Gubernur Harum Undang GM Pertamina MOR VI Kalimantan, Bahas Solusi Persoalan Distribusi BBM

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Gubernur Kaltim H Rudy Mas’ud (Harum) mengundang jajaran Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan (Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan) untuk membahas berbagai permasalahan yang berkembang di Kaltim beberapa waktu terakhir.

Seperti soal BBM oplosan hingga motor dan mobil brebet (mogok) setelah mengisi bahan bakar di SPBU. Gubernur Harum juga mengajak Pertamina Patra Niaga bersinergi mendukung kemajuan perekonomian Kalimantan Timur.

Baca juga: Gratis Umrah dan Ibadah Suci Mulai Tahun Ini untuk 3.421 Imam/marbot dan 927 Penjaga Rumah Ibadah

“Kami berharap tidak ada lagi keluhan masyarakat terkait antrean kendaraan untuk mengisi BBM. Selain itu juga bagaimana agar perekonomian kita bisa berkembang baik dengan dukungan pendistribusian bahan bakar dari Pertamina,” kata Gubernur Harum usai menerima kunjungan General Manager (GM) Pertamina MOR VI Kalimantan Alexander Susilo di Lamin Etam, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim, Sabtu (12/4/2025).  

Gubernur Harum mengungkapkan beberapa hari lalu dirinya telah melakukan pengecekan lapangan didampingi perwakilan Pertamina Patra Niaga untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait BBM oplosan.  

Karena itu, ia pun secara khusus mengundang GM Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan untuk mendengarkan klarisifikasi lebih lanjut. 

“Terima kasih Pak GM. Saya ingin berdiskusi untuk mencari solusi yang hari ini dihadapi masyarakat Kaltim,” kata Gubernur Harum. 

GM Pertamina MOR VI Kalimantan Alexander Susilo mengungkapkan terkait permasalahan yang dihadapi masyarakat Kaltim beberapa waktu belakangan ini.

Pihaknya akan terus membangun kepercayaan masyarakat, bagaimana Pertamina bisa saling mendukung dengan pemerintah daerah untuk membangun Kalimantan terutama di sektor energi. 

“Beliau sempat menyinggung juga masalah yang lagi ramai kemarin. Dan sesuai rekomendasi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah akan kami tindak lanjuti. Sedang dalam proses,” kata Alexander Susilo.  

Terkait antrean BBM yang terjadi di sejumlah kabupaten/kota se-Kaltim, Alexander Susilo mengungkapkan antrean biasanya terjadi karena barang itu laris. 

“Tapi sekiranya antrean BBM itu mengganggu, maka mungkin solusinya teknis. Contoh, jika jumlah SPBU-nya sedikit, berarti kita butuh tambah, kata Alexander Susilo.

Sementara yang terjadi di Kaltim, khususnya Balikpapan,  jumlah outlet (SPBU) yang perlu ditambah. Di Samarinda jumlah SPBU sekitar 34 outlet, sehingga antreannya tidak separah Balikpapan. 

“Tapi seandainya perlu tambahan outlet, kita menunggu investor sebetulnya. Jika ada investor maka kita bisa pecahkan antrean,” ungkapnya.  

Sementara untuk kuota BBM, Alexander menyebut bahwa kuota itu diberlakukan hanya untuk solar. Sedangkan produk BBM lainnya tidak dibatasi kuota. Aturan untuk pemakai solar subsidi sangat ketat.  

“Untuk kendaraan roda enam maksimal 40 liter per hari dan di atas itu (roda 10 ke atas) 200 liter per hari. Dan itu dikontrol lewat barcode,” tegas Alexander Susilo. 

Ditambahkannya, selama populasi kendaraan terus bertambah, maka data pengguna barcode pasti akan bertambah.

Selama data pemakaiannya tidak ada penambahan, maka BPH Migas akan tetap mengirim sesuai jumlah yang diperhitungkan. 

“Karena memang tugasnya di BPH Migas. Kalau Pertamina untuk distribusinya. Intinya Pertamina siap melaksanakan apa perintah negara,” pungkasnya. (her/sul/ky/adv)