Olimpiade 2024 Paris

Jorji Jadi Asa Terakhir Indonesia di Cabor Badminton Olimpiade 2024 Paris, PBSIBisaApa Jadi Trending

Jorji jadi asa terakhir Indonesia di cabor badminton Olimpiade 2024 Paris. Tagar #PBSIBisaApa jadi trending hari ini, Jumat (2/8/2024).

Editor: Amalia Husnul A
AFP Photo/Arun Sankar
OLIMPIADE 2024 PARIS - Gregoria Mariska Tunjung yang biasa disapa Jorji saat bertanding di Olimpiade 2024 Paris. Jorji menjadi asa terakhir Indonesia di cabor badminton Olimpiade 2024 Paris. Tagar #PBSIBisaApa jadi trending hari ini, Jumat (2/8/2024). 

"Siapa yang siap secara mental dan bisa mengatasi rasa takut, rasa gugup, dan demam panggung, itu yang akan menang. Berbicara skill dan teknis semua sudah sama," tuturnya.

"Siapa yang bisa menentukan? Ya atlet itu sendiri," ucap Ricky seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Jorji Asa Terakhir Indonesia

Di 16 Besar, Jorji mengalahkan Kim Ga Eun lewat rubber game dengan skor 21-4 8-21 dan 23-21. 

Baca juga: Live Score Badminton Olimpiade 2024 Paris Hari Ini, Fajar/Rian dan Jonatan Christie Segera Main

Berbeda dengan nomor ganda, pemain tunggal baru akan melakoni laga perempat final.

Di perempat final, Jorji yang menjadi satu-satunya harapan Indonesia akan menantang ratu bulutangkis Thailand, Ratchanok Intanon.

Sebelumnya, Ratchanok Intanon mengalahkan Tai Tzu Ying, wakil China Taipei. 

Laga 16 besar terasa sangat menegangkan bagi Gregoria apalagi mengetahui ia hanya tinggal sendiri.

Fajar/Rian sudah tersingkir sebelum Jorji bertanding. 

"Pastinya lega bisa memenangkan pertandingan yang melelahkan ini. Bagi saya, cukup menjadi beban. Apalagi, dengan keadaan sekarang saya tinggal sendiri," ucapnya dalam keterangan PBSI

"Namun, secara keseluruhan saya cukup puas dengan penampilan tadi walau catatan di gim kedua saya melakukan kesalahan dengan tidak bisa mengendalikan kondisi lapangan," ucapnya. 

Gregoria juga mengaku sempat merasakan tekanan saat masuk lapangan.  Teriak menjadi cara ampuh bagi Gregoria untuk melepaskan ketegangan.

"Saya merasa tekanan sangat kuat untuk saya saat masuk ke lapangan, tapi ketika pertandingan dimulai saya bisa merasa lebih baik," ujarnya. 

"Di interval gim ketiga, Kak Herli (asisten pelatih tunggal putri) tahu saya berada dalam pressure yang sangat tinggi. Jadi, dia berpesan ayo coba lagi," ucap Gregoria

"Apa yang saya yakini bisa dilakukan, lakukan saja. Setelah itu, saya juga teriak-teriak untuk melepaskan beban dan Puji Tuhan berhasil," imbuhnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved