Berita Berau Terkini
Anak TK hingga SMP di Kecamatan Teluk Bayur Berau Vaksin DPT, Cegah Penyakit Difteri Semakin Meluas
Dosis pertama vaksin DPT di sekolah-sekolah yang berada pada wilayah Kelurahan Rinding sudah terealisasi.
Penulis: Ata | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kasus Luar Biasa (KLB) Difteri semakin luas di Berau Kalimantan Timur.
Untuk jenjang pendidikan tingkat TK hingga SMP di Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur melakukan vaksin DPT.
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Puskesmas Teluk Bayur, Suriatno kepada TribunKaltim.co di Berau, Kalimantan Timur pada Rabu (27/4/2024).
Dia mengatakan, ada pun manfaat vaksin kombinasi diketahui untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.
Baca juga: Bulog Berau Gelar Pasar Murah, 4 Ton Beras Ludes Terjual dalam Sehari
Suriatno mengatakan, vaksin DPT meliputi di Kelurahan Rinding dan Teluk Bayur Berau.
"Sudah dimulai sejak satu bulan yang lalu untuk dosis pertama. Itu tiga kali dosis. Interval pertama satu bulan, kemudian enam bulan dan menjadi sasaran anak TK sampai SMA," ungkapnya.
Lebih lanjut, kata dia, untuk dosis pertama vaksin DPT di sekolah-sekolah yang berada pada wilayah Kelurahan Rinding sudah terealisasi.
"Dan kemarin dan hari ini tengah berlangsung pemberian dosis ke dua namun capaian masih kurang lima puluhan persen," ujarnya.
Minimnya penerimaan vaksin DPT untuk anak-anak, sambung dia karena pihak orangtua menolak ada imunisasi dasar tersebut
"Imbauan kita agar orangtua mengizinkan anak-anaknya untuk di vaksin DPT agar memutuskan mata rantai KLB difteri ini," bebernya.
Sebelum divaksin tim dokter gabungan dari Dinkes serta Puskesmas bakal ada tes.
"Kemudian kalau di luar jadwal tersebut, dipuskesmas juga bisa dilakukan vaksinasi antara hari selasa sama sabtu," imbuhnya.
"Silakan komunikasi ke Puskesmas Teluk Bayur bila ada pertanyaan atau kekurangan pahamanan tentang vaksin DPT," tambahnya.
Ia pun mengimbau kepada orang tua agar anak sebelum diserahkan ikut vaksin DPT harus kondisi tubuh fit
Tidak demam dan sebagainya. Nanti tim dokter menentukan dan memeriksa, kondisi anak pada saat itu.
"Ketika sehat maka dilakukan vaksinasi. Jika belum sehat bisa di tunda untuk jadwal berikutnya," pungkasnya.
Dikuitip dari kemkes.go.id saat ini di Indonesia masih ada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap bahkan tidak pernah mendapatkan imunisasi sedari lahir. Hal itu menyebabkan mereka mudah tertular penyakit berbahaya karena tidak adanya kekebalan terhadap penyakit tersebut.
Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan sejak 2014-2016, terhitung sekitar 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap status imunisasinya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal.
Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR).
Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1 SD/madrasah/sederajat diberikan (DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5 SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).
Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Imunisasi BCG diberikan guna mencegah penyakit tuberkulosis.
Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna.
Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella.
Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular ke ibu hamil, terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran atau bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan gangguan jantung bawaan.
Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni
1. Difteri,
2. Pertusis,
3. Tetanus,
4. Hepatitis B
5. Pneumonia (radang paru) dan
6. Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.
Wabup Gamalis Akui Sektor Perikanan Berau Masih Hadapi Banyak Tantangan |
![]() |
---|
42 Pasangan Ikut Sidang Isbat Nikah dan Nikah Massal di Berau |
![]() |
---|
3,5 Ton Ikan dari Pemkab Berau Dimanfaatkan Kecamatan Segah dan Kelay Gelar Manutung Jukut |
![]() |
---|
Pemkab Berau Soroti Generasi Muda Cenderung Konsumsi Makanan Siap Saji |
![]() |
---|
Wabup Berau Minta Diskominfo Razia Judi Online Lebih Masif Lagi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.