Berita Nasional Terkini

Jokowi vs Airlangga? Harumnya Takhta Tertinggi Partai Golkar, DPD Golkar Solid Bersama Airlangga

Isu pertarungan politik Jokowi vs Airlangga menguap. Harumnya takhta tertinggi partai Golkar jadi alas. DPD Golkar solid bersama Airlangga.

HO/Tim Media Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto - Isu pertarungan politik Jokowi vs Airlangga menguap. Harumnya takhta tertinggi partai Golkar jadi alas. DPD Golkar solid bersama Airlangga. 

TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Partai Golkar terkini. 

Isu pertarungan politik Jokowi vs Airlangga Hartarto menguap.

Harumnya takhta tertinggi partai Golkar jadi alas isu perebutan Jokowi dan Airlangga Hartarto.

Namun sebagian besar DPD Golkar di daerah solid bersama Airlangga Hartarto.

Mereka mengapresiasi kinerja Airlangga Hartarto yang dapat dikatakan sukses memimpin Golkar di Pileg 2024.

Hasil gemilang diraih Partai Golkar di Pileg 2024.

Selengkapnya ada dalam artikel ini.

Baca juga: Jokowi Kader Golkar Sejak 1997? Kata Dewan Pakar Golkar Beber Doktrin Karya Siaga Gatra Praja

Baca juga: Demokrat dan PAN Langsung Respons Isu Golkar Minta Jatah 5 Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Baca juga: Terjawab Alasan Airlangga Minta Jatah 5 Menteri, 90 Persen Pemilih Golkar Coblos Prabowo, Sikap PAN

Presiden Joko Widodo diusulkan menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2024-2029 dengan menggantikan kepemimpinan Airlangga Hartarto.

Usulan ini disuarakan oleh sejumlah kader Golkar yang menganggap Jokowi telah menjadi bagian dari Golkar karena pernah memimpin asosiasi pengusaha di bawah partai beringin pada masa Orde Baru.

Namun demikian, mencuatnya usulan ini tak serta-merta mendapat sambutan positif dari sejumlah kader di daerah karena mereka berkeinginan supaya Airlangga kembali melanjutkan tampuk kepemimpinannya.

Jokowi memenuhi kriteria Usulan menjadikan Jokowi sebagai Ketua Umum Golkar berikutnya, salah satunya disampaikan anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam.

Ridwan menilai Jokowi memenuhi kriteria untuk memimpin Golkar karena rekam jejaknya telah merepresentasikan ideologi karya kekaryaan yang diterapkan Golkar.

Hal itu setidaknya terlihat dari penamaan Kabinet Kerja pada periode pertama kepemimpinan Jokowi.

Baca juga: Peluang Terbuka, Bocoran Aburizal Bakrie Agar Jokowi atau Gibran Bisa jadi Ketum Golkar: Ubah AD/ART

Terlebih, Jokowi juga menempatkan sejumlah kader Golkar sebagai menteri koordinator di periode kedua pemerintahannya.

Keduanya yakni Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang tak lain Ketua Umum Partai Golkar.

Tak hanya dua nama itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto juga disebut sebagai kader Golkar dari unsur ABRI di era Orde Baru.

Lalu ada Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang juga pernah menjadi pengurus Golkar Kota Malang pada masa Orde Baru.

"Saya mengusulkan Pak Jokowi menjadi calon ketua umum Partai Golkar. Apakah dia bersedia? Ya, kembali ke Pak Jokowi," ujar Ridwan, Minggu (17/3/2024), dikutip dari Kompas.id. Ridwan menyadari bahwa usulan ini rentan bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar.

Baca juga: Bursa Ketua Umum Golkar, Kata Aburizal Bakrie soal Peluang Jokowi dan Gibran, Prediksi Sikap Prabowo

Dalam aturannya, AD/ART Golkar mengatur syarat menjadi ketua umum di antaranya pernah menjadi pengurus Golkar tingkat pusat atau organisasi pendiri atau yang didirikan Golkar setidaknya satu periode dan didukung minimal 30 persen pemilik suara.

Meski demikian, Ridwan menilai AD/ART tak bisa dilihat secara tekstual semata, namun juga harus diintepretasikan sesuai dengan sejarah Golkar secara komprehensif.

Golkar dianggap bukan sekadar partai politik yang dideklarasikan pada 1999, tetapi juga organisasi yang dideklarasikan pada 1971, dan sekretaris bersama yang dibentuk pada 1964.

Dengan begitu, orang-orang yang pernah menjadi bagian dari Golkar dalam setiap periode itu bisa dianggap sebagai kader Golkar.

"Pak Jokowi merupakan Ketua Asosiasi Mebel Indonesia Solo Raya pada masa 1997-2002. Kita tahu pengusaha di zaman Orde Baru mayoritas yang menjadi pimpinan asosiasi pasti kader Golkar, tidak bisa kalau bukan kader Golkar," tegasnya.

Tetap inginkan Airlangga Di tengah dorongan menjadikan Jokowi sebagai Ketua Umum Partai Golkar, sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar menginginkan supaya Airlangga tetap memimpin partai.

Bahkan dukungan tersebut telah diutarakan sejumlah pimpinan DPD Golkar dalam pertemuan pengurus DPD Golkar se-Indonesia di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (15/3/2024).

Baca juga: Bursa Ketua Umum Golkar, Kata Aburizal Bakrie soal Peluang Jokowi dan Gibran, Prediksi Sikap Prabowo

Ketua DPD Golkar Kalimantan Barat Maman Abdurrahman mengatakan, dukungan diberikan sebagai bentuk apresiasi karena Airlangga sukses membawa partai menambah jumlah raihan kursi partai itu pada Pemilu 2024.

"Memberikan kado terindah atas kepemimpinan Pak Airlangga. Menyampaikan agar ke depan memimpin partai Golkar," ujar Maman dalam keterangannya, Sabtu (16/3/2024), dikutip dari Tribunnews.com.

Adapun pengurus DPD yang hadir dalam pertemuan di Bali pada pekan lalu telah mendeklarasikan dukungan secara aklamasi kepada Airlangga. Tak hanya itu, mereka juga memberikan dukungan secara tertulis kepada Airlangga.

Ketua DPD Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry mengatakan, isi surat dukungan tersebut di antaranya memohon, mengusulkan dan memilih Airlangga untuk menjadi Ketua Umum Golkar periode 2024-2029.

"Di Bali surat dukungan tersebut mewakili pengurus di tingkat kabupaten dan provinsi," ujarnya.

Sugawa menjelaskan, surat dukungan tersebut akan menjadi dukungan mutlak untuk Airlangga pada musyawarah nasional Golkar.

"Jika ada pihak lain yang ingin (menjadi ketum Golkar) silakan, tapi pemilik suara sudah sama bahasanya," ujarnya.

Sementara, Airlangga meminta semua pihak untuk menunggu musyawarah nasional pada Desember 2024.

Hal ini disampaikan Airlangga ketika ditanya mengenai aliran dukungan yang mengarah kepada dirinya. "Nanti lihat Munas pada Desember," ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Diusulkan Nakhodai Golkar, Sejumlah DPD Tetap Inginkan Airlangga"

Ikuti berita menarik lainnya di saluran whatsapp dan google news Tribun Kaltim

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved