Partisipasi Pilkada Rendah, Bagaimana jika Kotak Kosong? Begini Penjelasan KPU dan Kesbangpol Kaltim

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Partisipasi masyarakat dalam memilih dalam dua edisi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Kalimantan Timur tercatat rendah, yakni pada tahun 2013 dan 2018.

Ketua KPU Kaltim, Fahmi Idris menyampaikan, angka partisipasi pemilih di Kaltim  pada Pemilu 2024 lalu mencapai 79,80 persen, naik 4,8 persen dibandingkan Pemilu 2019 lalu. 

Angka itu tentu diharapkan sama atau kembali naik pada Pemiilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 pada 27 November mendatang.

“Kita harap tingkat partisipasi yang sama tercapai. Karena biasanya partisipasi Pilkada lebih turun daripada Pemilu serentak,” sebutnya, Sabtu (3/8/2024).

Ia menambahkan, masa pendaftaran pasangan bakal calon (bacalon) pada Pilkada 2024 ini akan berlangsung pada 27-29 Agustus 2024. 

“Pilkada ini dilakukan secara serentak selama 58 hari. Di mana setelah pendaftaran, bacalon akan dilanjutkan verifikasi berkas,” kata Fahmi.

“Kemudian ditetapkan sebagai pasangan calon pada 22 September 2024 dan dilanjutkan masa kampanye 25 September-23 November 2024,” sambungnya Fahmi.

Baca juga: Aksi Relawan Kotak Kosong, Desak Parpol Hadirkan Calon Kepala Daerah di Pilkada Kaltim 2024

Tahapan berikutnya adalah pelaksanaan pemungutan suara pada 27 November 2024, dilanjut perhitungan dan rekapitulasi hasil perhitungan suara 27 November-16 Desember 2024 mendatang.

Pilkada 2024 menjadi momentum bagi semua masyarakat untuk menentukan pilihannya secara tepat.

Selain itu, pasangan yang terpilih bisa membuat kondisi Kaltim tetap kondusif. 

“Jangan sampai karena Pilkada membuat kita terpecah belah,” tandasnya.

Terkait partisipasi masyarakat (parmas) Pilkada Kaltim 2024, KPU tentu akan bekerja keras.

Jika melihat datanya, persentase parmas di edisi pemilu serentak selalu lebih tinggi daripada pilkada.

Berikut angka partisipasi pemilu di Kaltim:

Pilgub Kaltim 2008 Putaran I; 67 persen