Berita Paser Terkini
Pemkab Paser Komitmen Percepatan Penurunan Angka Stunting, Ada 2 Strategi yang Disiapkan
Pemkab Paser menunjukkan komitmen serius dalam mewujudkan masyarakat sehat melalui percepatan penurunan angka stunting
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser menunjukkan komitmen serius dalam mewujudkan masyarakat sehat melalui percepatan penurunan angka stunting.
Upaya ini menjadi bagian integral dari visi pembangunan daerah Paser yang Tangguh, Unggul, Transformatif, Adil dan Sejahtera (TUNTAS) dengan menempatkan kesehatan masyarakat sebagai prioritas utama, Kamis (10/7/2025).
Baca juga: Bertanding Sambil Belajar, 18 Judoka Muda Samarinda Siap Unjuk Gigi di Kapolres Paser Cup 2025
Strategi penurunan stunting dikemas dalam dua bentuk intervensi utama, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Keduanya dilakukan secara terpadu dan lintas sektor, yang diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Paser.
Kepala DP2KBP3A, Amir Faisol, menerangkan bahwa intervensi spesifik menyasar langsung pada perbaikan gizi bagi kelompok rentan seperti bayi, balita, dan ibu hamil, yang mendapat layanan kesehatan primer dari Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pusban).
"Pelayanan kesehatan menjadi kunci utama dalam intervensi spesifik. Ini mencakup pemantauan tumbuh kembang balita, pemberian makanan tambahan, serta pemeriksaan rutin bagi ibu hamil," terang Amir.
Langkah tersebut diharapkan dapat mempercepat deteksi dan penanganan kondisi gizi buruk, yang menjadi salah satu penyebab utama terjadinya stunting pada anak-anak usia dini.
"Puskesmas di berbagai wilayah kini aktif menggelar posyandu dan menyediakan layanan gizi gratis sebagai bentuk dukungan dalam mencegah stunting," tambahnya.
Sementara di sisi lain, intervensi sensitif lebih menitikberatkan pada faktor tidak langsung yang memengaruhi status gizi. Pendekatan itu mencakup aspek ketahanan pangan, akses pendidikan, dan konsumsi protein hewani di masyarakat.
Lebih lanjut disampaikan, beberapa OPD turut mengambil bagian sesuai dengan fungsi masing-masing.
"Dinas ketahanan pangan bertugas menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan, sedangkan dinas perikanan memastikan masyarakat dapat mengakses ikan sebagai sumber protein penting," ungkapnya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Paser juga tidak tinggal diam, karena lembaga ini mendukung penyuluhan pencegahan stunting.
Dukungan yang diberikan melalui pendidikan anak usia dini, serta integrasi isu gizi ke dalam kurikulum kesehatan sekolah.
"DP2KBP3A sebagai penggagas strategi ini, turut memperkuat program keluarga berencana (KB). Tujuannya agar pasangan usia subur memiliki pemahaman serta akses terhadap perencanaan kehamilan yang sehat dan bertanggung jawab," ulasnya.
Amir menekankan bahwa upaya penurunan stunting bukanlah tugas satu instansi saja. Karena pendekatan intervensi sensitif tersebut, menuntut kolaborasi lintas sektor yang kuat.
"Semua pihak harus terlibat sesuai kapasitasnya, karena penurunan angka stunting adalah tanggung jawab bersama," tegasnya.
Melalui langkah kolaboratif ini, Pemerintah Kabupaten Paser berharap prevalensi stunting dapat ditekan secara berkelanjutan. Masyarakat yang sehat bukan hanya target pembangunan, tetapi fondasi utama menuju Paser TUNTAS. (*)
DP2KBP3A Paser Ungkap Pelaku Pelecehan Seksual Terhadap Anak Kebanyakan Orang Terdekat |
![]() |
---|
Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Paser Lampaui Orang Dewasa, 21 Kasus Terjadi dalam 8 Bulan |
![]() |
---|
Sat Polairud Paser Edukasi Nelayan Muara Adang, Dorong Kesadaran Jaga Kelestarian Laut |
![]() |
---|
Wabup Paser Ikhwan Antasari Minta Badan Permusyawaratan Desa Jadi Pilar Program Berjalan Efektif |
![]() |
---|
Ketua DPRD Paser Pastikan 6 Poin Tuntutan Mahasiswa Ditindaklanjuti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.