Berita Samarinda Terkini
Semangat Kartini di Dapur dan Pelukan Anak ala Rinda Wahyuni Istri Walikota Samarinda Andi Harun
Tak perlu panggung megah untuk menjadi Kartini. Bagi Rinda Wahyuni, istri Wali Kota Samarinda, semangat Kartini justru tumbuh dari ruang-ruang.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Tak perlu panggung megah untuk menjadi Kartini. Bagi Rinda Wahyuni, istri Wali Kota Samarinda, semangat Kartini justru tumbuh dari ruang-ruang paling sederhana: dapur, ruang tamu, dan pelukan anak-anak.
Di sana, ia menanamkan nilai cinta, keberanian, dan pengabdian tanpa syarat sebagai perempuan masa kini.
Aroma masakan hangat kerap menjadi penanda pagi di rumah jabatan Wali Kota Samarinda. Bukan dari tangan seorang juru masak profesional, melainkan dari tangan Rinda Wahyuni, istri Wali Kota Andi Harun.
Di tengah berbagai peran publik yang ia emban, Ketua TP PKK, Ketua Dekranasda, Bunda PAUD, hingga penggerak Posyandu Rinda tetap memilih untuk memasak sendiri bekal makan sang suami.
Baca juga: Semangat Perubahan di Hari Kartini, Polresta Balikpapan Hadirkan Pelayanan Bernuansa Budaya
“Dari dulu sampai sekarang, Pak Wali selalu bawa rantangan dari rumah. Masakan saya sendiri. Beliau bilang, kalau tidak makan masakan Bunda, rasanya ada yang kurang,” kisah Rinda saat berbicara tentang makna Hari Kartini tahun ini.
Hari Kartini, menurut Rinda, bukanlah momen yang hanya dirayakan setiap bulan April dengan kebaya dan bunga.
Ia percaya, Kartini ada dalam setiap perempuan yang berani menegaskan jati dirinya, tanpa kehilangan kelembutan dan kesadaran akan kodratnya.
“Banyak perempuan sekarang yang justru lemah pada dirinya sendiri. Tidak tegas. Padahal yang kita butuhkan hari ini justru ketegasan, kemandirian, dan keberanian dalam makna yang positif,” ujarnya, Senin (21/4/2025).
Ia berbicara tidak dari teori, melainkan dari keseharian yang dijalaninya sendiri.
Di balik setiap agenda resmi, Rinda tetap memastikan rumah adalah tempat yang selalu hangat dan dirindukan.
Baca juga: Banyak Polwan Dekat Plaza Balikpapan, Pengendara Mengira Ada Razia Kendaraan Ternyata Diberi Mawar
Ia bangun lebih pagi agar bisa menyiapkan makanan untuk suami dan anak-anak, memastikan mereka kenyang sebelum ia beranjak menjalani tugas publik.
“Saya tidak mau keluar rumah sebelum memastikan anak-anak kenyang. Kalau ada kegiatan jam 7 pagi, saya bangun lebih awal untuk masak, jam 3 atau 4 pagi,” ungkapnya.
Menjadi seorang istri, menurutnya, bukan sekadar status. Melainkan seni menciptakan ruang rindu bagi keluarga.
“Pak Wali dan anak-anak, kalau satu hari saja tidak bertemu saya, itu luar biasa. Pulang ke rumah pasti yang dicari, ‘Mama mana?," ucapnya sambil tersenyum.
Namun Rinda juga tidak menutup mata pada dinamika perempuan modern yang sering kali lebih sukses dari pasangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.