual untuk mengungkapkan perubahan penglihatan warna, kehilangan penglihatan, atau penglihatan ganda.
Jika terdeteksi tanda-tanda papiledema, dokter akan melakukan pemindaian pencitraan otak, seperti MRI atau CT scan.
Tes darah dan analisis CSF dari kanal tulang belakang mungkin juga diperlukan untuk mengetahui penyebab dan gejala papiledema lebih lanjut. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.