Ibu Kota Negara

Dampak Proyek IKN Kaltim, Derita Warga Sepaku Hirup Debu Siang dan Malam, di Rumah bahkan Sekolah

Dampak proyek IKN Kaltim, derita warga Sepaku harus menghirup debu siang dan malam, di rumah bahkan sekolah.

Penulis: Zainul | Editor: Amalia Husnul A
TribunKaltim.co/Zainul
IKN KALTIM - Pemandangan jalan raya dan warung-warung hingga permukiman warga sepanjang pinggir jalan poros Kecamatan Sepaku terpapar oleh debu yang cukup tebal. Foto diambil, Jumat (27/6/2024). Dampak proyek IKN Kaltim, derita warga Sepaku harus menghirup debu siang dan malam, di rumah bahkan sekolah. 

TRIBUNKALTIM.CO, SEPAKU - Dampak proyek IKN Kaltim juga menjadi derita bagi warga Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur yang harus menghirup debu siang dan malam

Rumah-rumah warga bahkan sekolah di Sepaku terpapar debu sepanjang hari akibat masifnya truk-truk material konstruksi untuk pembangunan IKN Kaltim. 

Hingga saat ini warga belum mendapat kompensasi setelah terpapar debu sebagai dampak masifnya pembangunan IKN Kaltim. 

Demi mengejar target, pembangunan IKN Kaltim semakin masif bahkan dikebut siang malam, hingga truk-truk bertonase besar lalu lalang setiap hari bahkan hingga malam hari.

Baca juga: 2 Titik Pendaratan Pesawat Kepresidenan Jokowi Andai Gagal Mendarat di Bandara VVIP IKN Nusantara

Baca juga: IKN di Kaltim: Kapolri Listyo Sigit Berkantor di Mapolresta Balikpapan? Cek Penjelasan Polda Kaltim

Baca juga: Terjawab Alasan Presiden tak Berkantor di IKN Nusantara Kaltim, Jokowi: Masa Sidang Kabinet Lesehan?

Warga Sepaku di IKN Kaltim harus berjibaku dengan debu setiap hari hingga merindukan udara segar seperti sebelum kedatangan mega proyek IKN

Mislan Warnuni (32), warga Desa Karang Jinawi, Kecamatan Sepaku, mengungkapkan kerinduannya terhadap masa-masa dulu sebelum penetapan IKN di Sepaku

"Sejujurnya saya pribadi dan mungkin warga lain yang tinggal di Sepaku ini juga sangat merindukan udara segar seperti yang dulu sebelum ada proyek IKN," ujarnya kepada Tribunkaltim.co pada Jumat (26/7).

Sebelum proyek IKN dimulai kata dia, lebih dulu sudah ada perusahaan kayu dengan truk-truk besar mereka, namun truk-truk tersebut tidak separah seperti sekarang ini.

Pepohonan kala itu kata Mislan masih rimbun serta memberikan kesejukan tersendiri dengan udara yang segar.

Namun, kini udara di sana telah tercemar oleh debu.

"Tidak seperti sekarang, udara di sini sudah tercemar oleh debu.

Kita bepergian keluar jalan raya saja debunya luar biasa.

Pemandangan jalan raya dan warung-warung hingga permukiman warga sepanjang pinggir jalan poros Kecamatan Sepaku terpapar oleh debu yang cukup tebal.
IKN KALTIM - Pemandangan jalan raya dan warung-warung hingga permukiman warga sepanjang pinggir jalan poros Kecamatan Sepaku terpapar oleh debu yang cukup tebal. (TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL)

Coba lihat seluruh bangunan rumah warga sampai sekolah, semua kena debu," tambah Mislan.

Pada awalnya, warga Kecamatan Sepaku memang banyak yang mengeluhkan kondisi debu yang mencemari udara di mana-mana.

Baca juga: LIVE Penampakan Rumah Kontrakan di Sepaku di Sekitar IKN Kaltim, Harga Naik Jelang Upacara HUT RI

Rumah dan tempat usaha mereka, terutama yang terletak di pinggir jalan raya, terpapar debu cukup tebal.

Bahkan, hanya sekadar keluar rumah saja, sudah disambut oleh kabut debu akibat masifnya lalu lintas kendaraan proyek.

Namun, seiring berjalannya waktu, warga Sepaku akhirnya mulai terbiasa dengan kondisi jalan yang selalu berdebu saat musim kemarau dan menjadi licin ketika musim hujan.

Mirwan (47), seorang warga Desa Bingung Sepaku, mengungkapkan perasaannya terkait situasi ini.

"Awalnya ngeluh juga sebenarnya karena debu di mana-mana.

Rumah tempat tinggal kami saja sudah begitu modelnya, tertutup debu," kata Mirwan sambil menunjukan rumahnya yang berada di pinggir jalan poros Kecamatan Sepaku.

Baca juga: Respons Jokowi saat Disinggung Rencana Berkantor di IKN Kaltim 28 Juli 2024, Kalau Semua sudah Siap

Mirwan menjelaskan bahwa dia dan warga sekitar Sepaku akhirnya menyadari bahwa mengeluh bukanlah solusi untuk menghilangkan debu yang bertebaran seolah tiada henti.

Pasrah sembari mencari alternatif solusi lain, seperti memakai masker saat keluar rumah, menjadi satu-satunya cara yang dilakukan.

"Mengeluh juga gak ada artinya, proyek tetap berjalan, jadi pasrah saja kena imbasnya debu begini," tambahnya.

Kondisi ini tidak hanya dialami oleh Mirwan, tetapi juga oleh warga lainnya.

Harjanto, warga Sepaku, mengungkapkan bahwa mereka sudah terbiasa dengan pemandangan debu yang terus menerus siang dan malam.

"Kita sudah biasa dengan debu, karena mau gimana lagi gak ada cara lain selain kita pasrahkan saja," ungkap Harjanto.

Baca juga: Persiapan HUT RI, 3.840 Personel Amankan IKN, Bandara SAMS Siap Serah Terima Duplikat Bendera Pusaka

Meskipun demikian, Harjanto dan beberapa warga lainnya mengaku belum ada akomodasi atau kompensasi khusus yang diterima akibat dampak debu proyek IKN.

Mereka tetap berharap bahwa proyek pembangunan IKN bisa cepat selesai sehingga warga sekitar Sepaku bisa kembali menghirup udara segar.

"Sejauh ini belum ada kompensasinya.

Yang jelas kami berharap proyek ini cepat-cepat selesai supaya kita juga bisa bernafas lega, gak kaya gini hari-hari hirup debu," tambah Sugih, warga Desa Karang Jinawi Sepaku.

Warga Sepaku berharap agar pihak berwenang dapat memperhatikan kondisi lingkungan mereka selama proses pembangunan IKN berlangsung.

Keberlanjutan proyek IKN memang penting, namun kesehatan dan kenyamanan warga sekitar juga harus menjadi prioritas.

Dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, diharapkan pembangunan IKN dapat berjalan lancar tanpa mengorbankan kualitas hidup masyarakat setempat.

Baca juga: Fakta-fakta Gibran Tolak Tinggal di Rumah Dinas Wapres di IKN Kaltim, Hunian Bakal Dialihfungsikan

(Tribunkaltim.co/Zainul Marsyafi)

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved