Sepak Bola Dunia
Menpora Iran Surati FIFA, Desak Israel Dicoret dari Semua Kompetisi Usai 3 Insan Sepakbola Tewas
Ketiganya adalah Ali Moradi, pesepak bola profesional; Alireza Khalaj, seorang pemain futsal; dan Mohammad Asadi, yang berprofesi sebagai wasit
TRIBUNKALTIM.CO -Menpora Iran surati FIFA, desak Israel dari semua kompetisi usai 3 insan sepakbola tewas.
Ya, 3 insan sepakbola Iran disebut tewas imbas serangan brutal Israel ke Iran.
Ketiganya adalah Ali Moradi, seorang pesepak bola profesional; Alireza Khalaj, seorang pemain futsal; dan Mohammad Asadi, yang berprofesi sebagai wasit sepak bola.
Atas hal ini Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Iran, Ahmad Donyamali, mengirim surat resmi ke FIFA menuntut sanksi total untuk Israel menyusul tewasnya tiga insan sepak bola Iran tersebut.
Baca juga: Kevin Diks Akhirnya Tiba di Copenhagen, Sempat Tertahan di Qatar saat Iran Serang Pangkalan AS
Dikutip dari laman varzesh3, Rabu (25/6/2025) menyebutkan Menpora Iran, Ahmad Donyamali, telah mengirimkan surat resmi kepada Presiden FIFA, Gianni Infantino, dengan satu tuntutan yang tegas dan tanpa kompromi.
Yakni, melarang dan membekukan keanggotaan Federasi Sepak Bola Israel di FIFA dari seluruh aktivitas sepak bola internasional.
Surat tersebut, menurut Donyamali seiring duka mendalam yang menyelimuti komunitas olahraga Iran atas tewasnya tiga insan olahraga mereka.
Dalam surat Menpora, pemerintah Iran menuding bahwa kematian mereka adalah akibat langsung dari tindakan agresi yang dilakukan oleh Israel di Iran/
Menurut Donyamali, dalam komunikasinya dengan FIFA, Iran tidak hanya menyuarakan duka.
Tetapi juga melayangkan gugatan berdasarkan prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi oleh FIFA sendiri.
"Bagaimana FIFA, sebagai badan yang mempromosikan perdamaian dan berpegang pada piagam hak asasi manusia, dapat tetap diam ketika para atlet dan wasit kami menjadi korban dari kebrutalan?" kata Donyamali dilansir varzesh3.
"Kehadiran Israel di panggung sepak bola internasional saat ini bukan lagi sekadar partisipasi, melainkan sebuah legitimasi terhadap tindakan mereka yang merenggut nyawa. Kami menuntut tindakan nyata, bukan hanya kata-kata," kata Donyamali dalam suratnya ke FIFA.
Seruan dan desakan mengeluarkan Israel ini bukan pertama kalinya ke FIFA.
Tetapi baru kali ini, Iran mengirim surat resmi yang didasarkan pada korban spesifik dari komunitas sepak bola.
Sehingga desakan ke FIFA memberikan bobot yang berbeda pada tuntutan kali ini, agar Israel dikeluarkan dari semua kompetisi FIFA.
Donyamali mendesak FIFA untuk menerapkan standar yang sama seperti yang pernah mereka lakukan pada negara-negara lain di masa lalu.
Sejarah mencatat, FIFA tidak sepenuhnya anti terhadap intervensi politik jika situasinya dianggap ekstrem.
Federasi Sepak Bola Rusia dibekukan dari semua kompetisi setelah invasi ke Ukraina.
Yugoslavia juga pernah merasakan sanksi serupa di tengah perang Balkan.
Iran menggunakan preseden ini sebagai landasan argumen mereka.
Iran menuduh FIFA menerapkan standar ganda jika gagal mengambil tindakan tegas terhadap Israel.
Presiden FIFA Gianni Infantino dan jajaran komite eksekutif FIFA kini dipastikan berada dalam posisi yang sangat sulit.
Mereka memiliki kebijakan lama untuk menolak pencampuran politik dengan olahraga.
Namun di sisi lain, tekanan dari negara anggota seperti Iran, yang didukung oleh banyak negara lain di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya, tidak bisa diabaikan.
Keputusan apa pun yang akan diambil oleh FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) akan memiliki dampak yang sangat besar.
Jika mereka mengabulkan permintaan Iran maka akan menjadi gempa bumi politik dalam dunia olahraga.
Bisa juga berpotensi memicu reaksi balasan dari Israel dan sekutunya.
Namun, jika mereka menolak atau memilih untuk diam, FIFA berisiko kehilangan kredibilitas.
Karena FIFA mengabaikan seruan keadilan dari salah satu anggotanya di saat duka.
Iran Bisa Dicoret
Konflik bersenjata Iran dengan Israel dan militer Amerika Serikat membuat keikutsertaan Timnas Iran di Piala Dunia 2026 terancam dicoret FIFA.
FIFA akan memutuskan ikut tidaknya Iran, yang sudah lolos mengamankan satu tiket di Piala Dunia 2026.
Piala Dunia 2026 sendiri dijadwalkan digelar di Amerika Serikat, Meksiko dan Kanada.
Apakah konflik bersenjata Israel-Iran akan menggugurkan partisipasi Iran di Piala Dunia 2026?
“Tidak ada ketentuan dalam regulasi FIFA yang mencegah Iran memainkan pertandingan grup mereka di Amerika Serikat, meskipun negara tersebut menjadi sasaran aksi militer oleh pemerintahan Trump dan warga negara Iran dikenai larangan perjalanan yang mencegah mereka memasuki negara itu,” tulis jurnalis The Guardian, Paul MacInnes.
“Larangan tersebut mengandung pengecualian yang bisa berlaku bagi para pemain, staf, atau keluarga yang terkait dengan tim peserta Piala Dunia 2026,” tulisnya dalam artikel yang dirilis The Guardian pada Senin (23/6/2025).
Iran memastikan kelolosan ke Piala Dunia 2026 pada Maret silam.
Skuad beralias Team Meli itu selalu lolos dalam empat edisi terakhir Piala Dunia.
Iran jadi tim keenam yang memastikan partisipasi di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada 2026.
Apabila bicara level Asia, Mehdi Taremi dkk jadi tim kedua yang menembus Piala Dunia 2026 setelah Jepang.
Sejatinya ada skenario yang bisa menghindarkan Iran dari kewajiban bermain di tanah Paman Sam.
Team Melli mesti tergabung ke dalam Grup A yang seluruh pertandingannya digelar di Meksiko.
Apabila jadi juara Grup A Iran akan tetap berada di Meksiko untuk babak 32 besar dan 16 besar.
Namun, situasinya akan rumit andai negara yang pernah menelurkan talenta hebat seperti Ali Daei itu melaju lebih jauh.
Iran harus bertanding di Amerika Serikat.
Mayoritas laga-laga Piala Dunia 2026 memang dipertandingkan di Negeri Paman Sam, persisnya 78 dari total 104 pertandingan.
Mengutip The Guardian, FIFA sejauh ini belum memberikan tanggapan atas perkembangan situasi terkini antara Iran dan AS.
FIFA diperkirakan masih mempertimbangkan berbagai opsi jelang undian grup Piala Dunia 2026 pada Desember mendatang.
“Keputusan ini akan menjadi hal yang sulit bagi presidennya, Gianni Infantino, yang menjalin kedekatan dengan Presiden Donald Trump, sosok yang mengizinkan penggunaan bom AS terhadap situs nuklir Iran akhir pekan lalu,” tulis The Guardian.
Infantino dan Dewan FIFA akan mengambil keputusan akhir terkait format undian dan keikutsertaan negara peserta, meskipun panitia penyelenggara kompetisi juga akan diberi ruang untuk memberikan masukan.
Panitia tersebut terdiri dari perwakilan Kanada, Meksiko, dan Iran, serta dipimpin oleh Presiden UEFA Aleksander Ceferin.
Pada 2022, Ceferin memutuskan memisahkan Ukraina dan Belarus dalam undian kompetisi UEFA menyusul invasi Rusia ke Ukraina.
Langkah semacam ini bisa menjadi solusi bagi FIFA.
Sebelumnya pernah terjadi sebuah tim dihukum tak boleh berpartisipasi dalam ajang bergengsi sepak bola karena perang.
Serangan Yugoslavia kepada Bosnia-Herzegovina membuat Yugoslavia tak boleh turut serta di Euro 1992.
Tempat Yugoslavia kemudian digantikan oleh Denmark.
Sementara itu Rusia dihukum FIFA dalam jangka waktu tanpa batas akibat invasi ke Ukraina.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul 3 Insan Sepak Bola Tewas, Menpora Iran Surati FIFA Tuntut Israel Dicoret dari Semua Kompetisi
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.