Pilkada Jakarta 2024

PDIP Sindir Kaesang yang Ingin Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Pengamat Sebut Gimmick PSI

PDIP sindir Kaesang Pangarep yang ingin duet dengan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, pengamat sebut soal gimmick PSI.

Kolase Tribunnews
Anies-Kaesang - PDIP sindir Kaesang Pangarep yang ingin duet dengan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, pengamat sebut soal gimmick PSI. 

TRIBUNKALTIM.CO - PDIP sindir Kaesang Pangarep yang ingin duet dengan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, pengamat sebut soal gimmick PSI.

Wacana duet Anies-Kaesang di Pilkada Jakarta 2024 direspons PDIP dan pengamat politik.

PDIP menyebut Kaesang belum berpengalaman.

Sedangkan pengamat menyebut wacana duet Anies-Kaesang ini adalah gimmick PSI.

Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta, Pantas Nainggolan, ikut menanggapi soal keinginan Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, yang ingin berduet dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di Pilkada Jakarta 2024.

Baca juga: Ahok Bocorkan Daftar 10 Jagoan PDIP di Pilkada Jakarta 2024, Ada Nama Anies Baswedan Masuk?

Pantas mengaku ia tak ingin berandai-andai soal kemungkinan Anies berduet dengan Kaesang di Pilkada Jakarta nanti.

Pasalnya, menurut Pantas, warga Jakarta kini berharap Pilkada 2024 nanti bisa melahirkan figur berkualitas untuk memimpin Jakarta selama lima tahun ke depan.

Sementara, menurut Pantas, Kaesang masih belum berpengalaman untuk memimpin Jakarta.

"Seperti yang pernah saya sampaikan, untuk Jakarta ini perlu tokoh yang berpengalaman. Kalau Kaesang kan belum punya pengalaman apa-apa," kata Pantas, Minggu (16/6/2024), dilansir WartakotaLive.com.

Pantas lantas membandingkan sosok Kaesang dengan ayahnya, Joko Widodo (Jokowi), yang sempat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Anggota DPRD DKI Jakarta itu menegaskan, Jokowi berhasil menang sebagai Gubernur DKI karena sebelumnya telah berpengalaman menjadi Wali Kota Solo selama 2005-2012.

lihat fotoPotret Kaesang dan Anies Baswedan. Isu duet Anies-Kaesang, inilah hasil survei Pilkada Jakarta 2024 dan peluang menang.
Potret Kaesang dan Anies Baswedan. Isu duet Anies-Kaesang, inilah hasil survei Pilkada Jakarta 2024 dan peluang menang.

Jokowi juga dinilai telah teruji di Solo, sehingga PDIP tertarik untuk mendukung Jokowi di Pilkada DKI hingga akhirnya kini menjadi Presiden.

"Itu kalau kita bandingkan dengan Jokowi, sudah teruji di Solo, karena teruji di Solo, kemudian kami angkat di DKI Jakarta. Di DKI Jakarta kinerjanya terlihat makin mantap, akhirnya jadi Presiden," terang Pantas.

Lebih lanjut, Pantas menyinggung soal kematangan Kaesang dalam memimpin sebuah organisasi, mengingat statusnya kini adalah Ketum PSI.

Menurut Pantas, pengalaman memimpin organisasi bisa menjadi pedoman untuk menjadi kepala daerah.

Namun, faktanya Kaesang berhasil menjadi Ketum PSI dengan waktu yang sangat singkat.

Baca juga: 3 Hasil Survei Elektabilitas Pilkada Jakarta 2024, Anies Bukan yang Terkuat Lagi, Cek Ridwan Kamil

"Nah, pengalaman seperti itu bisa juga menjadi pedoman bagi kita. Sementara Kaesang belum punya pengalaman apa-apa, baru tiga hari (bergabung dengan partai) langsung jadi Ketua Umum PSI," ungkapnya.

Selanjutnya Pantas menilai Kaesang belum memiliki rekam jejak yang layak untuk membawa amanah kedaulatan rakyat.

"Jadi belum punya rekam jejak yang layak untuk dinilai masyarakat. Sementara masyarakat butuh penilaian tentang orang yang akan mengusung amanat kedaulatan rakyat," sambungnya.

Meski demikian, Pantas mengaku PDIP DKI Jakarta tidak bisa melarang pihak manapun untuk berpasangan dengan Anies Baswedan.

Apalagi nuansa politik di Indonesia sangat berjalan dinamis dan bisa berubah di waktu terakhir pendaftaran pada Agustus 2024 mendatang.

"Ini kan masih sangat dinamis, karena sampai Agustus bisa saja terjadi apa-apa," ucap anggota DPRD DKI Jakarta ini.

PAN Respons Keinginan Kaesang

Diketahui, Kaesang Pangarep sebelumnya sempat menyampaikan soal angan-angannya jika maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.

Menurutnya, dilihat berdasarkan survei, sosok yang paling 'menguntungkan' untuk diajak berpasangan adalah Anies Baswedan.

Menanggapi pernyataan itu, Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga, mengatakan pihaknya menghormati pilihan Kaesang.

Menurutnya, siapa saja punya hak untuk dipilih dan memilih.

Baca juga: Adu Kuat Anies vs Ridwan Kamil, 3 Survei Elektabilitas Pilkada Jakarta 2024, Siapa Cagub Terkuat?

"Pilkada daerah khusus Jakarta menarik beberapa nama diwacanakan. Jadi sesungguhnya bagian dari demokrasi siapapun punya hak untuk dipilih dan memilih."

"Ada Mas Anies, Mas Emil, Mas Kaesang, dan lain sebagainya," kata Viva Yoga saat dikonfirmasi, Minggu.

Dijelaskan Viva, dinamika politik Pilkada Jakarta masih dinamis.

Hingga saat ini, baru PKB yang sudah menyatakan secara resmi mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

"Semuanya masih cair, semuanya masih omon-omon, belum ada keputusan resmi kecuali PKB yang menentukan mengusung Anies Baswedan."

"Jadi ya masih cair inginnya bahwa siapapun bisa bebas untuk maju dan semuanya dikembalikan kepada dinamika partai politik," ungkapnya.

Ia mengingatkan, sosok yang akan diusung dalam perhelatan Pilkada Jakarta harus memenuhi persyaratan 20 persen kursi DPRD.

Itu lah kenapa, kata Viva, semuanya masih bergerak dinamis.

"PAN sendiri mengusung Zita Anjani sebagai calon wakil gubernur karena kapasitasnya dan pengalaman di Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI."

"Punya visi punya kemampuan, kapasitas dan punya komitmen untuk memajukkan masyarakat Jakarta," ucapnya.

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya Gimmick PSI

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai wacana memasangkan Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep untuk Pilkada Jakarta 2024 hanya sekedar gimmick politik PSI.

Menurutnya risiko yang dihadapi Anies sangat besar jika nantinya menggandeng Kaesang sebagai bakal calon gubernur (cawagub) di pilkada.

"Wacana Anies-Kaesang lebih pada gimmick politik PSI, terlebih adanya wacana sokongan PDI-P ke Anies Baswedan," ujar Dedi saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (15/6/2024).

"Di luar itu, risiko reputasi yang dihadapi Anies akan sangat besar. Sebab menggandeng Kaesang belum tentu memenangi kontestasi karena pertentangan pemilih Jakarta ke koalisi Jokowi (ayah kandung Kaesang) cukup besar," jelasnya.

Baca juga: PDIP Peringatkan Anies soal Wacana Duet dengan Kaesang, Jangan Ulangi Tragedi Pilpres 2024

Seandainya kemudian Anies-Kaesang memenangi pilkada karena adanya sokongan kekuasaan, Dedi menilai Anies akan berpotensi kehilangan simpati pemilih nasional.

Sehingga Anies akan kehilangan harapan maju di Pilpres 2029.

"Peluang menang akan terbuka, menyerupai kemenangan Gibran (yang berpasangan dengan Prabowo di Pilpres 2024), tentu diiringi polemik," kata Dedi. "Atau, justru sebaliknya, bisa saja kalah by design, dan orientasinya meruntuhkan reputasi Anies. Akan sangat baik jika Anies hati-hati dengan wacana semacam ini," tambahnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas buka suara berkait wacana Anies Baswedan akan dipasangkan dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep pada Pilkada Jakarta 2024.

Menurut Hasbi, PKB adalah partai yang terbuka dan siapa saja bisa menjadi pasangan atau mendampingi calon gubernur yang diusung partainya, yakni Anies Baswedan.

"PKB itu partai yang terbuka. Siapa pun kita terima, termasuk Kaesang," katanya saat dijumpai di kantor DPW PKB DKI Jakarta, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (13/6/2024).

Adapun Kaesang Pangarep sendiri sebenarnya belum memenuhi syarat usia untuk maju pada Pilkada 2024 sebagai gubernur atau wakil gubernur.

Sebab, UU Pilkada mengatur syarat usia calon gubernur dan wakil gubernur adalah 30 tahun terhitung pada waktu penetapan calon.

Kaesang masih berusia 29 tahun pada saat penetapan calon dilakukan pada 22 September 2024.

Mahkamah Agung memang telah mengubah ketentuan itu, dan menyatakan batas usia 30 tahun terhitung saat pelantikan kepala daerah terpilih.

Pelantikan kepala daerah terpilih kemungkinan baru dilakukan pada 2025, setelah usia Kaesang 30 tahun.

Meski demikian, hingga kini, putusan MA itu belum diakomodasi dalam peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pilkada Serentak 2024.

KPU juga belum memutuskan apakah akan mengubah PKPU atau tidak. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan 2 Sindiran PDIP ke Kaesang yang Ingin Duet dengan Anies: Tak Berpengalaman, 'Ketum Karbitan'

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved