Banjir di Mahakam Ulu

Intensitas Hujan di Mahulu Cukup Tinggi, BPBD Kaltim: Kami Belum Bisa Memperkirakan sampai Kapan

Intensitas hujan di Mahakam Ulu cukup tinggi, BPBD Kaltim mengatakan belum bisa memperkirakan banjir akan terjadi sampai kapan.

Penulis: Eni | Editor: Diah Anggraeni
HO/BPBD Kaltim
Intensitas curah hujan di Mahakam Ulu cukup tinggi, BPBD Kaltim mengatakan belum bisa memperkirakan sampai kapan banjir surut. 

Baca juga: Mahulu Kaltim Tenggelam! 37 Kampung Terendam Banjir hingga Jalur Darat Terputus

Penjual galon pada tutup semua, kami ambil air dari gunung.

"Untuk minum air direbus dulu baru bisa diminum," tuturnya. 

Bahkan, dirinya menyebut untuk kebutuhan makanan harus mencari sayuran di hutan. 

"Untuk makan kami cari sayur di hutan, kami cari pakis," imbuhnya. 

Berbeda kisah dengan Ribka yang tinggal di daerah dataran rendah.

Dengan terpaksa, ia bersama keluarganya harus mengungsi di lantai dua rumahnya. 

Untuk kebutuhan makanan, Ia menyebut harus berhemat sebisa mungkin. 

"Sebenarnya ada saja perlengkapan untuk makan, tapi untuk berhemat kalau lapar baru masak," ujarnya pada TribunKaltim.co.

Baca juga: 5 Fakta Mahakam Ulu Tenggelam, Banjir yang Paling Parah Sepanjang Sejarah Mahulu!

4. Akses Jalan Terputus

Saat dikonfirmasi Ia menyebut posisinya sedang berada di jalan menuju RS GSM menuju ke Kampung Ujoh Bilang. 

Ia melaporkan, akses jalan penghubung kampung Ubil ke RS GMS saat ini sedang terputus. 

Bahkan, dia berkisah untuk melewati jalan tersebut Ia harus berenang. 

"Posisi saya sekarang ini di jalan dari arah GSM ke Ubil, disini ada satu titik jalan yang terputus aksesnya," tuturnya. 

Saat ditanya mengenai kondisi di kecamatan Long Bagun, Ia menyebut belum bisa memberikan informasi detail karena kedua rumahnya ikut terdampak. 

"Untuk saat ini saya belum bisa kemana-mana ya, rumah saya juga dalam keadaan banjir ini jadi saya baru sempat tengok," imbuhnya.

5. Banjir Terparah Sepanjang Sejarah

Kepala BPBD Mahulu, Agus Darmawan mengatakan berkaca dari pengalaman banjir di tahun-tahun sebelumnya, banjir ini adalah yang paling parah sepanjang sejarah. 

"Ini menurut cerita dari tahun-tahun sebelumnya ini yang paling parah sepanjang sejarah," katanya, Kamis (16/5/2024). 

Ia menyebut, sebelumnya Mahulu pernah mengalami bencana serupa di tahun 2005. 

Di mana pada tahun tersebut banjir yang melanda Mahulu mencapai ketinggian 2 meter.   

"Bahkan ini banjir yang paling tinggi sejak 2005," ujarnya. 

Ia menyebut faktor penyebab tingginya banjir kali ini karena intensitas hujan yang cukup tinggi. 

Namun, sebelumnya BPBD telah memberikan imbauan kepada masyarakat tentang hal ini. 

"Kita susah memprediksi cuaca ya karena memang intensitas hujan di bulan ini tinggi. Intinya kami sudah memberikan peringatan sejak awal kepada masyarakat untuk mewaspadai terjadinya banjir," jelasnya. 

Baca juga: Banjir Besar Melanda Mahulu, Pemkab Siapkan Posko Tanggap Darurat di Gereja Katolik St. Petrus Ubil 

6. Penyebab Banjir

Banjir di Kabupaten Mahakam Ulu.
Banjir di Kabupaten Mahakam Ulu. (HO/BPBD Kaltim)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) menyebut sejumlah lima kecamatan di kabupaten ini terendam banjir. 

Hal ini terjadi karena intensitas hujan yang tak kunjung berhenti sejak Senin 13 Mei 2024 lalu. 

Awalnya banjir bermula dari kecamatan paling hulu di Kecamatan Long Apari, kemudian tersebar ke empat kecamatan lainnya. 

Kepala BPBD Mahulu, Agus Darmawan membenarkan bahwa banjir yang melanda  kabupaten Mahulu ini karena intensitas hujan yang sangat tinggi. 

"Betul penyebab banjir ini karena curah hujan yang tinggi sehingga sungai Mahakam tak mampu menampung semua, jadi meluap," katanya, Rabu (15/5/2024). 

Banjir ini menyebar ke empat kecamatan yang ada di hilir Mahakam Ulu setelah pertama kali menimpa kecamatan Long Apari. 

"Jadi di Mahulu ini ada 5 kecamatan, di Long Apari sudah mulai surut tetapi hari ini berdampak ke kecamatan ilir seperti Long Pahangai, Long Bagun, Laham dan Long Hubung secara bergiliran," ujarnya. 

Terpantau ketinggian air di beberapa titik mencapai dada orang dewasa.

Namun, Ia mengaku belum memiliki data pasti terkait warga terdampak banjir karena pihaknya masih melakukan pendataan di lapangan.

"Ketinggian airnya mencapai dada orang dewasa, bisa dibilang hampir 50 persen warga terdampak," tuturnya. 

7. Kekurangan Personel Lapangan

Sampai saat ini BPBD masih terus melakukan pendataan di lapangan tentang jumlah kerugian masyarakat dari bencana ini. 

Ia menyebut salah satu kendalanya dalam menangani bencana banjir adalah kekurangan personel.

"Kami kekurangan personel jadi dibagi, dibantu juga oleh TNI-Polri," tuturnya.

"Kami dari BPBD telah mengambil langkah dengan menyiapkan sejumlah perahu karet untuk membantu mengevakuasi warga," tuturnya. (TribunKaltim.co/Rita Lavenia/Doan Pardede)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved