Tribun Kaltim Hari Ini
Ketika 2 Bakal Cawagub di Pilkada Kaltim 2024 Bertemu, Hadi Mulyadi dan Seno Aji Salam Komando
Dua bakal calon wakil gubernur di Pilkada Kaltim 2024, Hadi Mulyadi dan Seno Aji bertemu untuk kali pertama pascapendaftaran di KPU sepekan lalu.
TRIBUNKALTIM.CO - Dua bakal calon wakil gubernur (bacawagub) di Pilkada Kaltim 2024, Hadi Mulyadi dan Seno Aji bertemu untuk kali pertama pascapendaftaran di KPU sepekan lalu.
Keduanya, Hadi Mulyadi dan Seno Aji menghadiri Dialog Kebudayaan di Ruang Serbaguna Lantai 4 Rektorat Universitas Mulawarman (Unmul), Kamis (5/9).
Hadi Mulyadi dan Seno Aji juga saling melempar tanggapan positif soal pertemuan ini.
Keduanya pun sempat saling berjabat tangan dengan gaya salam komando di depan media.
Baca juga: 2 Bakal Cawagub di Pilkada Kaltim 2024 Bertemu, Hadi Mulyadi dan Seno Aji Saling Puji di Dialog PWNU
Baca juga: Isran Noor Lawan Rudy Masud di Pilkada Kaltim 2024, Akademisi Tolak Istilah Raja Laut vs Raja Naga
Hadi mengatakan pertemuan ini menjadi kesempatan untuk saling bersilaturahmi sebelum nantinya sama–sama berkontestasi di Pilkada Kaltim 2024.
“Biasa saja. Bagus saja. Kan kita kemarin (5 tahun lalu) sudah sama–sama membangun (Kaltim), beliau di legislatif saya di eksekutif,” tegasnya.
Politisi Partai Gelora ini juga menegaskan bahwa semua yang dipaparkan dalam dialog dan di luar forum resmi, biar masyarakat menilai dan memilih siapa calon pemimpinnya 5 tahun ke depan.
“Siapa pun terpilih, itu pilihan masyarakat dan kehendak Tuhan, jangan baper,” kata Hadi Mulyadi.
Sementara Seno Aji, menegaskan bahwa pertemuan kali pertama dengan calon rivalnya di Pilkada Kaltim 2024 ini, tentunya jadi kesempatan bertatap muka serta saling bersilaturahmi.
Kebersamaan 5 tahun lalu saat sama–sama mengawal pembangunan Bumi Etam, tentu menjadi kesan tak terlupakan baginya.
“Pak Hadi itu kan teman saya. Sudah sejak 6 tahun lalu bersama–sama. Selalu diskusi. Saya pimpinan dewan, Pak Hadi Wakil Gubernur,” ujarnya.
Soal kontestasi Pilkada Kaltim 2024, Seno Aji mengatakan bahwa persoalan lain yang akan dihadapi bersama Hadi Mulyadi.
Ia mengatakan akan sama–sama beradu visi–misi untuk meyakinkan masyarakat Kaltim untuk memilih calon pemimpin 5 tahun ke depan.
“Masalah kontestasi, persoalan lain. Kita tawarkan program, visi–misi kita. Tinggal masyarakat yang memilih,” kata Politisi Gerindra ini.
Dialog Kebudayaan ini digelar oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Baca juga: Hasil Survei Elektabilitas Pilkada Kaltim 2024, 3 Daerah Jadi Persaingan Isran Noor vs Rudy Masud
Tema yang diangkat adalah ‘Penguatan Kebudayaan dan Masyarakat Adat dalam Pemeliharaan dan Tata Kelola Lingkungan, Sumber Daya Alam di Provinsi Kaltim’ Turut hadir seluruh Civitas Akademika, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, budayawan Kaltim,
mahasiswa, serta seluruh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se–Kaltim.
Hadi Mulyadi dan Seno Aji diberi kesempatan membahas berbagai isu soal komitmen pelestarian masyarakat adat serta penguatan
kebudayaan lokal di Kaltim.
Dalam diskusi ini, Hadi Mulyadi mengatakan, pemerintah punya tanggung jawab besar terkait menjaga keutuhan budaya dan melestarikan masyarakat adat.
"Banyak sekali yang harus dijaga dan dikembangkan, seperti budaya lisan, adat istiadat, seni, dan lainya," sebut Hadi Mulyadi.
Mantan Wakil Gubernur Kaltim periode 2018–2023 tersebut, juga melihat capaian Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) Kaltim. Di mana tahun 2023, Kaltim tercatat mencapai angka 57,56 poin.
Melampaui target IPK nasional sebesar 57,13 poin.
"Soal pengarusutamaan budaya, kami (bersama Isran Noor) telah melakukan di program saat menjabat. Tapi, ini harus terus dituntaskan. (Meski) IPK Kaltim sudah melampaui target nasional," sambungnya.
Sedangkan Seno Aji, membahas soal Rancangan Undang-Undang (RUU) Masyarakat Adat yang sampai saat ini belum disahkan.
RUU Masyarakat Adat sudah diperjuangkan dari tahun 2003 lalu. Naskah akademik dirumuskan pada tahun 2010. Banyak sengketa yang muncul, sebab RUU belum mendapatkan legitimasi hukum.
Menurut Seno Aji, harus ada aturan yang jelas dari pemerintah.
Baca juga: Rudy Masud dan Seno Aji Jalani Tes Kesehatan Pilkada Kaltim 2024, Bacagub Puji Fasilitas RS AWS
Pengusaha yang ingin membuka lahan harus benar-benar menjaga hak-hak masyarakat adat.
“Hal ini perlu diatur secara tertulis sebagai bentuk perlindungan mereka," tegasnya.
Saat menjabat di DPRD Kaltim, Seno Aji menegaskan bahwa, melindungi masyarakat adat, Kaltim telah ada beberapa kebijakan, salah satunya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2015 yang fokus pada perlindungan masyarakat adat.
Baru-baru ini, juga membuat Perda tentang Desa Adat yang bertujuan melindungi masyarakat adat beserta wilayahnya dari ancaman eksploitasi berlebihan.
“Kita harus mengintegrasikan kepentingan masyarakat adat dengan industri, seperti Perusahaan Kayu, Tambang, Sawit, dan lainnya, yang beroperasi di Kaltim,” tandasnya.
Jangan Terkotak-kotak
PWNU Kaltim menginisiasi dialog bersama dengan Kemendikbutristek RI dan Kemitraan–Partnership, menyambut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024 mendatang.
“Harapannya kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut, sehingga mampu memberikan pemahaman yang mendalam kepada kita, tentang pentingnya merawat kebudayaan khususnya di Kaltim,” ungkap Ketua PWNU Kaltim, HM Fauzi A Bahtar.
Selain jadi ajang silaturahmi, dialog juga bertujuan untuk meningkatkan diskursus peningkatan kebudayaan dan masyarakat adat dalam konteks Pilkada serta pembangunan daerah.
"Keinginan kami, tentu agar acara ini dapat tersambung dengan visi-misi, ide, gagasan, dan komitmen para bakal calon kepala daerah terhadap kebudayaan serta masyarakat adat,” terangnya.
Baca juga: PDIP Yakin Jaringan Mereka Menangkan Isran Noor dan Hadi di Pilkada Kaltim 2024, Kalahkan Rudy Masud
Ia juga berharap pesta demokrasi di Kaltim dapat berjalan dengan baik, tenang, dan kondusif.
Menurut Fauzi Bahtar, cukup Pilpres lalu yang membuat masyarakat terkesan terkotak-kotak, sehingga diharap tidak terjadi kembali di Kaltim.
“Mari kepada simpatisan dan juga pendukung masing-masing calon Gubernur dan Wakil Gubernur, untuk tetap saling menjaga dan saling menghargai satu sama lain nya,” tegasnya.
Sementara itu, mewakili Penjabat Gubernur Kaltim, Kabag Non-pelayanan Dasar, Lova Sari memberi apresiasi atas nama Pemprov Kaltim kepada PWNU Kaltim atas inisiatif kegiatan yang terselenggara.
“Kita harap kegiatan ini menjadi sebuah langkah yang proaktif, membangun visi pembangunan Kaltim ke depan khususnya, dalam menjaga masyarakat adat dan kebudayaan,” harapnya.
Kaltim jadi salah satu provinsi yang kaya keanekaragaman, baik suku, agama, budaya, dan adat istiadat.
Seyogyanya sebagai warga negara dan anak bangsa, sama-sama saling menjaga budaya dan adat di setiap momentum, baik itu Pilkada.
“Di era globalisasi, tantangan bangsa ke depan semakin banyak, untuk menjaga bangsa dan daerah dari ancaman perkembangan zaman, maka garda terdepan adalah soal adat dan juga budaya. Kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan para pemangku kebijakan lainya untuk mencapai sebuah pembangunan juga sangat diperlukan,” kata Lova Sari.
Sementara itu, Ketua Panitia Dialog Kebudayaan PWNU Kaltim, Asman Azis menerangkan soal tema yang diangkat.
Tujuannya, untuk membuka diskusi yang sangat jarang dalam Pilkada, bahkan termarjinalkan.
Baca juga: Hasil Survei Pilkada Kaltim 2024, Elektabilitas Isran Noor-Hadi Mulyadi vs Rudy Masud-Seno Aji
“Kebudayaan dan masyarakat adat sering kali menjadi isu marginal dalam Pilkada. Melalui dialog ini, kami berharap pembahasan lebih mendalam terkait peran kebudayaan dalam tata kelola lingkungan dan sumber daya alam turut dibahas ke depannya,” terangnya.
Nantinya, kegiatan yang sama akan diselenggarakan di Kabupaten/Kota melibatkan calon–calon pemimpin di masing–masing daerah.
Untuk tingkat Provinsi, fokus utama diskusi di bagaimana kebudayaan dan masyarakat adat memainkan peran penting dalam menjaga kelestarian sumber daya alam, khususnya di Kaltim.
Sumber daya alam dan lingkungan seringkali dipandang dari sudut ekonomi.
Padahal, sumber daya alam juga memiliki nilai kebudayaan yang harus dijaga.
Dialog diharap dapat mendorong para calon pemimpin Kaltim memperhatikan kebudayaan sebagai hal penting dalam pengelolaan lingkungan dan pembangunan daerah ke depan.
“Masyarakat adat, memiliki hubungan kuat dengan lahan dan hutan yang mereka jaga, semua ini ialah bagian dari siklus kebudayaan
yang sering terlupakan,” tandasnya. (*)
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.