Berita Samarinda Terkini

Kisah Sasva Vannes, Korban Bullying yang Kini Jadi Atlet Tarung Derajat Berprestasi Asal Samarinda

Kisah Sasva Vannes Fawarasi, korban bullying yang kini jadi atlet tarung derajat berprestasi asal Kota Samarinda.

Penulis: Nevrianto Hardi Prasetyo | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Nevrianto Hardi Prasetyo
ATLET TARUNG DERAJAT - Atlet tarung derajat asal Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Sasva Vannes Varawasi saat ditemui di GOR Latihan Gelora Kadrie Oening Sempaja Samarinda, Rabu (7/5/2025). Berawal dari korban bullying, Sasva kini jadi atlet tarung derajat berprestasi.(TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Olahraga beladiri kini tak hanya digeluti kaum adam saja.

Kini, olahraga beladiri juga banyak digeluti kaum hawa bahkan membuahkan prestasi membanggakan.

Salah satunya adalah perempuan kelahiran Samarinda, Sasva Vannes Farawasi.

Perempuan yang akrab disapa Sasva ini tertarik menggeluti beladiri tarung derajat berawal dari bullying atau perundungan yang dialaminya.

Selain itu, karena dirinya kerap melihat kakak laki-lakinya latihan tarung derajat.

"Sasva mulai menyukai olahraga beladiri tarung derajat dari umur 8 tahun. Awalnya karena ada dorongan dari orangtua dan mulai tertarik karena keren, terus ikut ternyata asyik. Kayak ada tantangannya sendiri dan mulai berani melawan kalau di-bully teman di sekolah," kata perempuan peraih medali emas PON XXI 2024 kepada TribunKaltim.co, Minggu (11/5/2025).

"Karena Sasva dulu sebelum masuk tarung sering di-bully. Lalu, seiring berjalannya waktu menjadi hobi buat Sasva, membawa Sasva berprestasi," lanjutnya. 

Baca juga: Terinsipirasi Kartini, Atlet Tarung Derajat Asal Samarinda Ini Semangat Torehkan Prestasi

Dikatakan Sasva, dirinya banyak mengalami perundungan selama masa sekolah.

"Dulu kan Sasva sering di-bully, terus udah bisa balas sampai bikin teman cowok jatuh tersungkur. Bayangindari kelas 1 di-bully sampai pernah nangis pulang sekolah. Terus kelas 5 SD kelahi sama cowok, adu pukul. Ketika SMP juga pernah diganggu sampai adu pukul juga,” katanya diiringi tawa.

"Kan saya sudah ikut beladiri, jadi kalau di-bully masih nangis, nanti saya yang kena marah ortu. Enggak ada yang mau bela. Tapi, kalau saya di-bully, ngelawan, terus ortu saya dipanggil sekolah karena saya membela diri sampai berantem nah ortu saya rela datang buat ngebela," ujarnya.

Meski mengalami perundungan, Sasva mengaku tidak trauma karena kini dirinya bisa membela diri,

"Kalau Sasva enggk ada masalah lagi kayaknya, karena kan kebanyakan temen SD dan SMP Sasva masih ketemu lagi di SMA yang sama. Kayaknya mau bully dah enggak berani. Jadi, kalau sekarang, alhamdulillah, belum ada gangguan. Selalu dalam lindungan, tapi masih berjaga jaga,” jelas Sasva.

Baca juga: Tarung Derajat Kaltim Sumbang  1 Emas, 4 Perak dan 2 Perunggu di PON XXI

Sasva juga membagikan jadwal latihannya sebagai petarung atau atlet tarung derajat yang membela Kalimantan Timur (Kaltim).

"Kalau berlatih bersama anggota tarung derajat Samarinda sepekan tiga kali. Sedangkan untuk latihan mandiri bisa hampir setiap hari. Biasanya Sasva latihan bersama di GOR Kadrie Oening Sempaja, latihannya dua jam. Tapi, jika latihan mandiri kondisional saja sesuai dengan waktu free Sasva. Walaupun sebentar, setidaknya pasti ada latihan mandiri walaupun sedikit seperti split, push up, dan sit up. Tapi kalau lagi banyak waktu, saat latihan mandiri bisa sampai empat jam ketika dirumah pelatih,” ucap Sasva.

Perempuan kelahiran 1996 ini pun membagikan manfaat yang dirasakan bagi tubuh ketika menggeluti beladiri tarung derjajat. 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved