Berita Balikpapan Terkini

Puskesmas Kariangau Balikpapan Lakukan Validasi Data untuk Penanganan Stunting

Program pengentasan stunting di wilayah kota Balikpapan terus digencarkan mulai dari tingkat Kelurahan hingga ke tingkat RT

Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO/PUSKESMAS KARIANGAU
STUNTING - Kepala Puskesmas Kariangau, dr. Nur Ayu Hasanah saat menerima bantuan suplemen vitamin tambahan guna mengatasi stunting melalui program "Tas Batik Emas" atau Atasi Balita Stunting dengan Pangan Lokal yang diluncurkan di kantor Kelurahan Kariangau pada Jumat lalu (27/6/2025).(TRIBUNKALTIM.CO/HO/PUSKESMAS KARIANGAU) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN — Program pengentasan stunting di wilayah kota Balikpapan terus digencarkan mulai dari tingkat Kelurahan hingga ke tingkat RT. 

Program ini tidak hanya melibatkan pemerintah tetapi juga pihak swasta seperti yang dilakukan oleh PT Petrosea Tbk yang bekerjasama dengan Puskesmas Kariangau, Balikpapan Barat yang menyalurkan bantuan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) di pilar kesehatan.

Program terbaru bertajuk "Tas Batik Emas" atau Atasi Balita Stunting dengan Pangan Lokal untuk Generasi Emas. Progam ini diluncurkan di Kelurahan Kariangau, Balikpapan Barat, bekerja sama dengan Puskesmas dan pemerintah kelurahan setempat.

Peluncuran program ini menjadi langkah strategis Petrosea dalam mendukung target nasional penurunan angka stunting, yang pada tahun 2025 Puskesmas Kariangau menargetkan penurunan dari 19 persen menjadi 11 persen.

CSR PT Petrosea Tbk, Sondang Purba, menjelaskan bahwa kegiatan "Tas Batik Emas" menjadi bagian dari dukungan fasilitas di sektor kesehatan berbasis masyarakat.

Baca juga: Program Andalan dalam Tekan Stunting di Mahakam Ulu Kaltim, Sasar Ibu Hamil hingga Keluarga

Program ini terfokus pada pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dikelola oleh kader Posyandu di lima wilayah RT ring satu Petrosea, yakni RT 1, RT 2, RT 3, RT 14, dan RT 16 Kelurahan Kariangau.

“PMT ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi balita, tetapi juga menjadi bentuk pemberdayaan ekonomi kader Posyandu karena mereka yang mengelola menu dan pengolahannya,” jelas Sondang Purba.

Setiap bulan, Petrosea melakukan intervensi dengan memberikan makanan bergizi sesuai standar Kementerian Kesehatan RI, yang disesuaikan melalui diskusi dan pendampingan dari ahli gizi Puskesmas Kariangau.

Langkah awal dari program ini dimulai dengan penjaringan terhadap 30 balita yang terindikasi stunting di Kelurahan Kariangau. Balita tersebut menjalani pemeriksaan menyeluruh, termasuk pemeriksaan darah lengkap untuk mengidentifikasi kadar hemoglobin (HB).

“Fokus kami pada balita dengan HB di bawah 11,5 karena itu indikator anemia, yang merupakan faktor risiko utama terjadinya stunting,” ungkap Sondang.

Dari hasil seleksi, tiga balita dari RT 9 terpilih untuk mendapatkan PMT intensif selama 60 hari. Selain makanan tambahan, mereka juga mendapat vitamin dan obat-obatan sebagai penunjang selama proses tiga bulan tersebut guna mendukung peningkatan status gizi dan kesehatannya.

Setelah tiga bulan, akan dilakukan evaluasi tahap kedua dengan penjaringan dan pemeriksaan ulang.

Program ini bersifat berkelanjutan, dan Petrosea berkomitmen memberikan bantuan secara bertahap serta berkelanjutan. 

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kariangau, dr. Nur Ayu Hasanah, mengapresiasi konsistensi Petrosea dalam membantu penanganan gizi anak sejak tahun 2012.

Menurutnya, program "Tas Batik Emas" merupakan inovasi lanjutan yang lahir dari analisis data gizi sebelumnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved