Tribun Kaltim Hari Ini

Pengantin Baru Hilang di Laut, KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali

Pasangan suami istri, Bintang Nur Hidayat dan Elly, menjadi korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025). 

Editor: Doan Pardede
Tribun Kaltim
KAPAL TENGGELAM - Headline Tribun Kaltim hari ini 4 Juli 2025 Pengantin Baru Hilang di Laut, KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali.(Tribun Kaltim) 

TRIBUNKALTIM.CO - Pasangan suami istri, Bintang Nur Hidayat dan Elly, menjadi korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025). 

Pengantin baru itu menikah enam bulan lalu, dan Elly sedang mengandung lima bulan. 

Warga Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) itu hingga kini belum ditemukan. 

Bintang diketahui berprofesi sebagai sopir pengangkut sembako dan rutin menyeberang ke Bali. 

Baca juga: Terbaru! Lengkap Nama Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali, KMP Tunu Pratama Jaya Bawa 53 Penumpang

"Mereka baru setengah tahun menikah. Mungkin karena hamil, Ely ingin dekat terus dengan suaminya," kata Suryat, kerabat korban, saat ditemui di ruang tunggu Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi, Kamis (3/7). 

Menurut Suryat, keluarga awalnya sempat menyarankan agar Ely tidak ikut dalam perjalanan kali ini karena sedang hamil besar. 

Namun, Ely bersikeras menemani sang suami. 

“Katanya dia kuat, enggak apa-apa ikut,” ucap salah satu kerabat lain yang berada di lokasi. 

Keluarga mengaku mengetahui informasi kapal tenggelam dari media sosial, lalu langsung menuju Pelabuhan Ketapang untuk mencari kabar. 

Hingga kini, keduanya belum ditemukan, namun keluarga tetap berharap Ely dan Bintang masih selamat. 

“Seharusnya selamat karena mereka pasti pakai pelampung. Tapi kami juga khawatir karena mungkin mereka tidur di dalam truk, namanya juga malam dan capek. Tapi kekhawatiran itu kami tepis, kami yakin mereka bisa ditemukan dalam keadaan selamat,” ujar Suryat dengan suara bergetar. 

Tenggelam 

Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam. 

KAPAL TENGGELAM - Headline Tribun Kaltim hari ini 4 Juli 2025 Pengantin Baru Hilang di Laut, KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali.(Tribun Kaltim)
KAPAL TENGGELAM - Headline Tribun Kaltim hari ini 4 Juli 2025 Pengantin Baru Hilang di Laut, KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali.(Tribun Kaltim) (Tribun Kaltim)

Kapal tersebut membawa 53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan. 

Menurut laporan, kapal tersebut mengalami kebocoran mesin dan mengeluarkan panggilan darurat sebelum kehilangan kontak. 

Sebelum tenggelam, KMP Tunu Pratama Jaya diketahui sempat meminta pertolongan melalui radio. 

Hal ini dikonfirmasi oleh Kasi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli KSOP Tanjung Wangi, Ni Putu Cahyani. 

"Saya dapat informasi memang KMP Tunu Pratama Jaya pada pukul 23.17 WIB, itu meminta pertolongan melalui radio," tutur Ni Putu Cahyani, Kamis (3/7), dikutip dari TribunJatim.com. 

Setelah meminta pertolongan, kapal tersebut tenggelam pada pukul 23.35 WIB, atau sekitar 25 menit setelah berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. 

Berdasarkan catatan dari pihak berwenang, KMP Tunu Pratama Jaya sedang melayani penumpang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. 

Empat orang selamat 

Sebanyak tiga penumpang dan satu awak kapal KMP Tunu Pratama Jaya berhasil selamat dari insiden tenggelamnya kapal tersebut. 

Awak kapal yang selamat diketahui bernama Sandi Wariyawan, yang bertugas sebagai Kepala Kamar Mesin (KKM).

Sementara itu, tiga penumpang yang berhasil menyelamatkan diri adalah Romi Alfa Hidayat, Manson, dan Saroji. 

Ketiga penumpang tersebut merupakan warga Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi.

Sedangkan alamat kru masih ditelusuri. 

Keempat orang tersebut berhasil menyelamatkan diri dengan menaiki sekoci saat kapal tenggelam. 

"Saat kapal tenggelam, kru kapal menurumkan sekoci dan menyelamatkan tiga penumpang tersebut," ujar Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra. 

Mereka membawa skoci tersebut ke daratan terdekat dan kemudian ditemukan oleh warga di perairan wilayah Cekik, dekat Pelabuhan Gilimanuk. 

"Alhamdulillah keempatnya dalam kondisi sehat. Saat ini mereka berada di Pelabuhan Gilimanuk," katanya. 

Rama menyampaikan, penumpang yang merupakan warga Banyuwangi kemungkinan besar akan dipulangkan ke daerah tersebut.

Namun, rencana pemindahan ini masih menunggu koordinasi lebih lanjut. 

Kerahkan Sumber Daya 

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, Pemkab Banyuwangi melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait terlibat penuh dalam proses penanganan tersebut. 

“Kami turut bela sungkawa atas tenggelamnya Kapal KMP Tunu Pratama Jaya. Semoga korban yang meninggal dunia mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan yang dalam perawatan segera diberi kesembuhan,” kata Ipuk, Kamis (3/7/2025). 

Baca juga: KMP Tunu Pratama Jaya: Kapal Feri Tenggelam di Selat Bali Bawa Puluhan Penumpang dan Kendaraan

“Seluruh jajaran Pemkab Banyuwangi yang terkait turut aktif dalam penanganan tragedi ini,” imbuhnya. 

Ipuk mensiagakan sejumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Sejak semalam sejumlah armada ambulance sudah bersiaga.

RSUD Blambangan juga telah menyiapkan ruang khusus bagi para korban yang membutuhkan tindakan medis.

Tenaga kemanusiaan di bawah BPBD Banyuwangi dan Tagana Dinsos Banyuwangi juga turut aktif membantu tim evakuasi. 

“Bersamaan itu, pemkab juga telah melakukan asesmen awal atas korban meninggal guna memastikan penanganan yang tepat. Mulai dari pendampingan psikologis hingga bantuan untuk keluarga,” terang Ipuk. 

Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Banyuwangi, MY Bramuda, mengatakan, atas perintah Bupati Ipuk, pihaknya juga juga menyiapkan bantuan makanan untuk membantu logistik tenaga relawan maupun keluarga korban yang berkumpul di Pelabuhan Ketapang. 

Diketahui, kapal motor penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali pada Rabu (2/7/2025) pukul 22.56 WIB. 

Di atas kapal terdapat 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal, serta 22 kendaraan. 

Meski cuaca saat itu dilaporkan tidak bersahabat, kapal tetap melanjutkan pelayaran. 

Sekitar pukul 23.20 WIB, kapal mengirimkan sinyal darurat karena diduga mengalami kebocoran di ruang mesin. 

“Pukul 23.20 WIB kami mendapat info dari perwira jaga KMP Tunu Pratama Jaya soal panggilan distress,” kata Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi, Kamis (3/7). 

Hanya berselang 15 menit, tepat pukul 23.35 WIB, kapal dinyatakan tenggelam. 

Petugas jaga Syahbandar menyebutkan, kapal terlihat terbalik sebelum akhirnya hanyut ke arah selatan. 

Informasi lain di jaringan komunikasi pelayaran menyebutkan, kapal sempat mengalami black out setelah mengirim permintaan tolong melalui saluran komunikasi maritim Channel 17. 

Pada Kamis (3/7) pukul 00.22 Wita, kapal dinyatakan telah terbalik dan hanyut. (tribunnews)

Teriak, Doa dan Harapan

Imron (48) berjuang mati-matian bertahan hidup ketika terlempar dari KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam.
Imron, warga Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur awalnya tidak sempat pakai pelampung. 

"Saya kurang tahu pasti jam berapa naik ke kapal. Yang jelas saat di kapal itu saya sempat chattingan dengan teman saya, memberi kabar bahwa saya sudah di kapal," ujarnya, Kamis (3/6). 

Namun tak berselang lama, ia merasakan kapal terombang-ambing ke kanan dan kiri. 

Baca juga: 1 Mobil Brio Warna Hitam Dievakuasi di Pelabuhan Batu Penajam dari KMP Muchlisa

Para kru kapal ia lihat berlarian, demikian penumpang yang berada di dalam ruangan terlihat keluar dan mengambil rompi pelampung. 

"Itu kejadiannya sekitar 10 sampai 15 menit sejak berangkat. Karena perasaan saya mulai tidak enak, saya langsung tutup ponsel. Tidak lama kemudian air masuk ke kapal," bebernya. 

Kerasnya gelombang air laut malam itu sempat menghempaskan Imron ke tiang kapal. Ia akhirnya terjatuh di laut, namun belum mendapatkan pelampung. 

"Tak lama kemudian saya lihat pelampung sekitar 4 meter dari saya, kemudian saya kejar. Agak kerepotan pakai pelampung di permukaan air. Berani tidak berani, saya memutuskan menyelam baru bisa pakai, dan ikat pelampung," katanya. 

Imron yang kelelahan setelah 30 menit mengejar pelampung, kemudian memutuskan istirahat sejenak. 

Hingga tak lama ada perahu karet yang mendekat padanya. 

"Perahu itu kondisinya belum mengembang. Butuh waktu sejam hingga perahu benar-benar mengembang dan bisa dinaiki," imbuhnya. 

Setelah mengembang sepenuhnya, perahu karet itu selanjutnya diisi 16 orang. 

Satu di antaranya perempuan dan sisanya laki-laki. 

Kendati berhasil selamat dari kapal tenggelam, namun 16 orang tersebut harus bertahan terombang- ambing berjam-jam di lautan. 

"Saya teriak-teriak di tengah laut minta tolong dari atas kapal karet itu serta baca-baca doa," ujarnya. 

Imron tak menampik jika dirinya sempat merasa putus asa. Sebab pada malam itu, ombak di lautan cukup tinggi. 

"Saya pikir, bisa selamat dari kapal tenggelam tapi tidak bisa selamat dari ombak. Ombaknya besar, seandainya digulung ombak mungkin semuanya yang di atas perahu karet sudah terkapar," ucapnya. 

Menurut Imron, diperkirakan kapal itu tenggelam pukul 23.29 wib. Sedangkan ia mendapat pertolongan nelayan sekitar pukul 05.30 wita. 

"Kalau dibilang trauma, pasti saya trauma naik kapal. Tapi mau bagaimanapun harus balik ke 

Banyuwangi naik kapal," tandas dia. 

Cemas menanti

Imam Bakri cemas menanti pasca menerima kabar kabar tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. 

Sejak menerima kabar pukul 03.30 Wita tadi, keberadaan istri dan anak keduanya yang masih balita belum diketahui. 

Imam terlihat banyak merenung saat ditemui tribun-bali.com di Posko ASDP Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Kamis (3/6). 

Wajahnya cemas menanti kabar istrinya bernama Fitri April Lestari (32) dan anak keduanya Afnan Aqiel Mustafa (3) yang belum ditemukan. 

Imam mengatakan istri dan anak keduanya bermaksud untuk menemui dia yang bekerja di Kota Denpasar. 

Keduanya berangkat dari Kecamatan Cluring, Banyuwangi dengan menumpang travel. 

"Kontak terakhir saya dengan istri saat dia memberi kabar sudah naik kapal. Setelah itu tidak ada kabar lagi," ucapnya. 

Hingga sekitar pukul 03.30 wita, Imam menerima panggilan telepon dari pihak travel, yang mengabarkan terjadi kecelakaan kapal. 

Perasaan tak nyaman sontak menghantui Imam. 

Sekitar pukul 04.00 Wita, ia bergegas menuju Gilimanuk untuk mencari keberadaan istri dan anaknya. 

Namun hingga Kamis siang, belum ada kabar keberadaan istri dan anaknya. 

"Saya terus berdoa sambil cari data keberadaan istri dan anak, namun sampai saat ini belum ada informasi. Saya berharap anak dan istri saya segera ditemukan dan dalam kondisi selamat," ucapnya. 

Kronologi Tenggelammnya KMP Tunu Pratama Jaya 

- Pukul 22.56 WIB: KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang. 

- Pukul 23.16 WIB: Terdengar panggilan bantuan di channel 17 radio kapal. Diduga kapal mengalami kebocoran mesin.
-Pukul 23.20 WIB: Perwira jaga kapal melakukan panggilan darurat (distress call). 

- Pukul 23.25 WIB: Petugas jaga Syahbandar melaporkan kapal sudah tenggelam dan hanyut ke arah selatan. 

- Hingga dini hari: Tim SAR menerima laporan dan mulai melakukan operasi pencarian.

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved