Olimpiade 2024 Paris

Jorji Jadi Asa Terakhir Indonesia di Cabor Badminton Olimpiade 2024 Paris, PBSIBisaApa Jadi Trending

Jorji jadi asa terakhir Indonesia di cabor badminton Olimpiade 2024 Paris. Tagar #PBSIBisaApa jadi trending hari ini, Jumat (2/8/2024).

Editor: Amalia Husnul A
AFP Photo/Arun Sankar
OLIMPIADE 2024 PARIS - Gregoria Mariska Tunjung yang biasa disapa Jorji saat bertanding di Olimpiade 2024 Paris. Jorji menjadi asa terakhir Indonesia di cabor badminton Olimpiade 2024 Paris. Tagar #PBSIBisaApa jadi trending hari ini, Jumat (2/8/2024). 

Namun, empat di antaranya sudah tersingkir di fase awal alias babak grup.

Mereka yang sudah tersingkir sebelumnya ialah ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.

Terkini, tunggal putra Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting juga harus tersisih usai kalah dari lawan masing-masing pada Rabu (31/7/2024).

Ricky Soebagdja pun buka suara.

Dia menilai penyebab tersingkirnya beberapa wakil Indonesia di fase awal ialah karena pemain tak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik.

"Dari penampilan atlet-atlet kita, yaitu Rinov/Pitha, Apri/Fadia, Jonatan, juga Ginting, pasti ada kekecewaan," ucap Ricky dalam keterangan dari PP PBSI, Kamis (1/8/2024).

"Saya tahu sebagai atlet pasti tidak mau kalah, tetapi kita perlu lihat bagaimana permainan di lapangan, bagaimana daya juang di lapangan," kata peraih medali emas Olimpiade 1996 bersama Rexy Mainaky di nomor ganda putra itu.

"Kecuali Ginting, saya melihat kekalahan ini karena tidak bisa mengeluarkan permainan terbaik.

Baca juga: Jadwal Badminton Olimpiade 2024 Paris Hari Ini, 4 Wakil Main, Ada Ginting dan Jorji, Live TV - Score

Sementara secara persiapan kalau saya rasa sudah benar-benar maksimal, tetapi secara di lapangan belum keluar maksimal," tuturnya.

Ricky menyayangkan kekalahan Ginting dari wakil tuan rumah Toma Povov, yang mendapat dukungan penuh dari penonton.

"Untuk Ginting, saya melihat dia sudah mengeluarkan seluruh kemampuan, jatuh bangun mengejar bola, tetapi memang lawannya, Toma Popov dengan dukungan suporter tuan rumah juga tampil sangat baik.

Seperti tidak ada celah," ujarnya.

"Disayangkan memang Ginting tidak berhasil mengatasi karena seharusnya dengan levelnya, hal seperti ini bisa dilewati dan ada beberapa kesempatan untuk mengungguli lawan," ujarnya.

Ricky mengatakan bahwa Olimpiade berbeda dengan turnamen lain. Siap secara mental menjadi salah satu kunci.

"Inilah Olimpiade dengan semua atmosfernya, memang berbeda dengan turnamen lain. Beban dan tekanan besar akan dirasakan semua atlet," ujarnya.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved