Berita Kaltim Terkini

Jurnalis di Samarinda Rilis Single, Kisahkan Hiruk Pikuk Kota Tepian

Rusdi Al Irsyad yang merupakan seorang jurnalis di Samarinda rilis single, kisahkan hiruk pikuk Kota Tepian.

Penulis: Nevrianto Hardi Prasetyo | Editor: Diah Anggraeni
Dokumentasi Pribadi
Rusdi Al Irsyad, musisi asal Babulu yang juga jurnalis di Samarinda ketika tampil di Festival Mahakam, beberapa waktu lalu. 

Namun, beberapa jenis kuliner dan kebiasaan warga Samarinda yang dilakukan setiap hari.

Di dalam lirik tersebut, ia juga menyinggung soal mi instan Indomie.

Menurutnya, kebiasaan warga Samarinda di kala hujan selalu menyantap Indomie.

Hangatnya mi yang dibuat serta suara guyuran hujan yang menghantam atap rumah menambah suasana semakin syahdu. 

“Panganan yang lebih akrab di lidah kita adalah Indomie. Produk instan sederhana, yang jika disajikan pada pagi hari saat hujan turun, maka akan menjadi sesuatu yang bisa mewakili kehadiran surga di Bumi,” kata Rusdi beberapa waktu lalu. 

Baca juga: Mengenal Mia GK Si Bertalenta Ganda, Dokter Gigi Cantik Asal Samarinda yang Rilis Single Terbaru

Selain itu, ada makna lain yang ingin diutarakan pria kelahiran Sebulu, Kutai Kartanegara ini. 

Ia mencoba mengkritisi kebiasaan masyarakat saat ini menurutnya lebih mengikuti tren atau sekadar Fomo.

Masyarakat bahkan rela mengeluarkan uang banyak demi melakukan tren asing yang sering dilakukan orang dari negara lain.

Misalnya, warga Korea Selatan yang selalu minum cokelat hangat di kala musim dingin.

Menurutnya hal tersebut tak harus dilakukan lantaran akan menyusahkan diri sendiri jika mengikuti gengsi atau tren. 

“Tidak ada salahnya memang untuk mewujudkan bayangan-bayangan yang lazim  ada di adegan film bertema musim dingin atau Natal itu. Tapi memaksakan semuanya merupa sempurna pada kondisi-kondisi yang tidak semestinya, hanya akan bikin kita merasa terpaksa dan tentu saja, lelah. Toh kita kan tinggal di Indonesia,” kata Rusdi. 

Untuk itu, iia mengambil contoh sederhana di kala musim dingin atau hujan.

Demi menghangatkan badan, menyantap mi instan menurutnya lebih murah meriah dan merakyat.

"Mari menikmati dan merayakan ketidakidealan," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved