Berita Balikpapan Terkini
Kena Semprot DPRD, Pertamina Walk Out saat Rapat Dengar Pendapat Soal Kelangkaan BBM di Balikpapan
Kelangkaan BBM di Kota Balikpapan dalam beberapa hari terakhir membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Balikpapan) meradang.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kelangkaan BBM di Kota Balikpapan dalam beberapa hari terakhir membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Balikpapan) meradang.
Imbasnya Pertamina Patra Niaga kena semprot para saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kantor DPRD, Balikpapan, Selasa (20/5).
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun menjadi sasaran kemarahan para anggota legislatif.
Para anggoat legislatif yang hadir dalam rapat tersebut menganggap statement yang dilontarkan tidak menjawab permasalahan yang sedang terjadi di Balikpapan, yakni langkanya bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.
Baca juga: Warga Balikpapan Antre BBM, 7 Poin Kesepakatan Pertamina dengan DPRD, Siap Minta Maaf
Kelangkaan BBM itu menyebabkan sejumlah kendaraan tampak mengantre hingga ratusan meter di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), hingga Selasa (20/5).
Antrean yang mengular tersebut turut menyebabkan arus lalu lintas di sekitar SPBU mengalami kemacetan panjang.
Fenomena tersebut lantas memantik amarah para anggota legislatif, yang kemudian dituangkan dalam rapat.
Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri, sempat menanyakan kondisi pasokan BBM di SPBU setelah kelangkaan yang terjadi beberapa hari sebelumnya
"Jadi bagaimana pasokan pertamax hari ini?" tanya Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri.
Edi menegaskan, bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan intensif agar pasokan BBM, khususnya Pertamax, tetap berjalan lancar dan tidak terjadi kelangkaan.
"Alhamdulillah supply BBM hari ini di semua SPBU sudah terisi sama seperti sebelum terjadinya kekosongan," katanya.
Situasi semakian memanas saat para anggota legislatif teriak dan menghentakkan meja, seolah tidak setuju dengan pernyataan yang dilontarkan Edi.
Pernyataan tersebut ditepis Anggota Komisi III DPRD, Halili Adi Negara, ia menekankan bahwa kondisi Balikpapan tengah diwarnai kemacetan panjang akibat antrean yang mengular.
"Jangan asal berbicara, lihat kondisi di lapangan seperti apa, antrean masih panjang, macet dimana-mana, ini hak masyarakat," tandasnya.
Suasana rapat tak berangsur kondusif, suara-suara para anggota dewan terus saling bersautan untuk mewakili keluhan masyarakat.
Baca juga: Berikut 7 Kesepakatan Pertamina dan DPRD Balikpapan Cara Selesaikan BBM Langka
Senada demikian, Anggota Komisi III DPRD, Baharuddin Daeng Lala turut mengeluhkan suasana Kota Balikpapan yang saat dihadapkan dengan kelangkaan BBM.
"Pastikan dulu koutanya aman, bagaimana bisa bilang aman-aman tapi nyatanya masyarakat masih kesusahan nyari bahan bakar minyak," katanya.
Suasana rapat tersebut mendadak memanas setelah satu demi satu interupsi dari para anggota legislatif dilemparkan ke pihak manajemen Pertamina Patra Niaga.
Anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Ari Sanda mendesak adanya evaluasi jajaran direksi Pertamina lantaran tidak menuntas polemik kelangkaan BBM di Kota Minyak.
"Efek permasalahan di Balikpapan bisa menyebabkan kerusuhan, jangan sampai kondusifitas Kota Beriman terganggu akibat kelangkaan BBM dari Pertamina," tandasnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Balikpapan, Andi Arif Agung menyebut kelangkaan yang terjadi akibat buruknya tata kelola dalam hal pendistribusian pasokan BBM.
"Pertamina maunya apa? Mau terus menguji kesabaran masyarakat kota Balikpapan? Ini salah tata kelola. Jangan sampai ada kelangkaan, jangan sampai ada antrean berkepanjangan lagi di SPBU Balikpapan,".
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun memastikan pasokan BBM jenis Pertamax untuk wilayah Balikpapan dalam kondisi aman.
"Perlu saya luruskan klarifikasi, bahwa InsyaAllah kondisi SPBU di Balikpapan semua sudah normal, mulai besok pagi itu tidak ada lagi kelangkaan BBM," katanya.
Situasi semakian ricuh saat para anggota legislatif teriak dan menghentakkan meja, lantaran tidak setuju dengan pernyataan yang dilontarkan Edi.
Alih-alih menjawab pertanyaan terkait kelangkaan BBM, Edi justru enggan berspekulasi lebih jauh.
Lantas memilih meninggalkan forum rapat lantaran merasa terintimidasi atas sikap para anggota dewan.
"Saya merasa terintimidasi," ucapnya singkat.
Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri menyayangkan sikap jajaran Pertamina Patra Niaga yang meninggalkan forum rapat secara tidak terhormat.
"Mereka tidak menjelaskan secara gamblang. Bahasa mereka bakal normal, tapi tidak transparan dalam menyampaikan data kuota BBM," .
Baca juga: Sejumlah SPBU di Paser Alami Kelangkaan BBM Jenis Pertamax, Warga Beralih ke Eceran
Antrean Mengular
Sementara antrean panjang BBM masih mengular di hampir semua SPBU di Balikpapan, Selasa (20/5)
Misalnya di SPBU Batakan Balikpapan. Pengamatan Tribun Kaltim., pengendara masih bersedia menunggu meski cuaca relatif tak bersahabat.
Saat hujan turun sedikit lebih deras, hanya sebagian kecil yang memilih beranjak dari SPBU Batakan.
Sebagian lagi memilih bertahan, sebagian lagi memilih berteduh di dalam area SPBU dan meninggalkan kendaraannya.
Pantauan di lapangan, antrean kendaraan mengular sejauh kurang lebih 260 meter.
Baca juga: DPRD Balikpapan Bersitegang dengan Pertamina saat RDP Bahas Kelangkaan BBM di Kota Minyak
Salah satu pengendara, Akmal, mengaku terkejut masih terjadi antrean hingga siang hari.
Sepengetahuannya, suplai BBM sudah kembali normal sedari pagi.
"Saya kira, pagi tadi sudah normal. Cuma karena takut masih panjang antrean, jadi saya rencananya agak siangan aja," ucap Akmal.
Alhasil dia memutuskan untuk tetap menunggu agar bisa mengisi bahan bakar kendaraannya.
"Kalau saya coba cari ke (SPBU) Sepinggan, takutnya habis duluan bensinnya," imbuh Akmal.
Terpantau hingga pukul 12.00 WITA, kondisi belum banyak berubah.
Dimana antrean kendaraan masih terjadi, para pengendara tetap menunggu dengan harap-harap cemas.
Informasi yang dihimpun dari pengelola SPBU, pengisian Pertamax sudah dilakukan sekitar pukul 06.00 WITA. Namun karena permintaan yang cukup tinggi, alhasil Pertamax langsung ludes pada pukul 09.30 WITA.
Situasi yang sama terus berlangsung hingga malam hari.
Antrean kendaraan tampak mengular di beberapa lokasi SPBU utama.
Di SPBU Tumaritis, antrean kendaraan sudah tampak sejak sore hari, memanjang dari persimpangan menuju Batu Ampar hingga sebelum tanjakan Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD). Sementara di SPBU depan Bank Mandiri MT Haryono, antrean kendaraan bahkan mengular hingga kawasan Living Plaza Balikpapan.
Kemacetan juga terjadi di SPBU DAM MT Haryono, di tempat ini antrean terbagi di dua sisi, dari arah Perumahan Citraland hingga ke depan Jalan Siaga. Situasi serupa terjadi di SPBU Stalkuda, di mana antrean mengular dari arah Komplek Balikpapan Superblock.
Baca juga: Antrean BBM di Sejumlah SPBU di Balikpapan Mengular hingga Malam Hari
Kepadatan juga terlihat di SPBU depan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, dengan antrean kendaraan memanjang di dua sisi jalan, dari depan Hotel Hai hingga mendekati kantor BMKG.
Meski aparat kepolisian telah dikerahkan untuk membantu pengamanan dan pengaturan lalu lintas, antrean panjang tetap terjadi akibat tingginya permintaan dan pasokan BBM yang belum sepenuhnya normal.
Hingga malam hari, antrean di beberapa titik masih berlangsung dan menjadi perhatian masyarakat yang berharap pasokan BBM segera stabil.
Siap Mengundurkan Diri
Rapat dengar pendapat (RDP) antara Pertamina Patra Niaga dan DPRD serta Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menghasilkan tujuh poin kesepakatan penting.
RDP yang digelar pada Selasa, (20/5) sore itu merupkan kelanjutan RDP sebelumnya yang tak menghasilkan keputusan.
Dalam RDP ini PT Pertamina Patra Niaga, diwakili oleh Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander Susilo
Dalam RDP ini anggota DPRD Balikpapan kembali meluapkan amarahnya soal kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax di Kota Minyak.
Ketua DPRD Balikpapan Alwi Al Qadri mengaku resah dengan fenomena kelangkaan BBM yang hampir melumpuhkan semua kegiatan yang ada di kota Balikpapan.
"Saya ingin GM memastikan tidak ada lagi kelangkaan BBM yang terjadi di Kota Balikpapan, kasihan loh, masyarakat ini jadi terdampak akibat ulah pertamina," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan Muhammad Taqwa menekankan bahwa Pertamina selaku perusahaan BUMN yang menjadi kepanjangan tangan pemerintah telah berbuat dzalim terhadap masyarakat.
"Saya ingatkan kepada Bapak, agar jangan merasa aman dan jangan merasa hebat karena berbuat kurang ajar menyalurkan pelayanan yang tidak maksimal kepada warga," ucapnya.
Dalam hal ini, Taqwa menanyakan kejelasan terkait pasokan BBM yang diasumsikan bisa bertahan hingga 4-5 hari ke depan.
Pasalnya, Alexander Susilo menjanjikan pasokan BBM yang masuk ke Balikpapan akan bertahan hingga 15 hari ke depan.
"Jangan main-main dalam menyampaikan statement, apa buktinya? Pertamina dalam hal ini selalu menyampaikan informasi yang tidak benar, membuat harapan palsu kepada masyarakat," ujarnya.
Alexander menerangkan, pihaknya akan mengupayakan pasokan BBM di Balikpapan bisa bertahan lebih lama dari apa yang diharapkan.
"Pasokan yang datang 8.000 KL dengan harapan itu bisa bertahan hingga 12-15 hari," ucapnya.
Dalam pertemuan itu akhirnya dihasilkan 7 kesepakatan, yakni Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan bertanggung jawab dan menyampaikan permohonan maaf secara resmi kepada seluruh masyarakat Kota Balikpapan melalui media massa, baik cetak maupun online, serta melalui akun media sosial resmi PT Pertamina Patra Niaga untuk dapat diunggah kembali pada akun media sosial resmi Pemerintah Kota Balikpapan.
Kemudian PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan memenuhi kuota kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kota Balikpapan sesuai penugasan dari pemerintah pusat, dan dipastikan permasalahan ini tidak terulang kembali.
Ketiga Pemerintah Kota Balikpapan agar mengusulkan penambahan kuota solar, pertalite, dan gas LPG 3kg sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Balikpapan.
Baca juga: Sebutan Kota Minyak Viral Imbas Kelangkaan BBM, Warga Balikpapan Anggap Sudah Tak Relevan Lagi
Kesepakatan keempat menambah sarana dan prasarana pendistribusian Pertalite di Kota Balikpapan minimal sebanyak 80 persen.
Kemudian meminta agar SPBU dibuka 24 jam sampai situasi normal kembali.
Keenam mengevaluasi kinerja Public Relation/Humas, Sales Executive, dan Sales Area Manager Kaltimut PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan.
Dan yang terakhir dalam hal pihak PT Pertamina Patra Niaga tidak dapat memenuhi poin nomor 1 s.d. 6, maka pihak manajemen PT Pertamina Patra Niaga Area Kalimantan khususnya Balikpapan, siap mengundurkan diri dari jabatannya.
Ke tujuh poin tersebut dituangkan melalui berita acara (BA) yang ditandatangani oleh Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri, Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander Susilo dan pihak terkait yang hadir dalam rapat. (*)
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20250521_hl-tribun-kaltim.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.